Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Kamis, 31 Mei 2012

Pemimpin

Karakter Pemimpin Perusahaan


Bagaimanakah anda menilai seorang sosok pemimpin dala perusahaan anda bekerja? Akankah pemimpin anda menjadi seorang pemimpin yang anda segani? dan bagaiamana jika tahta kepemimpinan dipercayakan kepada anda? Apakah anda merasa masih takut untuk menjadi seorang pemimpin yang berkarakter? dan disegani oleh bawahan anda? Menjadi sorang pemimpin dalam sebuah perusahaan adalah salah satu posisi jabatan dimanapun dan apapun tempat perusahaan anda bekerja. Apakah yang terlintas di benak pikiran anda ketika anda mendengar jabatan seorang pemimpin? Cerdas? Sempurna? Galak? Perfectionis? dan tidak menyenangkan? Bagaimanapun karakter yang anda gambarkan dalam imajinasi anda tentang seorang pemimpin, mau tidak mau suatu saat anda juga akan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan atau untuk hidup anda sendiri. Lalu bagaimanakah menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar dalam sebuah perusahaan? Sehingga anda dapat disegani oleh seluruh karyawan dan dapat mengembangkan kemajuan bagi perusahaan anda. Berikut adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang harapan sebuah perusahaan.
1. Visioner
Anda harus paham dengan benar tentang tujuan perusahaan anda, mau tidak mau andalah yang akan menjadi motor penggerak dalam perusahaan anda. Anda juga harus dapat menentuka arah tujuan perusahaan anda kedepan. Anda harus menentukan langkah konkrit tentang kemajuan perusahaan anda.
2. Teladan
Seorang pemimpin akan tergampar seorang makhluk yang sempurna dihadapan bawahannya, oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh yang baik terutama dalam bekerja di perusahaan sehingga dapat di contoh dengan para bawahannya, Kalau pemimpinnya baik, bawahannya juga akan mencontoh sebuah kebaikan. Dan perusahaan anda juga insyaALLAH akan berjalan dengan baik.
3. Berani Salah
Berapa banyak pemimpin yang salah kaprah mengenai masalah ini? seringkali kita lihat seorang pemimpin yang begitu marah ketika melihat bawahanya melakukan sebuah kesalahan? Pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang berani memberikan ruang kepada bawahannya untuk melakukan kesalahan. No Body perfect, sesempurna apapun seorang bawahan dalam bekerja, pasti akan melakukan sebuah kesalahan. Biarkan seorang bawahan mencerdaskan dirinya dengan cara berlajar dari sebuah kesalahan yang pernah dilakukan. Begitu pula anda. Ketika anda menjadi seorang pemimpin yang berbuat salah, maka bawahan anda akan ternsenyum melihat kecerdasan anda menangani kesalahan yang sudah anda buat. Biarkanlah kesalahan menjadi guru bawahan anda dalam bekerja.
4. Berkharisma
Kharisma seseorang dalam memimpin memang tidak bisa dibeli dengan apapun, namun anda sebagai seorang pemimpin perusahan bisa mempelajarinya dengan melakukan sebuah kebiasaan-kebiasaan. Kharisma seorang pemimpin akan muncul beriring dengan citra yang dimiliki, selain itu juga seorang pemimpin harus pandai-pandai berkomunikasi dengan para bawahannya, seorang pemimpin yang hebat tau bagaimana dia berkomunikasi dengan masing-masing karyawan. Sehingga kharisma dari seorang pemimpin akan dapat dirasakan dengan sendirinya oleh para bawahan.
5. Question and no advice
Memberikan nasihat kepada bawahan memang sangat benar. Namun terkadang, para bawahan sangat tidak senang dengan istilah "mengguri" yang ditimbulkan oleh seorang pemimpin yang selalu memberi nasihat. Karyawam seolah tak pernah di hargai atas etos kerja yang selama ini dia lakukan. Terkadang, memberikan pertanyaan seputar masalah-masalah perusahan kepada bawahan akan menjadi bijak, sehingga membuat para bawahan merasa di hargai dan menjadi agent of solution dalam sebuah perusahaan. Ketika anda sudah benar-benar bertanya dengan baik dan mendapatkan pertanyaan dengan baik pula, anda akan menemukan solusi yang tepat dalam menghadapi masalah perusahaan yang ada.

Menjadilah seorang pemimpin yang good vision, and good characther...



Kamis, 24 Mei 2012

Strategi Pemasaran

Hal yang sangat Penting dalam Pemasaran


Menjadi seorang yang bekerja dalam bidang pemasaran sangatlah tidak mudah. Orang yang bertahan pada bidang pekerjaan ini adalah orang yang sangat hebat. Bidang pemasaran adalah bidang ujung tombak dalam sebuah bisnis yang anda lakukan. Karena tenaga pemasaranlah barang dagangan kita dapat dikenal oleh orang lain yang nanti menjadi buyer atau konsumen setia. Tenaga pemasaran harus benar-benar dapat memastikan mendapatkan konsumen yang banyak dan harus dapat mempertahankan konsumen tersebut terhadap produk yang akan kita jual. Inilah yang menyebabkan beberapa pelaku bisnis sangat kesulitan sekali mencari tenaga kerja yang sangat ahli dalam bidang yang satu. Butuh keahlian khusus,kecerdasan, da ketelitian dalam memasarkan produk. Seorang marketer juga harus bisa meyakinkan orang lain agar dapat tersugesti dengan kata-kata jujur yang kita ungkap tentang sebuah produk yang akan dijual. Namun terdapat beberapa hal yang harus menjadi catatan penting oleh sorang marketer untuk meng goalkan produknya. Pertama: waktu. Seorang marketer harus mengerti waktu yang tepat untuk memasarkan produknya, jangan sampai produk yang mahal, bagus dan seharusnya dapat laku di pasaran menjadi sia-sia karena anda tidak memilih waktu yang tepat untuk memasarkan produk anda. Sebagai contoh, jika produk anda adalah produk buku sekolah. Alangkah lebih baik anda memasarkan produk anda pada bulan juni dan juli saat siswa sedang mempersiapkan tahun ajaran baru. Kedua: Gagal menguji headline. Sudah berapa banyak iklan produk yang sudah anda muat di berbagai media? ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi omset penjualan anda meningkat drastis. Anda perlu mencoba melakukan observasi tentang media tempat anda beriklan dengan pembeli yang sudah membeli produk anda, kalau tidak anda hanya akan membuang-buang uang saja untuk iklan di media dengan harga yang tidak murah. Ketiga: Memiliki List. Anda harus membuat list target konsumen yang akan anda incar, list target bisa disusun dari segi demografis, psikografis, perilaku membeli, dan karakter-karakter lain yang menjadi pembeda setiap jenis konsumen. Keempat: Komunikasi Tunggal. Anda memerluka iklan yang sangat bombastis yang akan membuat produk anda dikenal. Anda harus memilih-milih, media mana yang akan anda tunjuk sebagai pemasar terbaik anda. Jangan ragu-ragu untuk membuat Iklan besar pada media tersebut jika memang ada yakin media itu dapat mejadikan produk anda laku. Kelima: Melanjutkan Dialog. Ketika anda sudah merasa berhasil untuk berdialog atapun mendapatkan banyak konsumen dengan keahlian anda. Hal yang lebih penting yang seharusnya anda lakukan adalah, bagaimana anda melanjutkan dialog anda pada konsumen agar para konsumen tetap bertahan terhadap produk yang anda lakukan. Kelima hal tersebut menjadi sangat penting apabila anda ingin terus meningkatkan omset pada perusahaan anda. Namun hal yang paling utama adalah bagamana kita selau seorang marketer dapat terus belejar mengenal berbagai prilaku konsumen yang semakin bervariatif kemudian kita terus menelaah kesalahan yang sudah kita ataupun siapapun pernah lakuka dalam marketing seingga kita dapat menjadi marketer yang memiliki target diluar jangkauan.

Senin, 21 Mei 2012

Menjadi Mahasiswa


#Cerpen#

Sama seperti murid lainnya aku menyibukkan diriku untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ujian nasional. Entah kenapa aku sangat membenci menteri pendidikan Republik Indonesia yang menetapkan adanya ujian nasional yang mensyaratkan kelulusan bagi salah siswa sekolah dengan standar nilai tertentu. Bayangkan saja kalau murid berprestasi yang tidak lulus hanya karena human error dan keadaan saat mengikuti ujian yang tidak baik dan akhirnya dia tidak lulus? Mau dikemanakan bakatnya yang terpendam selama ini? Ya sudahlah, nampaknya percuma saja aku berbicara secara terus menerus, toh juga pemerintah tak akan mendengar bisikanku pada negeri ini. 

