Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Kamis, 31 Januari 2013

Filosofi marga 'ANGGAWI'

Sejarah Kelahiran ANTON HIDAYAH ANGGAWI



Habib Yusuf, atau lengkapnya Habib Yusuf bin Ali bin Abdullah Anggawi Al-Hasani, adalah seorang Sayyid yang sholih, berasal dari kota Makkah. Dalam suatu catatan ia disebutkan lahir di kota suci itu tahun 1198 H/ 1784 M, Habib Yusuf berasal dari keluarga Anggawi cabang keluarga syarif Abu Numai, keturunan Rasulullah dari jalur Sayyidina Hasan RA. Karenanya ia juga dikenal dengan nama Sayyid Yusuf bin Ali Al-Hasani.Setelah banyak berkelana menuntut ilmu, dari kota Makkah hingga Hadramaut Yaman, Habib Yusuf hijrah ke Nusantara. Di sini, negeri yang pertama kalinya dimasuki adalah Palembang.Di Palembang ia sempat tinggal beberapa waktu lamanya, bahkan hingga dinikahkan oleh Sultan Palembang, Sultan Ahmad Najmudin, dengan salah satu putri pembesar kesultanan Palembang. Diantara putra Habib Yusuf  dari pernikahanya itu adalah Sayyid Muhammad. Nama Sayyid Muhammad bin Yusuf tercatat dalam sejarah perperangan kesultanan Palembang sebagai salah satu panglima perang saat melawan pasukan penjajah Belanda.Dari Palembang ia melanjutkan perjalananya ke Pulau Jawa, hingga sampai ke Pulau Madura. Sepanjang perjalananya ia berdakwah. Di akhir masa hidupnya, ia masuk ke pedalaman dan kemudian menetap di wilayah Telango Pulau Puteran, hingga wafat dan dimakamkan di wilayah itu.Keturunannya, keluraga Anggawi terbanyak di Pekalongan Jawa-Tengah, sebagian kecilnya di Kuningan, Cirebon, Palembang, Jakarta, serta sejumlah daerah lainya.

Harga Sebuah Keilmuan


Idul Qurban adalah waktu dimana Asas Kemahasiswaan Fakultas Peternakan dipertaruhkan

Kuliah sudah menginjak semester "gembung" atau bisa dibilang diluar kapasitas. Opini publik seakan meyakinkan bahwa otak sudah penuh dengan bumbu2 teori keilmuan. Segala macam tanggapan berlebih yang menuntut pola pikir semakin maju. Cerita ini dihadapkan ketika Idul Qurban dimulai. Entah kurikulum yang keliru atau memang teori tidak bisa di garis luruskan dengan pola pikir praktikal dan pengalaman. Saya selalu menjawab dengan senyum kemayu "semester 9 bu". satu minggu kegiatan idul qurban belum dimulai. Segelintir pertanyaan demi pertanyaan muncul dari tindak tanduk polah masyarakat yang ber ekspektasi lebih akan gelar mahasiswa "afkir". Semua pertanyaan digelontarkan seakan kita selaku mahasiswa bak dewa dengan catatan teori keilmuan. Satu persatu pertanyaan semakin membabi buta. Dan pada satu titik aku terdiam, ketika rapat mulai surut akan komentar dan argumentasi. terpojok oleh suasana dan keadaan. berpikir dan menghikmati mencoba memakai hati nurani. semua pertanyaan yang dilontarkan seharusnya pertanyaan yang sudah ku tau jawabannya di luar kepala. dasar-dasar pendidikan yang katanya mahal. lontaran kata-kata dari masyarakat yang lucu akan keluguannya dalam bertanya seakan menampar otak kiriku yang hilang dimakan waktu. semua materi pelajaran hilang dimakan masa silam. semenjak itu aku kembali kekamar dan meruntuhkan semua buku, demi nama baik pendidikan. "apa kata mereka, jika seorang mahasiswa peternakan tidak bisa menjawab pertanyaan dasar yang seharusnya telah menjadi lalapan keseharian?". menandakan bahwa pendidikan mahal itu aku jual dengan sangat murah. aku seperti tidak mendapatkan apa-apa. semoga saja, pengalaman ku ini tidak dialami dengan mahasiswa semester tua, yang telah melupakan teori-teorinya dan sibuk bergelut dengan hati untuk skripsi. sehingga masyarakat tidak merasakan dampak dari istimewanya pendidikan, aku kalah hari itu.