Sudah tidak terasa dua tahun sudah aku duduk di bangku SMA, padahal rasanya baru kemarin aku duduk di bangku ini. Mengikuti seleksi masuk SMA Negeri dan mejalani masa orientasi siswa dan kenangannya pun aku masih simpan saat aku disuruh menyatakan cinta pada salah satu kakak kelas sampai diterima. Dan nampaknya aku tidak terlalu beruntung untuk tidak diterima. Kelas XII.IPA1, kelasku merupakan kelas unggulan di sekolah yang masuk dalam salah satu daftar sekolah unggulan di palembang. Semua guru dan kawan-kawan berekspektasi lebih kepada aku dan teman-teman XII.IPA1 bahwa kami akan lulus 100%. Berbeda dengan kelas lain yang masih dikhawatirkan oleh seluruh dewan guru akan kelulusannya. Karena ekspektasi itulah akibatnya kelas kami jarang diperhatikan terutama guru yang selalu menganggap kami bisa dalam segala hal. Jadi ketika mengajarpun, guru-guru selalu menganggap kami sudah bisa dan tidak perlu dijelaskan. Hal tersebut membuat aku dan teman-temanku takut. Meskipun ujian nasional berlangsung masih dalam hitungan beberapa bulan. Namun ketua kelasku selalu menuliskan angka berukuran kecil pada pojok kanan atas papan tulis didepan kelas untuk sisa-sisa hari kami menghadapi ujian nasional. Aku tidak mengerti hal tersebut bermaksud menakut-nakuti atau sebaliknya malah menyemangati kami? Yang jelas aku  pribadi merasa ketakutan ketika melihat angka (hari) di papan tulis tersebut semakin berkurang.
Suasana sekolahpun berbeda untuk siswa kelas XII. Kami memiliki pelajaran tambahan dari sepulang sekolah tepat pukul 2 siang hingga pukul setengah lima sore untuk mempelajari kembali mata pelajaran yang akan menjadi materi ujian nasional. Bisa dibilang kami kembali nostalgia pada pelajaran-pelajaran kelas 1 SMA yang sebenarnya sudah kami kubur dalam-dalam. Kalau boleh aku berpendapat pada pelaksanaan jam belajar tambahan ini malah sangat tidak efektif. Aku sudah sangat lelah mengikuti pelajaran tambahan yang menjenuhkan ini. Alhasil kami malah disuruh membayar uang tambahan karena ada jam tambahan ini.
Karena ketakutan yang sangat mendalam pada siswa-siswi kelas XII akan ketidak lulusan kami di ujian nasional. Aku dan teman-teman berniat untuk mengambil bimbingan belajar di luar sekolah. Bayangkan betapa sibuknya kami saat itu. Sudah belajar hingga jam 2 siang ditambah jam tambahan hingga jam setengah 5 sore lalu kami harus bimbingan belajar diluar sekolah hingga aku bisa tiba dirumah pukul setengah sembilan malam setiap harinya. Aku tersenyum dengan korban dari kebijakan pemerintah yang menurutku salah. Kami hanya ditemani ketakutan saat itu. Bayangkan saja kalau aku sudah belajar masuk kelas unggulan dan tidak lulus hanya karena masalah yang tidak bisa dihindarkan atau nilaiku pada satu mata pelajaran saja kurang? Sebenarnyapun aku merasa yakin untuk lulus tapi entah mengapa aku masih merasa ada bayang-bayang yang menghantui begitu dahsyatnya. Lagi-lagi pilihanku untuk mengamil bimbingan belajar sangat tidak tepat. Kelelahan menjadi faktor utama aku menolaknya. Alhasil aku malah bolos dan menjadikan waktu bimbel tambahanku untuk bermain bersama teman-teman karena aku jenuh dengan keadaan ini. Kenapa semua hanya ditumpukkan pada satu tahun. Disaat kami seharusnya berfikir bagaimana caranya untuk lolos ke perguruan tinggi negeri. Bukan malah memikirkan untuk lulus sekolah lagi.
Semua hal telah aku lakukan hanya untuk meraih kelulusan hingga semester pertama pun berakhir dan memasuki semester kedua. Tulisan yang ada di papan tulispun berubah semakin mendekat. Bulan Januari, berarti 90 hari tertulis jelas dipapan tulis kami menuju ujian nasional. Tepat pada tanggal 24 April 2008. Hari pertama sekolahpun dimulai pada semester kedua di kelas akhir.  Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, sekolah kami selalu didatangi oleh kakak-kakak kelas kami yang sudah kuliah di beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia seperti Universitas Nasional Jakarta, Institut Teknologi Ganesha Bandung dan Universitas Hayam Wuruk Yogyakarta. Ketiga universitas itulah yang menjadi dambaan seluruh siswa SMA se Indonesia, dan aku memiliki keinginan kuat untuk masuk dan berkuliah di Universitas Hayam Wuruk yang terkenal dengan kualitasnya yang mendunia. Hampir setiap minggu promosi universitas datang ke setiap kelas secara bergantian baik dari universitas swasta ataupun negeri. Sehingga aku selalu mengoleksi brosur dikamarku. Kumpulan brosur untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Namun tidak tau mengapa hati ini tetap saja tertuju pada satu nama. Universitas Hayam Wuruk Yogyakarta. Ada banyak alasan mengapa aku harus kuliah disana. Karena kota Yogyakarta adalah kota pelajar, budaya, dan murah jadi mungkin kedua orangtuaku tidak akan menghabiskan uang banyak untuk menyekolahkanku di Universitas tersebut dibandingkan di Provinsi lain. Selain itu juga universitas ini juga telah memiliki nama di dunia internasional. Hingga aku punya mimpi disiang bolong untuk dapat kuliah keluar negeri. Kalau teman-teman mempersiapkan diri untuk ujian nasional, aku tidak hanya itu. Aku harus mempersiapkan diriku mengikuti ujian seleksi masuk Universitas Hayam Wuruk (USM-UHW). 

Malam itu aku nampak sangat lelah sekali namun  entah mengapa bunda ingin mengajakku bicara, aku sempat menolaknya namun bunda tetap saja memaksa. Lalu aku terduduk di depan televisi mendengarkan pembicaraan bunda. Menurutku penting, ternyata bunda hanya menanyakan tentang persiapanku menghadapi Ujian Nasional
“Gilang, gimana persiapan ujianmu. Kira-kira akan lulus tidak? Bunda lihat di televisi banyak siaran ujian nasional tahun lalu siswa yang bunuh diri karena ujian nasional. Kamu harus benar-benar mempersiapkan nya ya”.
Tanpa mngurangi rasa hormat aku pamit pada bunda karena memang seperti hari-hari biasanya aku sangat lelah sekali karena harus menghadapi buku dan buku. Setelah minum susu aku lekas tidur. Tiba-tiba Fendy, sahabatku bisa dibilang satu-satunya sahabatku, datang kerumah.
“Fen, kan gw udah bilang besok aja lo kesini nya. Gw ngantuk banget nih. Sumpah dah!”.
“Kalo gw nyampein berita ini gw jamin lo gak akan bakalan ngantuk dah Lang!”. Sambil terpejam mengantuk aku mengiyakan
 “Apaan?”.
“Liat brosur apaan yang gw bawa?. Universitas Hayam Wuruk. Kemaren mereka promosi disekolah gw. Mungkin besok di sekolah lo. Yang jelas, yang harus perlu lo tau. Seleksi masuk kesana itu seminggu sebelum ujian nasional. Itu masalahnya. Lo siap gak”.
Aku kaget dan adrenalinku tiba-tiba saja mengencang dan aku segar bugar kembali
“Seminggu sebelum Ujian Nasional. Kan sebentar lagi? Biasanya bulan juni yah kalo seleksi masuk itu. Waduh mana gw belum ada persiapan apa-apa lagi. Ngomong ke nyokap aja belom klo gw mau kuliah. Belajar aja udah BT gw. Pendaftarannya kapan?”.
“Sudah dibuka, tutup minggu depan”.
 “Hah”.
Malam itu seakan atmosfer kesusksean telah datang pada hidupku. Efendy sahabatku dari kecil di kampung ini bahkan temanku satu-satunya memang sangat bersahabat sekali. Dy sangat mengerti sekali keinginanku untuk kuliah di Hayam Wuruk.Aku dan Efendy memang berbeda sekolah. Sejak SD aku lebih beruntung dari Fendy. Aku selalu lulus pada sekolah favorite dan masuk kelas favorite. Sementara Fendy masuk sekolah negeri yang bisaa-bisaa saja. Tapi jelas itu bukan menjadi halangan kami untuk bersahabat. Aku dan Efendy tetap sejati hingga kini. 

Masalah kini timbul lagi. Disaat aku seharusnya mulai fokus pada ujian nasionalku. Namun aku kembali di buat pusing dengan persiapan kuliahku. Bagaimana aku membicarakan ini kepada kedua orangtuaku. Menurutku pasti mereka tidak akan setuju. Begini memang nasib menjadi anak tunggal. Selalu saja sangat untuk dilepas dari orang tua. Semua secara detail selalu diperhatikan bahkan sempat aku merasa terlalu berlebihan kasih sayang mereka terhadapku. Sudahlah, aku memutuskan untuk tidur saja. Karena aku benar-benar sudah lelah dan malas memikirkan ini. Aku masuk kamar dan segera tidur.
Hari ini tepatnya pagi ini aku mendengar kabar bahwa senior kami yang telah kuliah di Universitas Hayam Wuruk akan mempromosikan UHW ke sekolah kami. Dan aku adalah orang yang bangga pertama kali dan penyambut pagar betis urutan pertama didepan gerbang sekolah untuk menyambut mereka. Akhirnya mahasiswa gagah perkasa mengenakan jas almamater UHW masuk kekelasku dan dengan bangga kami langsung menepuki mereka dan penasaran sekali dengan informasi yang mereka sampaikan. Promosi selesai dan aku adalah siswa yang paling aktif bertanya dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Karena teman-temankupun sangat tau ambisiku untuk menjadi mahasiswa UHW. Sampai-sampai seniorku memberikan nomor HP dan siap untuk membantuku disana nanti hingga aku resmi menjadi mahasiswa UHW. Waktu sangat jahat sekali hingga harus mengakhiri perjumpaanku dengan peri-peri dari kerajaan ini. Ingin sekali aku meminjam jas alamamter mereka untuk sedetik saja. Namun menurutku itu sangat berlebihan. 

Besok harinya aku melakukan rutinitas seperti biasanya belajar hingga larut malam dan pastinya selalu melihat angka di papan tulis yang semakin menantang mendekatkan ke hari ujian nasional. 50 hari lagi. Aku dan teman-teman mengadakan acara syukuran dan pembacaan yasin disekolah hanya untuk berdoa agar kami lulus semua. Memang dahsyat pengaruh program departemen pendidikan saat ini. Bisa mengubah kamuflase hidup dunia pendidikan. Bukan hanya itu, bahkan banyak hal-hal lain yang menurutku sangat aneh dilakukan saat kamu duduk di kelas XII. Hanya karena satu hal. Ujian Nasional. Contoh kecil saja. Biasanya kami tidak pernah melakukan sholah dhuha. Tapi setiap istirahat pertama aku melihat masjid penuh dengan siswa khusus kelas XII. Aneh. Setidaknya ada hikmah positif dari kebijakan ini. Dan masih banyak lagi hal-hal lain yang berbeda hanya karena ujian nasional.