Aku bangkit, sadar dan mulai mempelajari semua materi yang berhubungan dengan idul qurban. Dan dihari selanjutnya, aku bak menjadi seorang profesor peternakan termuda yang pernah ada. Aku menggelegar diantara masyarakat yang haus akan keilmuan. dan aku bisa memperkaya pendidikan yang mahal. menyesal kulupakan ilmu ku bertahun-tahun hanya karena tekanan mental skripsi yang hanya hitungan bulan.



Kesadaran itu tidak hanya sampai diteori dan kata-kata. 1 hari menjelang idul qurban datang. Ketika teori dan kata-kata tak lagi dibutuhkan. Aku mulai ingin menunjukkan aksiku dengan lebel mahasiswa senior PETERNAKAN. Ku ajarkan masyarakat bagaimana caranya menentukan berat badan sapi hanya dengan mengukur lingkar dada dan panjang badan, Ku tunjukkan pada mereka semua bagaimana ternak yang sehat dan sakit. kuajarkan mereka bagaimana menentukan jumlah kg daging yang dihasilkan dengan berat sapi tertentu, ku berikan pengetahuan tentang perawatan ternak untuk kurban yg seharusnya. Aku satria dikala masyarakat sudah lupa akan pentingnya kata-kata. Masalah kembali datang ketika aku dihadapkan pada ciri masyarakat yang merasa lebih tau dan merendahkan seorang mahasiswa. "Mahasiswa itu kan teori, prakteknya belum tentu tau dan benar hasilnya". Perdebatan yang sangat menyayat hati terjadi pada orang yang mengaku pernah ikut pelatihan tentang "jogrok" sapi. Aku kalah dan memang tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika memeriksa cacing hati, seakan kedengkian timbul dan terjadilah perang antara praktisi dan akademisi. antara pikiran dan otot yang tak menyatu dengan hati. hati seperti mengatakan bahwa 100 teori dan penelitian seakan dipatahkan dengan satu praktek dari seorang ahli lapangan. akupun tak bisa membuat tali penyambung arah diantara keduanya. Semua berjalan. dan hasil membuktikan bahwa semua teoriku benar, jumlah daging yang dihasilkan sesuai prediksi. Keadaan sapi saat pemotongan mengalami regormortis yang parah karena tidak dipuasakan. Dan banyak teori lain yang dipatahkan yang akhirnya telah terjawab dengan waktu dan akal pikiran. Semua teori ku benar dan dibeli dengan waktu yang membahagiakan.

Setidaknya pelajarannya adalah:
1. Bahwa ternyata kita telah membuang ilmu dengan berjalannya waktu yang sebenarnya dapat dirasakan semua orang. Kita mengerti bagaimana kita dapat menghargai ilmu yang sudah kita pelajari dengan cara menghibahkannya pada banyak rakyat. dan berujung pada kesadaran bahwa kita tidak mendapat apa-apa dalam pendidikan yang kita bayar dengan harga mahal. Kitalah yang menujual murah ilmu dengan cara tidak mempelajarinya.
2. hal yang paling penting adalah bukan bagaimana kita mempertahankan akan kebenaran teori dan penelitian dihadapan orang yang kita tau salah. Tapi hal paling penting adalah bagaimana kita tersenyum untuk menghargai pendapat mereka. Sakit memang yang seakan kita direndahkan. Tapi gandenglah ia bersama waktu yang akan menjawab sebuah kebenaran.

MARI HARGAI ILMU YANG SUDAH KITA PELAJARI YANG SEBENARNYA DI BUTUHKAN OLEH BANYAK ORANG. MENGHARGAI PENDAPAT ORANG LAIN YANG MERASA BENAR JAUH LEBIH PENTING DARI PADA KITA EGO PADA SUDUT PANDANG PRIBADI.