Dijalan menuju rumah aku berfikir terus menerus tentang pendaftaran Universitas Hayam Wuruk. Bagaimana aku mengatakannya kepada ibu? Dan kalimat apa yang pantas aku lontarkan sebagi pembuka dan apa yang harus aku persiapkan. Aku kebingungan dan tak disangka kaki ini telah melangkah tepat di gerbang rumahku. Kenapa langkahku semakin berat untuk masuk kerumah. Aku mengurungkan niat untuk masuk rumah padahal waktu menunjukkan pukul 9 malam. Aku duduk di depan pagar memikirkan tentang keberanianku berbicara pada ibu. Hingga Bunda memanggilku dari dalam rumah.
“Gilang masuk saja, ngapain kamu duduk di depan gerbang begitu. Seperti anak hilang saja. Kenapa kamu duduk disana?”.
Aku segera melangkah masuk dengan meberatkan otot-otot pada kakiku berharap waktu akan memberikan aku kesempatan berfikir. Ternyata ide itu juga tak kunjung datang sampai aku terduduk diam kaku diruang tamu.
“Kenapa kamu duduk seperti anak hilang saja diluar? Kenapa? Kamu bingung mau ngomong sama ibu atas perbincangan kamu dan Fendy kemarin malam?”
Aku terbagun dan mengapa tiba-tiba tubuhku terduduk tegap dan kaget melihat ibu tau apa yang ingin aku bicarakan. Setidaknya aku tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berfikir memulai kalimat pertama karena Bunda telah memulainya.
“Iya bu, dari SMP, Gilang punya niat untuk kuliah di jurusan Psikologi di Universitas Hayam Wuruk Yogyakarta. Gilang punya cita-cita menjadi seorang psikolog lulus universitas ternama di Indonesia bunda. Maafin gilang bunda. Gilang gak berani ngomong langsung sama Bunda. Habisnya Bunda seperti tidak tertarik kalau ada pembahasan pembicaraan mengenai kuliah. Tapi Bunda, kekuatan hati Gilang untuk kuliah disana sangat besar bunda. Gilang mau mimpi Gilang terwujud dan Gilang sudah melakukan banyak hal untuk itu. Untuk dapat menjadi mahasiswa disana. Tujuan Gilang ikut Bimbingan Belajar sebenarnya bukan sematamata karena ujian nasional. Tapi karena bimbingan belajar gilang adalah bimbingan belajar yang menyediakan program khusus seleksi di Universitas Hayam Wuruk Bunda. Gilang sering sekali berhayal menjadi mahasiswa di Universitas Hayam Wuruk, menjadi anak kos. Trus memakai jas almamater dan bangga menyebutkan kalau gilang mahasiswa Universitas Hayam Wuruk”.
Pembicaraan menjadi tegang dengan sendirinya dan ayah tetap saja menonton TV seakan tidak perduli.
“Bunda sangat paham keinginan besar darimu. Dan bunda juga sudah mendiskusikan ini masak-masak dengan ayah. Sangat masak. Bahkan keluarga kami berduapun kami libatkan karena ayah dan bunda pikir ini masalah penting, Ini masalah masa depan anak satu-satunya Bunda. Bunda sangat menghargai mimpimu Gilang, semua orang juga punya hak untuk bermimpi. Ada beberapa alasan yang membuat kami tidak mengijinkanmu untuk kuliah disana. Hal yang paling mendasar adalah karena kamu adalah anak kami satu-satunya. Bayangkan betapa kami akan merasa sangat kesepian jika tidak ada kamu disini. Dan bagaimana dengan kamu yang tidak terbisaa jauh dari orang tua, bahkan untuk hal-hal kecil saja kamu selalu minta perhatikan bunda. Hal selanjutnya adalah Ayah sekarang kan hanya  pensiunan bisaa saja dan sekarang untuk makan pun kita sangat kesusahan. Sebenarnya kami tidak ingin membawa-bawa kamu kedalam masalah ini. Tapi kamu sudah dewasa dan harus berpikir tentang masalah yang kami anggap penting ini. Dan bagaimana nanti kalau kamu putus kuliah ditengah jalan malah akan sangat menyayangkan bukan? Untuk hal ini Bunda akan mengusahakan sekuat tenaga”.
Aku hanya terdiam lemas mendengar penjelasan bunda dan menuju kamar lalu merenung sebelum tidur. Apa yang seharusya aku lakukan? Aku sudah terlanjur mendaftar online bersama Efendy dan dua minggu lagi test akan dilaksanakan di SMA Santa Benadius Palembang. Aku sudah mempersiapkan segalanya dengan matang.
Akhirnya aku menganggap test ini hanya iseng-iseng saja, aku menjadikan seleksi ini sebagai latihan sebelum aku menghadapi ujian nasional, walaubagaimanapun caranya jika aku lolos seleksi maka aku akan berangkat kuliah dengan atau tanpa restu ayah dan bunda. Pelaksanaan ujian seleksi Universitas Hayam Wurukpun dilaksanakan dan hampir seribu siswa yang mengikuti seleksi ini dan aku dan Efendy mungkin hanya sebagian kecil saja orang yang mendaftar.
“Lang, gile orang yang daftar bejibun banget nih. Kita kagak usah mimpi untuk lulus dah ya!”.
 “Kalo kita gak punya mimpi untuk lulus. Kenapa kita daftar Fen”.
Bel berbunyi dan semua peserta memasuki ruangan ujian. Aku dan Fendy berbeda ruangan karena Fendy siswa jurusan IPS, sementara aku jurusan IPA. Aku mencoba membuka lembar soal satu persatu. Dan aku seperti tidak melihat tulisan pada lembar soalku. Yang aku lihat hanya gambar gedung universitas hayam wuruk dan imajinasiku liar kembali untuk menjadi mahasiswa Universitas Hayam Wuruk Yogyakarta. Gambar imajinasi itulah yang membuat aku semangat mengerjakan lembar-lembar soal tersebut. Hingga semua rutinitas rangkaian seleksi sudah aku jalankan, Aku dan efendy serta peserta lainnya tinggal menunggu pengumuman seleksi bulan juni. Tapat seminggu sebelum pengumuman ujian nasional.
Mimpi memang indah dan semakin liar jika dibiarkan. Maka aku mencoba untuk menghentikan mimpiku sejenak menjadi mahasiswa Universoitas Hayam Wuruk. Angka dipapan tulispun berubah dengan elok dan terlihat seksi. Angka 3. Berarti menandakan kalau tiga hari lagi ujian nansional akan berlangsung. Entah megapa aku merasakan hegemoni yang berbeda saat mengikuti seleksi ujian nasional dan tes masuk perguruan tinggi. Tekanannya lebih ganas saat ujian nasional berlangsung. Lembar-lembar soal berubah menjadi bara api terutama untuk ujian fisika. Hari pertama keributan terjadi disekolah kami karena diisukan ada siswa yang keliru membulatkan lembar jawaban dan dipastikan tidak lulus. Akhinya isupun berlalu seiring dengan berlalunya ujian nasional. Angka dipapan tulispun berubah menjadi angka menuju penguman ujian nasional.  
Suasana menjadi renggang disekolah karena beban hilang begitu saja. Namun kami harus kembali menyiksa otak kami dengan rangkaian ujian praktek dan ujian sekolah yang akan diadakan sesaat lagi. Entah kenaapa aku tidak bisa menjelaskan sangat membenci pelajaran praktek olahraga, itu dia jawaban atas fisikku yang tidak proporsional. Gilang gembul. Julukan yang sudah tidak asing aku kenal. Semua kegiatan berlangsung seperti apa adanya. Begitupun dirumahku. Aku sama sekali tidak berani mengucapkan kata kuliah didepan bunda, karena aku tidak mau bunda merasa tertekan karena memikirkan kuliahku. Jadi aku berusaha membantu kedua orangtuaku menjaga warung kelontong saja di depan rumah. Selain pensiunan ayah. Inilah yang menjadi nafkah keluarga kami. Toko kelontong kecil didepan rumah.
Pengumuman dimulai.

Efendy datang kerumah kali ini bukan untuk mengajakku bermain. Namun secara diam-diam dia mengajakku ke warnet melihat pengumuman kelulusan penerimaan mahasiswa UHW. Dan kami berangkat dengan membuat suasana candaan agar tidak terlihat menegangkan. Dan komputer sudah didepan mata kami. Menunggu loading internet membuat kami melawan tingkat kesabaran kami yang paling tinggi. Dan jelas nama Efendy Gozali tidak dinyatakan lulus pada jurusan pilihannya, yaitu manajemen dan akuntansi. Lalu aku mengetik satu persatu angka nomor pendaftaranku sebagai syarat log in. Satu demi satu angka aku ketik seakan menjadi slow motion. Dan lama sekali jari-jari ini mengetikkan pada angka-angka pada keyboard komputer ini. Lengkap sudah angka nomor pendaftaran dan password yang aku tulis. Dan tombol enter aku tekan seakan membawa aku pada dimensi waktu yang berbeda membuat duniaku berputar sesaat terus berputar menuju perjalanan kehidupan dimensi waktu dan terus berputar hingga tulisan SELAMAT! Aku baca pertama kali. Kelanjutan kata itu mungkin sudah bisa ditebak kalau aku lulus seleksi pada jurusan Kedokteran Hewan. Meskipun bukan pada jurusan utamaku Psikologi. Setidaknya dokter hewan adalah pekerjaan yang menjanjikan. Profesi lebih tepatnya. Entah apa rasa saat itu yang dapat aku rangkaikan pada monitor layar komputer didepanku. Yang jelas aku sangat bangga sekali dan Efendy ikut menari-nari kecil riang karena meskipun dia tidak lolos. Namun Efendy merasa bangga atas keberhasilanku. Lagi-lagi nasib dari SD hingga ke bangku kuliah tidak bisa berubah. Aku memang sedikit lebih beruntung dari Efendy. Dan Efendy mempersiapkan dirinya untuk menunggu pengumuman di universitas negeri lain. Kebanggaan ku tidak menjadi lengkap rasanya kalau toh juga aku tetap tidak akan berangkat kuliah, dan aku teringat pesan ibu. Aku terduduk dan ekspresiku berubah secara tiba-tiba dan Efendypun keheraan.

”Kenapa lang? Lo bukannya seneng malah kok jadi kayak ayam sayur gitu. Ayok bangga kawan. Lo gak mau mengekspresikan kebahagiaan lo karena gw gak lolos? Santai kali bro. Gw masih punya kesempatan di Universitas lain. Lagi pula gw gak terlalu kepengen amat kuliah disana. Sebenernya juga gw daftar tu cuma buat seru-seruan aja nemenin lo. Lo kan obsesi banget tu disana. Gw harus kuliah di Balikpapan. Orang tua gw harus nyuruh gw kuliah disana. Gw nurut-nurut aja. Minggu depan pengumumannya. Lo doain gw yah keterima disana. Jadi gak Cuma gw yang bangga. Tapi gw juga sekaligus bisa buat bangga kedua orang tua gw. Karena gw sudah memenuhi keinginan mereka, hidup untuk apa kalo gak memenuhi keinginan orang yang sudah melahirkan dan membesarkana kita. Ayolah kita makan2. Lo traktir gw ya!”.
Aku makin pucat lemas pasi
“ah lo! Buat gw tambah sedih aja. Justru itu yang buat gw jadi done. Kedua orang tua gw. Mereka gak setuju gw kuliah. Jadi ntar waktu nganter gw pulang. Lo jangan pernah berekspresi sedikitpun yah. Bisaa aja, anggep aja kita lagi maen dari mana gitu. Ok”.
Efendy marah-marah
“gak bisa seperti itulah. Gimana ceritanya lo gak mau ngasih tau kedua orang tua lo. Itu universitas Unggulan di Indonesia dan harusnya lo bangga dan tunjukin kebanggaan itu ke keluarga lo juga biar mereka juga bangga. Gak mungkin mereka gak bangga”.
Aku terus berdebat dengan Fendy masalah itu. Persetujuan orang tua, sebenarnya Fendy tinggal diam sajapun cukup kepada kedua orang tuaku. Tapi entah mungkin karena rasa persahabatannya itulah yang membuat dia merasa bertanggung jawab atas  kebahagiaanku. Saat di motor menuju pulang pun kita masih berdebat tentang hal itu dan akhirnya Fendy terdiam juga saat berada dihadapan bunda. Aku memutuskan untuk mandi dan langsung mentraktir fendy makan diluar. Kuharap Fendy tetap tenang terduduk diruang tamu rumahku. Semoga saja bibirnya tidak khilaf tentang penerimaanku di Universitas Hayam Wuruk. Mandi Selesai dan aku bergegas pergi untuk mentraktir Fendy makan.
Malam hari yang sangat larut pukul 12 malam aku tiba dirumah. Dan ibu sudah menungguku didepan pintu.
“Gilang. Bunda mau bicara serius!”.
Aku sontak kaget. Mungkin aku akan dimarahi bunda karena pulang terlalu larut. Tidak biasanya juga bunda menungguku hingga larut malam.
“Bunda tadi membereskan kamarmu. Tidak sengaja bunda lihat ada buku rekening tertulis atas namamu. Dengan nominal yang membiayai kamu kuliah bunda rasa cukup. Jelaskan Bunda dari mana kamu dapat uang itu dan kenapa kamu merahasiakannya dari Bunda”.
“Maaf bunda, kalau gilang sudah tidak jujur dengan bunda. Uang itu gilang tabung dari uang jajan gilang dari SMP. Karena memang gilang sudah punya niat dan tekad yang kuat dari SMP kalau gilang akan kuliah di Universitas Hayam Wuruk. Akhirnya perjuanagan Gilang gak sia-sia. Awalnya gilang berpikir tanpa atau dengan restu bunda, gilang akan kuliah. Karena gilang sudah memiliki uang sendiri untuk mendanai gilang kuliah”
“Kenapa kamu tidak menceritakan ini dari dulu? Kalau kamu memang punya tekad yang sangat kuat, silahkan kamu kuliah saja. Ayah dan Bunda tidak melarang. Untuk masalah dana nanti kami usahakan. Yang mengkhawatirkan bagi kami adalah melepasmu sendirian. Kalau tekadmu seperti itu Bunda yakin akan rela melepasmu, ayah juga. Jadi apa lagi yang membuat kamu ragu sekarang untuk menjadi mahasiswa Universitas Hayam Wuruk. Tinggal tunggu minggu depan untuk kelulusan Ujian Nasionalmu. Kalau pengumuman Tes seleksi sudah ada, beritahu bunda. Nanti kita rayakan ssama-sama”.
“Baik bunda”.
Aku hanya terdiam. Dan aku tidak berani bilang pada bunda Kalau aku sudah lulus tes di jurusan kedoteran hewan. Tapi aku tidak berniat memberitahukannya malam itu pada bunda. Mungkin lebih tepat bunda tau dulu hasil ujian nasionalku.
Hari pengumuman ujian nasionalpun diumumkan dan aku beserta 239 peserta ujian lainnya penasaran dengan isu yang menyebar, menyatakan kalau ada banyak orang yang tidak lulus. Dan hasil terjawab sudah. Aku lulus dengan nilai cukup. Dan kurasa semua teman satu kelasku yang hadir juga lulus semua dikelas ini. Terlihat dari aura kebahagiaan yang menyeruak di ruang kelas kami. Hingga tak ada satupun yang tersedu dan menunjukkan tanda-tanda ketidak lulusan. Tapi ada satu kejanggalan dariku dan teman-teman adalah ketidak hadiran satu orang teman kami. Alessius Gonanza. Murid juara umum 2 tahun berturut-turut dikelas kami serta peserta olimpiade matematika tingkat nasional tidak ada diruangan kelas kami. Kemana perginya dia?

Desas desus kabar meyatakan bahwa Nanza tidak lulus ujian nasional karena jatuh dinilai bahasa inggriss. 4,00 dengan nilai standar 4,25. Dan dia memiliki nilai matematika 9,86. Nyaris sempurna. Ini dia yang menjadikan aku sangat membenci Ujian Nasional. Karena aku telah mengalaminya sendiri, bukan hanya melihat ditelevisi lagi. Aku menyaksikan temanku sang juara harus kandas hanya karena sebuah sistem yang rusak parah. Mungkin nasib saja tidak berpihak padanya. 

Aku kembali kerumah dengan perasaan bangga dan segera memberitahukan ibu tentang hasil ujian nasionalku lengkap beserta kelulusan tes masuk UHW ku. Aku bangga sekali hari itu. Berasa seperti terbang diangkasa. Aku tidak mau ikut bergabung dengan teman-teman melakukan sebuah rutinitas budaya pelajar SMA, yaitu melakukan corat coret seragam sekolah. Aku sangat mendukung ritual itu karena itu pantas dijadikan ungkapan kebahagiaan atas kerja keras yang kami lakukan selama ini, bahkan sangat pantas. Tapi menurutku tetap saja. Lekas memberitahukan kedua kabar gembira  ini kepada ayah dan bunda membuat segalanya tidak penting dan aku pulang dengan melayang-layang menuju rumahku karena aku sangat bangga. Yeah aku akan kuliah menjadi mahasiswa Universitas Hayam Wuruk dan tinggal di Yogyakarta.
Aku mengetuk pintu dan mulai masuk kerumah, meletakkan tas di kamarku. Tanpa sempat membuka baju dan makan aku ingin segera memberitahukan hasil ujian ini pada ibu. Dan nampaknya ayah dan bunda tidak ada dirumah. Ternyata dugaanku salah. Ayahku ternyata berada dikamar dan aku melihatnya dibalik hordeng pintu kamar Bunda. Namun kenapa ada yang berbeda dengan ayahku? Kenapa ayah memegang dadanya seperti orang menahan rasa sakit. Dan aku terus memperhatikan. Aku mencoba mendekat meyakinkan. Aku terheran dan berteriak
“Ayaaaaaaaah”. 

Ayahku terjatuh kesakitan sambil memegang dadanya. Dan aku berteriak meminta tolong ketakutan. Aku melepas genggaman kertas hasil kelulusanku. Membuangnya entah kearah mana aku tak perduli. Yang aku pikirkan saat itu adalah jiwa ayah dan rasa ketakutanku yang amat dalam dan aku terus berteriak. Semua tetangga datang kerumahku dan segera menolong ayah dan bunda tiba-tiba datang dengan heran karena melihat rumah ramai dengan penduduk. Bunda membuang belanjaannya dari pasar dan segera merangkul, membopong ayah menuju mobil dan membawanya kerumah sakit segera.  Aku membiarkan bunda berjalan duluan kemobil sementara aku berniat mencari kertas perjuanganku yang ntah aku lempar kesisi mana. Karena tergesa-gesa aku lantas tidak memperdulikannya dan segera menyusul ibu ke mobil. Aku melupakan pesta pora ujian nasional dan hanya memfokuskan pikiran pada ayah. Mobil ini seakan lambat sekali jalannya aku dan ibu pun histeris diluar kendali karena rasa takut melihat ayah semakin kesakitan. Akhirnya rumah sakitpun mulai tampak dipelupuk mata. Ayah langsung dilarikan ke UGD Rumah Sakit Islam Permata Hati Palembang. Dan semua nampak tegang saat itu. Tak ada suara, tak ada arah pikiran dan tak ada kepentingan apapun kecuali satu kata AYAH!. 

Pikiran jahatku tiba-tiba merasuk melawati telinga dan merangsang otakku untuk berpikir bahwa aku tidak akan punya ayah lagi dan aku semakin ketakutan. Apa yang aku lakukan dan bagaimana dengan bunda jika kami tanpa ayah? Lantas bagaimana dengan kuliahku jika bunda tinggal tanpa ayah. Aku menangis dan mengingat masa-masa kecilku bersama ayah, saat ayah mengajariku bermain sepeda, mengajak aku menembak burung gereja di sawah belakang rumah nenek dan banyak kenangan yang akan membuat tangisku semakin rontok dari mata. Yang jelas aku sangat ketakutan saat itu. Hingga dokter keluar dari ruang UGD. Dan menyatakan ayah baik-baik saja. Dokter menjelaskan ayah terkena serangan jantung dan sementara ini harus dirawat bebearap hari di rumah sakit untuk melihat proses selanjutnya.
Ayah dirawat, dan aku dan bunda selalu menemani ayah diumah sakit. Aku duduk dikursi luar ruangan ayah mencoba memberanikan diri menghayal tentang kuliahku dan masa depanku yang sudah tidak ada harapan lagi. Bunda mengagetkanku keluar dari pintu.
“Gilang. Bagaimana hasil kelulusanmu?”.
Aku diam sesaat dan setelah cukup lama aku terdiam aku memberanikan menjawab
“Lulus bunda”.
“Baguslah, bunda berharap nanti juga tes UHW kamu akan lulus seperti yang kamu inginkan”.
“Iya bunda”
pengumuman itu terasa bisaa saja dan menjadi tidak penting buat hidupku. Aku mencoba untuk mengerti karena kondisi kami yang seperti ini mungkin membuat hal yang seharusnya istimewa harus menjadi bisaa saja. Tapi aku tidak berani mengatakan aku lulus di UHW. Aku semakin bingung mengatakannya dengan kondisi seperti ini. Dan bunyi gaduh terdengar dari ruang kamar ayah. Aku dan bunda segera membuka pintu dan melihat ayah sangat ketakutan. Ayah kejang-kejang dan kamipun ikut gelisah. Segera aku berlari memanggil dokter dan dokterpun datang dengan sigapnya. Ayah dibawa keruang khusus apa yang aku tidak tau namanya. Dan berbeda dengan kasus di UGD, dokter tidak memberikan angin segar pada kami dan mengatakan
“Maaf bu, bapak terkena stroke dan kemungkinan dy akan lumpuh seumur hidup”. Bunda goyah dan aku kaku dibuat oleh perkataan dokter tersebut. Aku berusaha meyakinkan apa yang dibicarakan dokter benar adanya. Ternyata itu bukan mimpi. Ayah memang lumpuh saat aku meyakinkan diri memasuki ruang ICU tempat ayah dirawat dan ibu masih pingsan disalah satu ruangan. Aku tidak boleh mengangis melihat keadaan ayah begini. Aku harus tetap kuat karena jika aku menangis lalu siapa yang akan menjadi sandaran ibu saat bersedih? Aku mengajak bicara ayah yang tak dapat bicara lagi kini. Aku tertawa dan meneteskan air mata. Aku sudah berusaha kuat untuk tidak menangis. Ayah pun menangis. Namun aku kembali tertawa dengan tangisanku pada keadaan ini. Aku menatap wajah ayah dan terus menciumnya tanpa henti karena aku memang menyayanginya. Memang nasib tidak ada yang bisa ditebak arahnya kemana.
Aku tidak sadar kalau Efendy telah berada lama dirumah sakit dan menemani ibu yang pingsan di ruang sebelah. Aku menghampiri ibu dan Efendy mengajakku keluar membicarakan sesuatu. Aku mendengarkan Fendy dan menghapus air mataku.
“Maaf Lang, tadi gw keceplosan bilang ke nyokap lo kalau lo keterima, Karena gw pikir pasti nyokap lo udah tau. Tapi nyokap lo bilang kalo dy belom dapet kabar dr lo. Gw gak tau kalo lo masih nyimpen kebahagiaan buat diri lo sendiri”.
“Gak papa Fen. Sudah gak penting sekarang ngomongin ini. Sekarang lo anterin gw pulang ya. Gw pengen menyendiri untuk sesaat aja”.
Aku dan Fendy pulang menuju rumah dan membereskan rumah serta mempersiapkan barang bawaan yang ingin dibawa kerumah sakit. Aku kembali kerumah sakit malam harinya dan bunda menyambutku.
“Bunda ingin bicara sama kamu tentang kuliah kamu”.
Aku dan bunda menuju pojok lorong rumah sakit.
“Lagi-lagi kamu mengulangi keslahan yang sama. Kenapa kamu gak biang sama bunda kalau kamu sudah keterima sebelum pengumuman ujian nasional di UHW? Fendy bilang pendaftaran ulang terakhir hari rabu berarti lusa. Kenapa kamu gak ngasih tau ibu, besok segera kamu daftar ulang pake uang tabunganmu dulu nanti suatu saat bunda ganti. SEGERA! Tanpa memikirkan apapun”.
Bunda sedikit marah dan memaksa.
“Gak bunda, gak! Gilang gak mau kuliah. Gilang sudah memutuskan itu sejak Gilang sadar menjaga ayah dan bunda yang sudah semakin lanjut usia itu lebih penting dari pada kuliah mengejar impian yang belum pasti”.
“kamu jangan bodoh Gilang, besok kamu berangkat kejogja dan langsung daftar ulang dan mempersiapkan diri kamu untuk kuliah disana, itu impian kamu. Impian yang tidak  bisaa yang sudah kau tanamkan sejak SMP, dan itu waktu yang sangat lama. Kamu harus kejar dan menyelesaikan sesuatu yang sudah kamu mulai”.
“Tidak bunda. Gilang sudah pikirkan semuanya sejak lama. Gilang memang gak mau kuliah, karena buat gilang ayah dan bunda jauh lebih penting dari hidup gilang sendiri. Bunda jangan salah paham. Gilang sudah merencanakan semuanya. Itu alasan kenapa Gilang gak mau kasih tau kelulusan gilang. Gilang punya rencana yang indah dari pada menjadi mahasiswa UHW. Gilang akan kursus bahasa inggris disini dengan lokasi yang dekat dan biaya yang murah trus gilang merasa punya banyak keahlian untuk mencari pekerjaan. Mungkin Gilang akan bekerja di bengkel milik Om Burhan dekat dengan rumah kita. Mereka sangat membutuhkan pekerja atau lain apapun yang bisa Gilang kerjakan. Om Burhan sudah mengiyakan untuk Gilang bekerja disana. Gilang sudah mempersiapkan semuanya dengan indah bunda. Nanti Bunda pakai uang tabungan Gilang semuanya, dan sisanya gunakan buat usaha yang gilang pikir dapat dijadikan kehidupan sehari-hari kita bunda. Gilang sudah punya rencana akan merawat Bunda sampai masa tua Gilang. Merawat ayah juga. Coba bunda lihat wajah ayah. Gilang yakin, gilang masih bisa membuat wajah ayah selalu tersenyum saat gilang disamping ayah. Dan gilang bisa jadi seseorang yang bunda andalkan bunda. Gilang bisa jadi kepala rumah tangga yang baik buat keluarga kita bunda. Gilang sudah merencanakan semuanya dengan indah Bunda. Tidak ada hal yang paling indah buat gilang sekarang selain tetap disamping Bunda dan ayah selamanya”.
Bunda memelukku dengan eratnya, sangat erat. Bunda tidak pernah memelukku selama aku dewasa. Setidaknya ini lebih membanggakan. Mengejar impian dibalik sebuah impian yang terbentang menjulang.
Lagu ini akan menjadi cerita tersendiri dalam hidupku:

 ANGGUN – MIMPI

Dalam hitam kelap malam
Kuberdiri melawan sepi
Di sini di pantai ini
Telah terkubur sejuta kenangan
Dihempas keras gelombang
Dan tertimbun batu karang
Yang tak kan mungkin dapat terulang

Wajah putih pusat pasi
Tergores luka di hati
Matamu membuka kisah
Kasih asmara yang telah ternoda
Hapuskan semua khayalan
Lenyapkan satu harapan
Kemana lagi harus mencari
Kau sandarkan sejenak beban diri
Kau taburkan benih kasih
Hanyalah emosi
Melambung jauh terbang tinggi
Bersama mimpi
Terlelap dalam lautan emosi
Setelah aku sadar diri
Kau tlah jauh pergi
Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi
Kini hanya rasa rindu
Merasuk di dada
Serasa sumpah melayang pergi
Terbawa arus kasih membara

Kasih sayang yang paling indah adalah kasih sayang yang selama ini ibu berikan untuk kita. Ibu memperkenalkan pada kita sebuah keputusan Tuhan yang masih bertanda tanya. Dan ibu juga yang memberikan jawaban karena ibu uluran tangan Tuhan. Setiap orang akan berfikir bahwa kesuksesan adalah apa yang ia dapatkan dan ia raih dengan penuh perjuangan dan kerja keras. Membuat lupa bahwa do’a ibu adalah pekerjaan paling keras untuk perjuangan seorang anaknya. Percayalah dalam setiap detik kita merasakan kebahagiaan, maka ada seribu do’a ibu yang turut campur tangan. Ibu adalah dosa besar saat kita melangkah menuju surga. Lihatlah wajahnya lebih dalam maka engkau akan tau berapa banyak dosa yang kau miliki pada ibumu.

Impian tidak mempunyai batas ruang dan waktu, impian juga tidak bisa diterka, impian juga tidak bisa dipastikan. Karena impian adalah kebahagian bukan kemenangan.
Anton Hidayah

Minggu, 20 Mei 2012

Manfaat SMS

Gan! ada penelitian yang lagi-lagi ane dan mengejutkan dari luar negeri. Ini gw angkat dari Ghiboo.com

Selama ini yang kita tau kalo kita sms an itu banyak penelitian yang mengatakan sangat membahayakan otot jari gan? Mungkin agan-agan semua juga sering kan gimana jari-jari agan merasa capek dan kaku saat sms an. Dari sisi otot mungkin berbahaya gan!. Tapi dalam sisi lain yaitu sisi psikologi sangat menguntung manusia yaitu kita gan!

Secara gak langsung kalo kita melakuka sms an denga temen-temen, meskipun kadang sms nya gak penting, secara gak langsung kegiatan itu bisa mencegah stress dan rasa bosan loh gan! dan bisa jadi menemani rasa kesepian kita dalam suatu keadaan. Tapi gan! tergantung suasana hati kita saat sedang melakukan sms-an. Kalo bisa kita bisa mengkontrol hati kita dalam keadaan bahagia jadi saat sms-an pun akan menambah bahagia karenakita terhubung dengan orang yang tepa di sms.

Sebaliknya gan! ketika kita sedang begong tiba-tiba ada yang sms kita yang membuat menyenangkan. Pasti timbul dalam pikiran kita dalam keadaan senang karena kita merasa diperhatika dan di perdulikan oleh orang lain. Nah! jadi intinya kalo agan-agan merasa stress dan BT, coba deh sms temen-temen kalian dengan isi yang menyenangkan. Pasti secara tidak langsung dia akan membalas yang intinya menghibur yang secara tidak langsung membuat stress kita hilang. Silahkan di coba yah gan! KALO KESEPIAN ATAU STRES, coba deh sms-an.

Pantai Depok

Gan! kali ini gw akan bahas tentang masalah yang agak berbeda tapi terkesan basi. Yaitu masalah rasa. Tapi gw bakal membuat sudut pandang ini jadi gak basi gan! santai aja...

Begini gan! Pantai itu merupakan tempat favorite gw sudah dari jaman jebot. Zaman fir'aun belom dilahirin lah. Lebay! Pada suatu hari gw kepengen banget pergi kepantai, secara gw udah bosen dengan rutinitas sehari-hari dengan kerja dan kuliah yang selama ini gw jalanin. Nah! yang jadi masalah temen yang pengen gw ajak ke pantai siapa? masa gw kepantai sendiri? gak lucu kan gan? karena hidup gw yang terlalu lontang lantung membuat gw tidak mempunyai beberapa temen deket. Jadi gw anggep semua temen itu yah sama, semua teen gw. Gw mencoba untuk aktifkan facebook. Karena hari gw mengaktifkan facebook sudah siang. Jadi orang yang on line sedikit. Gw seleksi satu persatu dari setiap orang yang on line. (Biar jelek-jelek gini, ane tetep pemilih loh gan!) ckckckck. Terpilihlah satu cewek dengan inisial "bunga" dan gw awalnya rada takut untuk ngajak dy jalan, selama gw kenal dia. Dia cewek yang baik dan menarik. Akhirnya gw on line duluan lalu gw ngajak do'i chatting.
"Maen kepantai yok?" Tanpa basa basi busuk gw memberanikan diri untuk ngajak dia kepantai. Dan dia pun ternyata punya keinginan pergi ke pantai dan ternyatanya juga pantai menjadi tempat favorite kita berdua. Akhirnya kesepakatan terjadi antara kita berdua.
Pelajaran 1:
Ternyata kita itu harus nekat gan soal masalah pasangan, mau serus ataupun sekedar iseng. Karena siapa tau aja kita menemukan orang yang cocok alias yang membuat kita merasa nyaman tanpa kita duga datangnya. Mungkin saja dia datang awal dari kenekatan kita gan!
Lanjut Cerita:
Supaya gak terkesan ekstrim jalan berduaan, karena kita juga statusnya masih teman. Akhirnya gw nyuruh dia ngajak temen cewenya dan gw ngajak temen co gw (Padahal didalam hati gw pengennya kita berdua aja tanpa ada orang lain, tp untuk basa basi). Akhirnya pun dia mengajak temen ceweknya, sampai pada 3 hari setelanya gw juga belum dapet temen cowok gan! padahal gw males ngajak orang apalagi cowok. Akhirnya temen ceweknya yang juga temen gw ngajak cowoknya. Akhirnya kita couple date dah disana. Versi double.

Pelajaran 2;
Kadang kita harus basa-basi gan ke cewek, untuk menghindari ke GR an yang ada ketika dia mau kita ajak jalan. Atau, menghindari pemikiran dia "nih cowok kayaknya suka sama gw" ata malah dia yang GR. Jadi basa basi itu perlu dalam rasa.

Lanjut Cerita: Perjalanan dimulai, akhirnya kita menuju pantai tepat jam 4 sore. Jujur gan! awanya gw sama sekali gak terlalu kenal dengan cewek ini. Karena dia yang lebih baik saat gw on line. gw nekat ngajak dy. Tapi semenjak kita jalan berempat. Gw akhirnya banyak tau tentang diri dia dan siapa dia. Kita ngobrol banyak dalam perjalan. Seolah kita saling mengenal satu sama lain. Bahkan terbesit dalam pikiran nista gw gan! "kenapa gak dari dulu gw kenal dy". Semakin lama waktu berjalan, gw merasakan ini cewek semakin asik dan jujur gw sangat nyaman banget disamping dia. Bahkan ini cewek jadi cewek yang paling membuat gw senyaman ini dalam sejarah per-cewek-an gw gan! dahsyat ini perempuan bisa menghipnotis gw dalam waktu kita kenal beberapa jam. Saat perjalanan akhirnya kita berdua saling menunjukkan membuat satu sama lain nyaman dan yah begitu gan! ini cewek bener-bener membuat hati gw tambah double nyaman. Bahkan banyak penilaian dluar dugaan gw tentang kelebihan ini cewek gan! Tibalah di pantai Depok, dan kita seneng-seneng dipantai dan bercanda satu sama lain dan akhirnya gw semakin kenal dia. Dan anehnya dalam beberapa jam kita bersama, kenapa gak ada satu hal yang membuat jidat gw mengkerut alias merasa aneh dg cewek ini, malah semakin lama gw semakin nyaman. Sampai suatu saat terjadilah perbincangan yang paling gak gw suka tapi sudah gw duga bakal ada adegan ini. Kita ngobrolin mantan kita masing-masing. Karena secara ternyata dia bernasib sama kayak gw. Baru aja jadi korban jomblo gan! Mau gak mau terjadi. Akhirnya pikiran nakal gw mulai "betingkah", kenapa gw gak pacaran sama dia aja yah? GAK MUNGKIN. secara kita baru aja kenal deket. Kita punya prinsip sama, kalau kita itu menganggap putus bukan suatu kesalahan atau siapa yang salah. Tapi karena gak cocok aja. Tapi dari nada dia bicara terkesan dia teriak "Gw cocok sama lo!". hahaahaha, tapi gw gak boleh GR gan! cuma pikiran binal dan nakal aja.

Setelah itu kita lanjut foto sesion dah! jadi banci kamera gw saat itu gan! awalnya gw berniat untuk jadi fotografer aja dah! objek foto kan sudah ada dua temen gw yang pacaran. ternyata hati fotomodel gw dari lubuk yang paling dalam merasa terpanggil gan! akhirnya gw juga mau di foto. Gw di foto sendiri awalnya. Namun lama-kelamaan gw foto berdua dengan si do'i gan dan lebih lama kelamaan lagi foto kita sudah kayak pre wed. sampe dihati gw bilang "Ton! dia itu cuma temen lo! sadar ton!" tapi gw iseng buat seneng-seneng aja. Setelah foto sesion selesai hari semakin larut malam. Kita semua makan malam seafood disana. dan setelah itu kita pulang. Acara itu gak selesai disana aja gan! setelah kita tiba diruma masing-masing tiba-tiba tepat jam 10 malam dia sms gw! "Thx ya buat hari ini, seneng banget, semoga aja ada perjalanan selanjutnya" Nah! gw mau tanya sama kalian semua. Apa yang ada di pikiran binal kalian ketika baca sms itu dan sedang berada di posisi gw? GR kan? gw pun bales sms dg bijak dan tidak mencirikan khas ke GR an...