Pekerjaan = Pengemis

'PENGEMIS' = Lowongan Pekerjaan yang Menjanjikan

Kembali hari ini sy memberanikan diri untuk mengungkap sebuah hal yang sebenarnya pasi untuk dibahas. Tapi kebiasaan dari keseharian pada setiap kejadian membuat saya miris yang berujung pada niat untuk menulis kebenaran dan realitas sosial yang tidak lagi menyelaraskan antara hati, pikiran dan mata. Pengemis. Identik dengan kesusahan, kemiskinan, kasta terendah dan hinaan. Mata seakan buta sebelah saat terlirik pada kenyataan bahwa masih ada orang yang tak peduli dengan pekerjaan yang satu ini. Komentar pertama yang terlontar sangat kejam keluar dari bibir manis setiap insan mulia yang memandangnya. Terutama saya. Dengan keadaan hidup yang keras, berkorban dan penuh berjuang untuk mendapatkan sesuap nasi, saya melakukan apapun yang bisa saya lakukan dalam hal ini bekerja untuk kelangsungan hidup saya. Tapi pramuria hanya menangis dan berharap iba pada hati yang terkikis oleh pandangan tak berdaya. Perjuangan keras saya dalam memperjuangkan hidup saya sendiri seakan dinilai murah oleh seorang pengemis.

Kemudiaan aku tertoleh aku pada ibu tua rentah yang tak bisa berbuat apa-apa. Pendapatku lalu goyah setelah melihatnya "Wajar saja ibu ini mengemis, karena diapun tak berdaya untuk berjuang seperti saya. Maka mengemispun seakan halal baginya". Terduduk kaku, dingin, dan merintih disebelah nenek tua yang duduk sayu di perempatan jakal MM UGM. Kerasnya hatikupun runtuh pada raut wajah tak berdosa nenek tua ini.

Tanpa memperpanjang episode perjalanan di hari itu aku mulai membabi buta nenek tua bernama poniyah itu dengan beribu pertanyaan yang meng iba. Dan hari itupun diakhiri dengan rasa penyesalan mendalam telah menistakan pekerjaan seorang pengemis. PENGEMIS TIDAK NISTA untuk orang yang tak bisa berbuat apa-apa. Mereka tak punya pilihan kecuali zaman yang membawanya pada kenyataan keindahan.

2 hari berlalu, aku segera menuju rumah ibu Poniyah yang beralamatkan di kalicode Kotabaru Yogyakarta.

Aku berkunjung meskipun hanya melihat deritanya. tanpa bisa berbuat apa-apa. Hari itu, adalah hari pembuktian yang membuat aku terbelalak akan sebuah kebodohan kenyataan dalam realitas kehidupan. Pembicaraankupun hari itu lebih sayu dan mendayu-dayu. Kenyataan:
1. Nenek poniyah mempunyai anak yang tidak sedikit dan semuanya meninggalkannya sendirian, sehingga dia memilih untuk mengemis.
2. Pekerjaan pengemis sudah menjadi pekerjaan legal buatnya. Pengemis memiliki sistem rekruitmen yang dipimpin oleh induk organisasi pengemis yang dipimpin oleh kepala preman setempat. Pengemis yang lolos seleksi (pantas jadi pengemis) akan mulai di training selama 3 bulan untuk mangkal di beberapa tempat kekuasaan para preman. Setiap pendapatan perhari akan diserahkan kepada supervisor (juga preman) yang kemudian akan dibuat sistem bagi hasil dengan pengemisnya. Dan akupun bertanya "kenapa mbah gak mengemis sekarang?". Dia menjawab: "Ini bukan jadwal jaga saya sekarang. Saya jaga senin, kamis, dan minggu shift 3 di MM UGM atau di masjid Syuhada". Ternyata pengemis sudah ter manajemen rapih oleh pemimpinnya. Mulai dari waktu dan tempat mengemis. Mbah poniyah bilang, kalo dia masih natural, ada lagi pengemis yang harus keluar uang untk sewa bayi utk mengemis atau beli perlengkapan utk buat tubuh seakan luka2. kalo mbah poniyah cuma keluar uang buat abodemen becak aja tiap mau mengemis pulang perginya. Bisa dibayangkan berapa pendapatannya? bisa 800rb perbulan.
3. Ketua RT dilingkungan sekitar dengan bangga menjawab bahwa pekerjaan tertinggi kepala keluarga di penduduknya adalah PENGEMIS, dan kedua Tukang Becak disusul Buruh ketika saya beri pertanyaan tantang demofgrafi pekerjaan. Saya membuat tulisan ini berdasarkan kisah nyata, dan tidak bermaksud untuk mendoktrin pihak siapapun untuk berasusmsi mengenai tema ini. Terima Kasih. Saya juga bingung mau ngasih penilaian dan bisa berbuat apa terhadap kenyataan seperti ini. Setidaknya ini bisa menjadi coretan tinta-tinta hitam buku kenangan saya ketika saya memimpin rakyat kelak.

Pekerja Parttime


 Nasib menjadi pekerja Part Time


Siapa yang mau menjadi seorang pekerja? Angkat tangan anda. Setiap orang mempunyai minat dan bakat tersendiri dalam dunia kerja... Ada orang yang merasa lebih cocok untuk menjadi PNS, Pegawai swasta, atau pengusaha. Setiap kecenderungan masing-masing hanya manusia itu sendirilah yang menyadari. Salah satunya adalah saya. Saya merasa bahwa saya tidak cocok utk menjadi seorang pekerja, hal itu tidak hanya saya ucapkan dengan sembarangan. Berdasarkan hasil test psikologis waktu SMA saya cocok utk menjadi seorang pebisnis. hal kedua adalah, ketika saya sudah mencoba berkali2 untuk bekerja di berbagai tempat pekerjaan apapun itu, saya merasa tidak menjadi diri saya sendiri. Kemampuan saya memanajemen bukan mengerjakan suatu hal. Sehingga menurut pemikiran saya itu benar dilakukan di tempat kerja, namun tidak sesuai SOP. tetap saja dipersalahkan, sampai berujung pada pemecatan.

Siapa pekerja yang mau dipecat? siapa yang mau bekerja sambil kuliah kalau memang pilihan hidup yang lebih layak itu ada? tidak ada. Namun ini kenyataan ketika kita memang harus mencoba melawan kata hati, menjadi seorang pekerja. buat saya, hal sukses dalam menghadapi pekerjaan adalah bukan bagaimana dia bisa menjadi besar dalam pekerjaannya, tapi ketika dia merasa nyaman dengan pilihan hidupnya. Banyak para pekerja dengan hasil kecil tapi bahagia dengan pendapatannya karena ia mempekerjakan yang sesuai dengan keinginannya. tapi saya terpaksa utk melawan kata hati sebagai seorang pebisnis.#ngelantur

Sampai saat inipun saya belum pernah membuktikan hasil test psikologis saya atau minat pribadi saya menjadi seorang pebisnis. Tapi kok kePD an yah ngaku klo saya lebih cocok jd pebisnis. Yang penting saya yakin dulu. Itu kuncinya. bukan berarti pebisnis itu lebih bagus dari seorang pekerja atau sebaliknya. Tergantung dia merasa cocok dimana, itu namanya kesuksesan. Yok jangan salah pilih ambil jalan hidup masa depan.