Yang lebih lucunya gan! kenapa gw masih mikiran dia terus sampe detik iini gw nulis di blog ini. Padahal gw iseng ngajak dia ke pantai? Rasa memang gak bakal ngerti datangnya dari mana yah gan! bahkan dala suatu hal yang gak kita duga. Sebuah kenekatan.

Sabtu, 19 Mei 2012

21 Tahun

Tiga hari menjelang 1 Mei 2011 aku teringat sebuah tanggal penting dalam hidupku. Sangat lucu memang ketika aku ingat kalau tanggal 1 Mei adalah 3 hari sebelumnya, dimana setiap orang semestinya mempersiapkan perayaan hari lahinya 1 bulan sebelumnya atau jauh hari sebelumnya. Sementara aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. Karena menurutku sebuah perayaan ulangtahun itu tidak penting dan setelah terbesit dalam pikiran bahwa 3 hari lagi aku berusia 21 dan aku masih belum menjadi apa-apa. Aku masih menjadi manusia yang setengah manusia, menjadi manusia yang hanya menyusahkan banyak orang tapi sedikit manfaatnya dan yang jelas aku hanya menjadi manusia pelengkap saja didunia ini selama 21 Tahun. Banyak sekali keinginan dan juga rencana dalam hidupku untuk aku lakukan saat aku berusia 21 tahun yaitu dimana ketika aku menjadi manusia seutuhnya. Yah! tapi sampai saat ini aku masih mencari jalanku sendiri dalam hidup ini.
Tadinya aku tidak kepikiran. Tapi setelah sempat terbesit bahwa ternyata ulang tahunku yang ke 21 tepat di hari minggu dan yang pastinya bertepatan dengan hari buruh nasional. Oh my God.



Tidak terasa tanggal 1 Mei pun tiba dan aku terbangun seperti pagi biasanya dan hal yang tidak biasa adalah ketika aku menerima sms ucapan selamat ulang tahun dari teman-temanku dg ucapannya yang aneh2, sampai-sampai mendoakan aku supaya cepat nikah! Apa????? Hahaha,,, Karena hari itu adalah hari minggu dan aku berniat untuk bermalas-malasa saja di kos dan menganggap bahwa hari itu adalah bukan hari yang spesial.

Tapi ada satu hal yang menjanggal dalam pikiranku, mengapa hingga saat ini orang yang aku harapkan yaitu kekasih hatiku tidak mengucapkan aku selamat ulang tahun??? ADA APA INI???? sempat aku bertanya-tanya mengapa sang pujaan hati tega seperti ini padaku. Meskipun memang kami berdua masih dalam keadaan marahan, tapi aku yakin dia tidak mungkin setega ini untuk tidak mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Awalnya sempat cuek dg ultahku, tapi lama-kelamaan karena sang pacar aku jadi menspesialkan hari ini. Aku baca dari tiap sms-sms yang masuk pada inboxku ternyata nihil, malah sms dari teman2 ku dg doa-doa yang aneh2 pastinya.Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang dan suasana kosanku hening seperti hari itu tak terjadi apa-apa... Kemarahanku memuncak pada kekasih pujaanku karena dia sama sekali tidak ada kabar (gengsi lah klo hubungin dy duluan) hahahah...



Tidak ada angin dan tidak ada hujan ternyata pintu kosanku terbuka lebar dan terpampang wajah indah penuh senyum dari kekasih pilihan hatiku. dan yang pastinya dy datang tidak dengan tangan kosong. Si doi membawa kue ulang tahun dan kado ulang tahun buat ku lengkap dengan lilin ulang tahunnya.

Syok, kaget, heran, terbelalak dan otakku terasa berhenti untuk berfikir dan bingung ingin bertindak seperti apa. yang jelas aku tak bisa apa-apa saat itu. pembicaraan serta tindakanku saat itu bergerak seperti apa adanya dan tanpa perintah dari otakku yang pastinya. Untuk memanfaatkan momen itu dengan keadaan badan lusuh dan belum mandi dari pagi, karena memang hari itu aku berniat hanya untuk bermalas2an saja aku langsung berfoto dan bercanda dg si doi.


Dan setelah kami bersendau gurau, memotong kue, meniup lilin, berfoto... Aku langsung bergegas mandi dan mengajaknya ke Pantai Depok dan berniat untuk makan ikan sampe malam... hahaha...

And... Let's Go....

Mbok Inah


#CERPEN#

Aku terheran mengapa Ibuku sore ini tidak memanggil untuk menyuruhku pulang. Biasanya kalau sudah tepat waktu maghrib tiba. Ibu sudah memegang gagang sapu dan teriakan khasnya untuk menyuruhku pulang kerumah, karena kalau sudah bermain aku sangat lupa dengan waktu. Karena teman-teman dikampungku sangat banyak untuk diajak bermain. Setiap harinya aku bermain dari seusai sekolah hingga malam tiba dan tidak akan pernah mau berhenti bermain sebelum ibu memanggilku. Adzan maghrib berkumandang dan Ibu belum juga memanggil. Heran bercampur rasa takut bergerumul menjadi satu. Aku senang mungkin saja ibu hari ini benar-benar memberikan kesempatan kepadaku untuk bermain hingga larut malam atau dirumahku sedang ada tamu penting hingga ibu benar-benar tidak memiliki waktu untuk memanggilku. Rasa takut karena bisa saja Ibuku sedang mengujiku agar aku bisa tepat waktu pulang kerumah dan jika aku benar-benar tidak pulang Ibuku memukulku di rumah nanti. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Sampai pada akhirnya seluruh kawan-kawanku pulang kerumah masing-masing karena waktu sudah sangat larut. Aku merasa nyaman ibu tidak memanggilku lantas akupun mengikuti ajakan Toni untuk bermain dirumahnya. Toni ingin memamerkan mainan baru miliknya padaku. Toni merupakan anak orang termasuk paling kaya di kampung kami meskipun Ibunya hanyalah sebagai seorang pemilik Toko Kelontongan saja. Namun kehidupan mewah keluarga Toni sangat mencolok sekali dengan kehidupan tetangga-tetangga kami di kampung ini. Segalanya dimiliki Toni hingga mainan terbarupun yang hanya dijual terbatas, sudah dimiliki oleh Toni. Yah, begitulah kampung kami, pemilik toko saja bisa dibilang saudagar.

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi Ibu belum juga memanggilku pulang kerumah. Ini sudah merupakan sesuatu ketidak wajaran yang terjadi yang pernah Ibu lakukan kepadaku. Aku sudah merasa bosan bermain dengan Toni dan memutuskan untuk pulang kerumah. Ditemani rasa deg-degan aku melangkah menuju rumahku, aku berfikir ibu pasti sudah siap-siap memgang kayu besar didepan pintu untuk memukulku karena kesalahan fatalku kali ini, aku hampir saja tidak berani pulang, namun karena waktu sudah larut malam dan akupun mengantuk aku memutuskan untuk berani mengambil resiko apapun yang ibu berikan padaku nanti. Setibanya aku dirumah ternyata ibu tidak dipintu, dengan mengendap-endap aku membuka pintu berharap ibu sudah tidur. Dan mengapa rumahku sepi-sepi saja, hanya ada kakakku Joko yang sedang membaca-baca buku. Aku berfikir atau mungkin ibu sedang mencariku keliling-keliling kampung? Pasti ibu marah sekali padaku kali ini, tanpa memperdulikan semua itu aku bergegas mandi agar ibu tidak terlalu marah kali ini. Aku semakin terheran, waktu sudah pukul 11 malam tapi ibu belum juga pulang? Lantas aku bertanya pada kakakku, dan seperti biasanya kak Joko tetap tidak mau tau tentang keadaan rumah. Kak Joko mengatakan kalau Ibu memang sudah tidak ada saat dia pulang kerumah sore tadi. Kemana ibu? Atau mungkin ibu pergi menginap dirumah keluargaku? Tidak seperti biasanya ibu pergi tanpa mengajakku. Pasti ibu tau, kalau dia tidak mengajakku pergi bersamanya pasti aku menangis hebat dan manja. Dan akupun sudah mempersiapkan skenario itu. Ketika ibu pulang nanti, aku akan menangis seperti bocah yang benar-benar marah manja kepada ibunya kalau memang ibu pergi ketempat keluarga ku.
“Kak Joko, ibu pergi kemana?” dengan nada bercampur rasa marah dan sedikit ingin menangis aku bertanya kepada kakakku yang memang cuek dengan keadaan rumah.

“Kakak bilang gak tau ya gak tau, kakak juga marah dengan Ibu, pergi tapi kok tidak meninggalkan makanan...” Kak Joko marah.
“!!@#$%*()” akhirnya akupun menangis saat itu.
Kak Joko hanya membiarkan aku menangis begitu saja dan malah memarahiku. Hingga seperti biasanya saat menangis aku tertidur dengan sendirinya.

Aku terbangun dipagi yang cerah dan merona, biasanya ibu membangunkanku dan menyuruhku bersiap-siap berangkat sekolah, aku melamun sesaat berusaha menyesuaikan keadaan pagi itu dan melihat rumahku yang sepi tanpa berpenghuni. Aku benar-benar marah pada ibu, kenapa pergi menginap di rumah saudara tapi tidak mengajakku, tega sekali ibu terhadapku. Aku semakin dongkol dan kembali ingin menangis. Aku mengamuk-ngamuk dikamar tidur seolah marah pada ibu tapi tetap saja tidak ada yang merespon karena dirumah tidak ada siapa-siapa, hanya aku dan barang-barang tua milik keluargaku. Semakin lama aku menangis semakin terisak menanti ibuku untuk pulang kerumah tapi tetap saja, sudah 1 jam aku menangis, ibu tidak pulang. Pagi itu aku tidak berangkat kesekolah “TK Santa Ursula 8 Makassar”. Sampai saatnya aku lapar dan ingin sarapan. Tapi setelah aku periksa di meja makan sama sekali tidak ada makanan, minumpun habis. Aku geledah-geledah seisi rumah hanya untuk mengganjal perut agar tidak terlalu lapar hingga kakakku pulang nanti. Isi lemari, lemari makan, dapur, semua sudah aku bongkar. Namun tetap saja tidak ada satu makananpun yang ada dirumahku untuk aku makan. Aku duduk dikursi termangu, dan tanpa sengaja aku melihat ada sebuah snack dibawah kursi, mungkin itu bisa mengganjal perutku. Aku berusaha mengambilnya dengan mendorong kursi itu dan mencoba mengangkatnya. Tanganku tergores oleh sudut kursi yang sangat tajam dan berdarah. Aku pun kembali menagis seakan tidak kuat menahan rasa sakit itu ditambah dengan jengkelku pada ibu yang belum juga pulang. Aku makan snack sambil menangis. Snack yang aku makan sudah tidak enak lagi rasanya. Mungkin snack ini snack sisa jajanku seminggu lalu yang tak sengaja menyangkut dibawah kolong kursi. Tapi aku tetap memakannya karena perutku memang sudah sangat lapar.

Aku semakin marah dan waktu sudah menunjukkan siang hari pukul 12 siang, ibu belum juga pulang. Tiba-tiba Toni datang kerumahku untuk mengajakku kembali bermain. Tapi aku menolaknya. Toni terheran melihat keadaanku yang sudah tidak biasanya ini. Aku menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Toni dengan sisa-sia isakan tangisku.

“ Ton, ibuku pergi tapi belum pulang-pulang dari kemarin, tadipun aku tidak berangkat kesekolah. Aku mau ibu.” Toni terharu melihat keadaanku dan Toni mengajakku untuk pergi keliling-keliling kampung menghampiri tiap-tiap rumah untuk menanyakan keberadaan ibu. Jalan demi jalan aku lalui bersama Toni berharap bahwa ada satu tetanggaku yang tau tentang keberadaan ibuku, dan langkahku ditemani isakan tangis yang membuat harapankupun menjadi hilang tentang ibuku. Tak ada satu orang tetanggaku pun yang tau keberadaan ibuku. Akhirnya aku sudah tidak bisa menahan rasa tangisku. Aku menangis terisak-isak dipinggir jalan di pusat kampung tempat aku tinggal. Aku menangis berharap ada orang yang memperhatikanku. Rasa tangisku merupakan rasa tangis bukan lagi karena aku marah pada ibuku tapi karena aku sudah merasa kangen pada ibuku, aku rindu dan semakin khawatir pada keadaan ibuku. Dan akhirnya salah satu tetanggaku membawa aku kerumahnya dan memberikan aku makan. Setelah aku kenyang aku memutuskan untuk pulang saja. Dan Tonipun pulang kerumahnya. Saat aku masuk kerumah ternyata keadaan rumahku tak jauh berbeda. Masih hampa bersama barang-barang tua milik kami. Aku menuju kamar mengambil baju ibu yang tergantung dibelakang pintu kamar, menciumnya dan memeluk baju itu dengan rasa kangen sambil aku kembali menangis dan berharap ibuku akan pulang. Aku semakin ketakutan.

Andai saja ayah tidak pergi meninggalkan rumah saat aku masih berumur satu bulan. Mungkin rumah ini tidak sesepi ini, kalau tidak ada ibu kan masih ada ayah. Namun tidak untuk kali ini, aku merasa kedua-duanya sudah tidak ada. Aku melamun, merenung dan masih terisak-isak. Keadaan rumahku terasa hening sekali dan akupun menangis semakin menjadi-jadi. Hingga energiku habis untuk menangis dan merasa sangat kehausan.

Tepat saat pukul 2 siang tetanggaku datang kerumahku, dia bernama mbok inah, bisa dipanggil mbok gosok karena pekerjaannya sehari-hari hanya sebagai tukang gosok dan tukang cuci dikampung kami. Tapi mbok gosoklah yang paling akrab dengan ibuku. Aku merasa harapan itu ada. Dan semoga saja mbok gosok datang untuk mempertemukan aku dengan ibuku.
“Dion, maaf yon, mbok telat. Ya ampun, keadaanmu kok begini. Ayo mbok mandiin. Mbok tadi harus mencuci dirumah ibunya Toni dulu, padahal mbok mau kerumahmu tadi pagi. Mbok sampe lupa”
“Ibu mana mbok?” terisak dan berharap.

“Kamu mandi dulu yah, ntar kamu ditempat mbok aja, soalnya mbok gak bisa lama-lama dirumahmu. Mbok harus gosok baju lagi ni dirumah. Cup...cup...cup....”
            Aku menurut pada si mbok dan keadaan sudah semakin membaik. Aku ikut si mbok kerumahnya dan menonton TV bersama kak Darsum, anak dari Mbok gosok. Tiba-tiba aku digaungi kembali oleh kerinduanku pada ibu.

Ibuku memang sangat tegas, perawakan ibuku yang memang tidak seperti wanita biasanya membuatku sangat takut pada ibuku, Ibu tidak pernah tidak untuk memukulku jika aku melakukan sebuah kesalahan, ibu tidak pernah tidak berhenti mengoceh jika aku pulang kerumah dengan keadaan kotor. Bahkan ibu tak pernah segan untuk mengusirku dari rumah hanya untuk mengancamku jika aku bertindak melebihi batas. Itulah yang terjadi pada lingkungan keluarga miskin. Kami dipaksa untuk memutarbalikkan arti dari sebuah kasih sayang dengan kekerasan. Kami dipaksa untuk membuat sebuah hantaman sebagai sebuah teguran. Itulah didikan oleh seorang ibu yang tak kunjung juga datang. Namun semua itu tetap aku rindukan pada sosok ibuku, wanita berumur 38 tahun yang tidak ada kabarnya hingga kini.
Aku kembali menanyakan pertanyaan yang belum sempat dijawab dengan mbok gosok tentang ibuku. Tapi mbok hanya bilang kalau ibu sedang bermain dirumah saudaraku dan menitipkan aku pada mbok untuk sebentar saja karena ini penting. Aku marah, kenapa ibu tidak mengajakku, aku ingin ikut dan memaksa mbok untuk mengantarku kerumah saudaraku yang cukup jauh. Tapi karena si mbok sibuk, mbok wanita yang berusia 49 tahun ini berjanji mengajakku nanti malam. Aku pun menurut dan sangat percaya dengan mbok gosok.

Malam hari tiba dan aku menagih janji mbok gosok untuk mengantarku, namun mbok gosok masih berkelik, dan mbok berjanji akan mengantarku seusai pulang sekolah besok. Kecewa, tapi aku benar-benar melihat mbok gosok sangat sibuk dengan pekerjaannya jadi aku memaklumi saja.
....
Kejadian itu semakin terus berlangsung hingga aku berusia 10 tahun kini. Aku sudah duduk dikelas 5 SD. Mbok gosokpun semakin lupa untuk memberitahukan keberadaan ibuku kini. 5 Tahun sudah ibuku pergi tanpa kabar dan meninggalkan aku dan kakakku berdua saja di kampung kecil ini, akupun tidak tau dimana ibuku berada. Karena mungkin waktu yang sudah berlarut, akupun semakin tidak memperdulikan lagi keadaan ibuku, aku seperti hidup tanpa ayah dan ibu saat ini, aku sebatang kara dengan seorang kakak yang sekarang memutuskan diri untuk merantau keluar kota yang akupun tak tau entah dimana, aku benar-benar sebatang kara.

Aku hidup dengan si mbok yang sudah semakin tua dan rapuh, akhir-akhir ini si mbok sudah sering sakit-sakitan dan jarang sekali bekerja. Mungkin karena usianya yang sudah tua. Aku semakin khawatir dengan si mbok. Selama 5 tahun mbok menjadi ibu yang sudah aku anggap sebagai ibu kandungku, si mbok menjadi harapan aku saat ini. Karena hanya si mboklah yang aku punya saat ini yang sudah berhasil merawatku hingga 5 tahun. Cara mendidik si mbok dengan ibuku sangat berbeda. Si mbok lebih menggunakan kelemah lembutannya dalam mengurusku, sampai-sampai sangat jarang sekali aku melihat si mbok benar-benar marah saat aku melakukan kesalahan. Si mbok memang wanita paruh baya yang luar bisaa.
Ibu belum juga datang untuk tau tentang keadaanku. Mungkin sama seperti ibuku juga, aku tidak lagi mau tau tentang keberadaan ibuku. Mbok galak mengurusiku selama 5 tahun dengan penuh kasing sayang dan apa adanya, meskipun dengan hidup yang pas-pasan dan apa adanya. Tapi aku merasakan kasih sayang yang lebih dari seorang ibu yang diberikan mbok gosok padaku. Itu sudah lebih dari cukup dari pada aku terus menahan dendam pada ibu yang tak pernah memberikan kabar sedikitpun pada anak yang telah dilahirkan dari rahimnya kedunia. Aku benar-benar tak perduli.
Aku nyaman dengan hidupku ini, setidaknya aku sudah lebih baik dan bahagia kini. Dengan hidupku dengan si mbok gosok.

Hingga pada suatu sore saat aku sedang bermain dengan teman-temanku dilapangan kampungku hingga waktu maghrib tiba, adzan berkumandang sore itu seperti memberikan sebuah peringatan dibarengi dengan teriakan yang kini menjadi tetap khas ditelingaku “Dion, pulang. Ini sudah maghrib” Aku mendengar dengan seksama suara itu. Dengan sangat seksama. Aku seperti hafal dengan suara ini. Aku yakin bahwa ini bukan suara mbok gosok karena tidak mungkin mbok gosok yang sudah sakit-sakitan itu bisa memanggilku dengan nada yang sekeras itu. Aku semakin menyimak dan terus menyimak suara itu dengan baik, Aku merenung dan berhenti bermain dengan teman-temanku. Aku bermaksud untuk mengingat-ingat suara panggilan siapa ini? Sepertinya aku kenal dengan suara ini, tanpa menunggu lama aku langsung membalikkan badanku untuk memastikan suara ini datang dari siapa? Saat aku membalikan badanku, aku melihat seorang wanita yang sangat aku kenal dengan baik tepat berada 100 meter didepanku yang saat ini sedang memanggilku. Yah! Aku sangat kenal dengan suara ini. Ini suara ibuku yang sudah 5 tahun menghilang tak ada kabarnya. Aku berlari mendekat dan semakin medekat seakan memastikan kebenaran bahwa ini benar-benar ibuku. Ternyata kedekatanku semakin meyakinkanku bahwa ini benar-benar ibuku. Aku menangis haru dicampur bahagia dan segera dengan lekas memeluk ibuku. Masih dengan gaya khasnya, ibu masih memegang gagang sapu memanggilku pulang di sore itu ditemani kumandang adzan yang membawa kebahagiaan. Ibuku pulang, ibuku datang.

Aku pulang kerumah yang sudah lama aku tinggalkan karena aku harus tinggal dengan si mbok saat ibu pergi. Dan setibanya aku dirumah, aku melihat keadaan rumahku berbeda, semua barang sudah dipacking rapih, termasuk semua barang-barangku. Ini menandakan kalau aku akan pergi.
“Bu, kita mau pergi kemana?” tanyaku.
“Dion, ibu hanya punya waktu 1 hari untuk izin dari majikan ibu di malaysia, besok kamu ikut ibu tinggal di malaysia untuk selamanya yah. Bos ibu mengizinkan ibu untuk mengajak seorang anak untuk tinggal bersama. Kamu siap-siap ya dion. Mbok gosok sudah mengurus semua tentang sekolahmu, kita berangkat besok yah!”
Aku semakin tidak percaaya dengan keadaan ini, ibu datang tiba-tiba setelah merusak semuanya, dan sekarang ingin kembali merusak semuanya. Aku sudah merasa nyaman hidup bersama si mbok, aku nyaman mengurusi si mbpok yang sudah semakin tua. Si mbok sakit parah dan aku harus berbakti pada wanita tua yang sudah mengurusku hingga 5 tahun ini. Namun lagi-lagi ibu menghancurkan semuanya. Aku terharu saat itu, karena aku harus kehilangan semua, kehilangan kebahagiaan yang tumbuh dan diawali dengan kesedihan. Aku semakin tidak rela meninggalkan si mbok yang sudah semakin parah penyakitnya. Namun, akupun tidak dapat menolak ajakan ibu untuk pergi ke Malaysia. Aku masih terlalu kecil untuk merasakan semua ini.
Akhirnya aku pergi keesokan harinya tanpa diizinkan ibu untuk bertemu dengan si mbok sebelumnya. Ibu membawaku pergi dari kampung kumuh yang telah meninggalkan banyak cerita buatku, cerita tentang bagaimana indahnya kehilangan. Aku juga meninggalkan si mbok yang sudah tua rentah untuk ikut ibuku yang ternyata selama 5 tahun ini bekerja untuk masa depanku menjadi seorang pembantu di salah satu bos kelapa sawit di Malaysia, aku pun tidak menyangka bahwa ibuku pergi ternyata untuk mencari nafkah keluarga dan selama ini Ibu juga mengirimi si mbok uang untuk merawatku dengan baik, tapi kenapa ibu tak pernah mengizinkan sedetikpun untuk aku bertemu dengan si mbok. Aku harus pergi kenegara yang sudah sering aku dengar namanya di TV. MALAYSIA. Menjadi anak seorang TKI.
Hingga suatu hari aku mendapat kabar si mbok sudah meninggal dunia akibat penyakit tuanya dan ibu tidak memberitahuku sama sekali mengenai ini. Karena aku tau kabar ini setelah aku mendengar percakapan ibu di telpon dengan keluargaku di Indonesia. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa mendengar kabar bahwa wanita tua renta yang megurusku selama 5 tahun meninggal dunia. Semua itu seakan tidak dihargai begitu saja.  Selamat jalan mbok gosok. Yang tetap menjadi ibu, Ibu kandung di hidupku dan dihatiku. Dan satu buah lagu ini lah yang akan mengingatkanku atas jasa-jasa mbok gosok.

POTRET – BUNDA

Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang

Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci

Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan slalu ada di dalam hatiku

Aku marah pada dunia saat aku merasa Tuhan sudah membuat cerita yang salah. Tuhan memutar semuanya hingga semua menjadi salah. Kekejaman dunia ternyata bisa membuat seorang anak dan ibunya terpisahkan seakan tak terpikirkan. Lagi-lagi alasannya karena dunia yang begitu kejam, sehingga kasih sayangpun dilupakan. Aku murka kenapa semua kembali normal begitu saja ketika harapan ingin aku buktikan. Dan pada akhirnya harapan itupun harus aku buat lagi dari sebelum aku bermimpi. Aku benar-benar dipermainkan dengan istilah kasih sayang. Dan Tuhan menjawab semuanya seolah memberikan ini menjadikan tantangan yang harus aku jawab hingga hidup tak lagi berulah pada alur ceritaku. Tuhan akan menjawabnya, karena Tuhan punya maksud dalam setiap kekejamannya. Karena Tuhan tak pernah KEJAM!

Kasih sayang bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja. Tidak mendapatkannya? Karena tidak mau berfikir bagaimana mendapatkannya. Apakah anda berfikir?
 Anton Hidayah

Budaya Ramah


Gan! hampir setiap hari sabtu gw selalu bolak-balik jogja solo karena gw kuliah di jogja dan harus kerja di solo. Pergi pagi-pagi buta dan pulang malam-mala buta. Nah kali ini gw mau komentarin tentang salah satu budaya timur yang ada di Indonesia yang sudah hilang. Padahal budaya ini dulu sangat di acungi jempol banget loh gan dengan bangsa timur lain ataupun bangsa di Dunia. Apakah itu?

Tepat pagi-pagi buta gw ke stasiun tugu jogja untuk naek kereta PRAMEKS (Prambanan Ekspres) Tujuan jogja - solo. Budaya senyum yang sudah hilang gan! hampir seluruh karyawan kereta api yang ketemu gw hilang senyumnya. Padahal baik jogja, atapun solo kan terkenal degan ramah dan tamahnya terhadap orang lain yang jahat atau baik. Tapi kenapa ini hilang? gw beranggapan kalo ini mungkin karena mereka kecapekan kerja gan atau karena mereka bosen dengan rutinitas kerja yang mereka lakukan tiap hari. Tapi gak semua karyawan si. Masih ada kok karyawa yang baik dan murah senyum, cantik lagi. Tapi ini penting loh gan untuk meng eksistensi kan khasbudaya jogja dan solo di mata Indonesia dan dunia. Kalau budaya ramah tamah aja udah ilang trus apa lagi yang mau di banggakan dari bangsa timur? Hal kedua yang gw pikirin mungkin budaya ini hilang karena sudah terlalu banyak orang asing non jogja yang sudah mencampur di kota jogja, jadi mungkin orang aslinya malah terpengaruh dengan orang luar. Ada 2 pilihan sebenarnya. Pendatang yang terpengaruh akan ke ramah-tamahan orang jogja (seperti yang mau gw coba sekarang) atau malah penduduk asli yang terpengaruh dengan budaya luar. Sampe-sampe ada orang jakarta yang katanya anak gaul , bangga banget ngomong gue elo di jogja. kalo gw pribadi ga pernah bangga gan ngomong bahasa gaul ala jakarta di Jogja. Justru gw mau ngerubah gaya bicara gw yang halus seperti orang jogja. Yang lebih parahnya lagi gan, orang bahasa medok khas jogja sekarang banyak yang mencoba gaya bahasa orang gaul jakarta. Meskipun kedengerannya lucu, tapi intinya ini bahaya. Pendatang kok bisa mempengaruhi. Pantes aja gan! banyak rakyat indonesia sekarang yang suka kebarat-baratan, mungkin karena pengaruh orang bule yang semakin meraja di Indonesia, lagi-lagi ini gak boleh terjadi. Yang ada adalah kita bangsa asli harus bisa mempengaruhi pendatang bukan kita malah yang terpengaruh. Ayolah bangga jadi orang jogja, seperti semua orang bangga pada jogja.

Ternyata kereta yang gw naekin masih lama datangnya gan! jadi mau gak mau, dari pada gw pulang ke kos kelamaan, jadi gw berniat untuk dudk menunggu kereta di bangku ruang tunggu stasiun. Hal yang membuat gw mengkerutkan dahi adalah, semua orang disana lebih memilih untuk berdiam diri dari pada beramah tamah dengan orang lain. Padahal budaya Indonesia ataupun jogja itu seharunya ketika ada dua orang duduk berdekatan meskipun gak saling kenal, harusnya kita basa-basi untk ngajak ngobrol dan berkenalan serta berkomunikasi, tapi budaya itu sudah jelas meralas hilang gan. Semua orang merasa asing satu sama lain. Gw mencoba untuk ngajak ngobrol orang disamping gw, basa-basi, kayaknya anak muda dari kota gaul jakarta. "mau kemana mbak?" pertanyaan klasik penuh basa basi memang tapi gw rasa ini budaya jogja yang harus dipertahankan dijadikan simbol ramah tamah jogja. Banyak pertanyaan yang gw keluarin ternyata dia jawab dg ekspresi songong sambil asyik mendengarkan walkman, dy mungkin lebih nyaman sendiri. Ketika gw ngobrol dg ibu-ibu sedikit tua yang kayaknya jawa tulen. ternyata ibu ini sangat ramah. Pertanda apa ini gan? menurut gw ini pertanda kalau anak muda sekarang lebih individualis. Hal ini juga gak terlihat di ruang tunggu gan. Coba deh di kereta api setela gw naek kereta api. semua orang sibuk denga aktivitas sendiri-sendiri. Ada yang baca buku, ada yang denger musi, ada yang bengong mikirin masalah hidupnya mungkin, ada yang bercanda dengan teman. Semua sendiri-sendiri, gw harap semoga budaya basa-basi berbincang di jogja tetap ada.

Yang lebih parahnya lagi gan ketika gw di ruang tunggu di stasiun purwosar solo sambil nunggu jemputan temen gw. gw ngeliat tukang sapu stasiun menyapi kursi dan lantai dari sampa dengan ekspresi kayak mau membunuh orang. ketika gw liat di mau nyapu kursi yang lagi didudukin dengan cewek cantik 2 orang yang lagi berbincang. Padahal makanan itu masih mau dimakan dengan mbaknya, karena makanan itu di taruh di samping tepat duduk mbaknya, dengan tanpa perasaan tukang sapu itu menyapu seluruh kursi mbaknya dan lantainya tanpa bilang permisi. sampai-sampai kaki mbaknya kesapu dan ketika dia menyapu kursi, makanan yang mau dimakan mbaknya juga di sapu sampe bokong mbaknya kesodok. Nah! yang gw anehin gan! kenapa mbaknya biasa aja gak perduli. Seharusnya kan dia marah atau menegur tukang sapu itu. Malah mbaknya menengok bentar trus melanjutkan ngobrol dengan temannya. Gw bingung sebenarnya ada apa dengan realitas yang gw liat. Ketika gw menoleh kekanan gw ngeliat ada satu cewek cantik yang asli sendirian, dy mendengarkan handsfree mendengar musik. Mungkin saking kenceng suara musik di telinganya. Dengan PD nya dia menyanyi dengan suara fals yang sangat keras di keadaan stasiun yang hening. Sumpah pengen ketawa gw liat mbaknya. Sampe2 ada sekelompok orang yang juga menunggu di stasiun mengejek mbaknya pertanda nyuruh mbaknya berenti. Tapi mbaknya tetep gak mo berenti, kalo yang satu ini gw gak tau salahnya di mana. Kayaknya banyak orang yang sekarang yang memiliki pribadi individualis plus autis seperti mbaknya. Bahaya gan buat jogja.

Ketika di kereta pun gw gak dapet tempat duduk, kalaupun dapet gw ngalah, karena gw cowok dan masih muda. Tapi rasanya aneh ketika gw ngeliat dikereta banyak orang yang gak peduli dengan wanita, orang tua dan anak kecil. gerbong khusus wanita juga di penuhi laki-laki. Semua laki-laki perkasa duduk aja di kursi didepan ibu-ibu tua. Memprihatinkan. Padahal apa salahnya coba berdiri di kereta sampe solo selama 1 jam lebih. gak akan bikin kaki kita pincang gan!

Yang lebih bikin gw gedegnya lagi. Ada cowok yang berdiri di samping gw, jelas-jelas dy gak sengaja mukul muka gw karena mau pindah. Tapi meskipun gw gak berharap untuk dia minta maaf, tapi dengan wajah yang gak merasa bersalah dy cuek aja gan! pengen gw gebuk rasanya kepalanya itu. Tapi untung gw sabar saat itu. Itu mungkin anak muda yang udah mati rasa. gw diemin aja dy. n gw langsung pura-pura gak tau. setidaknya apa salahnya dia bilang, maaf ya mas, sy gak sengaja, atau bilang "sorry". Sakit jiwa anak muda zaman sekarang.

Itulah gan yg gw rasakan dalam perjalanan dikereta. Sebenernya masih banyak lagi hal yang sudah hilang di budaya jogja dan solo tapi gw gak mau bahas lagi karena gw pikir ini aja udah parah dan bingung mau memperbaikinya dari mana. Cuma gw merasa kasihan dengan jogja n solo harus kehilangan kharismanya. Dan sampe detik ini gw masih berfikir kalo orang yang jadi bintang cerita gw diatas adalah okum belaka bukan perwakilan dari akhlak anak muda zaman sekarang yang rusak. Semoga gan!