Kembali kepemecatan. kerja di sebuah tempat makan memang harus mengutamakan pelayanan yang baik yang dimiliki seorang waiter atau server. Tapi terkadang ada sebuah sistem manajemen yang salah yang di amini oleh seluruh manajemen perusahaan cafe. terlalu mendewakan pelanggan. Memang benar istilah pelanggan itu adalah raja. tapi bukan dewa kan? terkesan kenapa cafe itu seperti pengemis yang ingin minta uang ke orang2 kaya yah. #bingung. Begini ceritanya: suatu hari saya melakukan kesalahan dalam melayani tamu di tempat makan tempat saya bekerja. hanya kesalahan kecil, namun karena pelanggan saya termasuk dalam jenis pelanggan rewel dan merasa 'kaya' ---menurut dia--- jadi bisa merasa diatas para waiter dan dapat memperlakukan apa aja. Akhirnya dia memposting kesalahan saya lewat seluruh media pertemanan yang dimiliki cafe saya sampai manajer saya pun tau. Hal ini dianggap menjadi hal yang rumit dan kebetulan dia adalah sahabat manajer HRD saya. jadi dia langsung melaporkan kesalahan saya ke manajer saya. Tanpa ba-bi-bu saya langsung di skors beberapa minggu tanpa ada kepastian kapan mulai bekerja lagi. yang saya sesalkan adalah sebagai berikut:
1. kenapa pihak manajer langsung mengambil keputusan sebelah pihak tanpa mendengar kejadian sebenarnya dari seorang pekerja?
2. kenapa hanya 1 kesalahan kecil bahkan sangat kecil bisa jadi membahayakan seorang pekerja hanya karena pelanggan itu kerabat tim manajemen? padahal buanyak banget kesalahan yang lebih fatal yang sering senior saya lakukan, tapi karena mereka bernasib baik jadi aman.
3. kenapa manajer tidak terlihat bijak atau menengahi permasalahan dan terkesan menyalahkan langsung si pelayan, meskipun sebenernya kesalahan bukan pada saya. demi nama baik cafe dan atas nama pelayanan yang baik pada pelanggan saya di skors, padahal saya tidak salah apa-apa dan saya sesuai prosedur.
4. saya tau skors saya dari teman kerja saya bukan pak manajer langsung yang sms atau bilang. Menurut saya dia gak gentle man.
Akhirnya saya memutuskan utk mengundurkan diri secara terhormat dari pada saya menerima skors yang dijatuhkan. Kalau saya merasa bahwa saya benar, saya akan rela mati untuk memperjuangkannya, tapi ketika saya merasa saya salah, saya rela mati karenanya. itu prinsip saya. saya ambil kesimpulan, terkesan dipecat itu membuat harga diri saya terjaga dari pada menerima skors. saya merasa bangga sudah keluar dari tempat kerja dengan sistem manajemen kekaryawanan yang menurut saya beserta teman2 kerja lain sangat parah. istilahnya ---ngasih dikit, minta banyak---
Akhirnya supervisor waiter memperjuangkan saya utk tidak di skors dengan alasan karena saya merupakan waiter bekerja baik yang pernah dimiliki cafe itu. mungkin supervisor berfikir, kenapa 1 kesalahan kecil bisa menghancurkan kelebihan2 saya di pekerjaan. tapi saya bilang kepada supervisor "gak perlu diperjuangkan, karena saya lebih terhormat utk mundur. Masih banyak orang yang mau bekerja di cafe ternama itu, begitupun saya masih banyak perusahaan yang mau menerima saya bekerja karena kemampuan saya. Jadi saya gak takut buat mundur". Kalo kita ngerasa punya kemampuan, seharusnya perusahaan dong yang merasa menyesal mengeluarkan kita. Bukan kita yang menyesal telah dikeluarkan. seharusnya antara perusahaan dan pekerja punya simbiosis saling membutuhkan. Perusahaan membutuhkan pekerja utk mengembangkan perusahaan, dan pekerja membutuhkan perusahaan utk biaya hidup.

waktu berjalan begitu saja. saya akan menjadikan ini pelajaran kedepan dan tetap tegak menapak masa depan, karena cafe itu bukan pekerjaan utama saya, karena saya hanya part time disana. masih ada skripsi yang harus saya perhatikan dan pekerjaan yang lebih layak utk kedepannya. enaknya sih bisnis. Pelajarannya adalah:
1. saya jadi tau bagaimana suka duka seorang pekerja ketika saya menjadi seorang pebisnis nanti. sehingga saya dapat mengambil semua pelajaran dari semua tempat saya bekerja utk mengembangkan usaha saya kelak ketika saya menjadi pebisnis besar.
2. Kalopun saya tidak jadi pebisnis #bukannya gak PD, tp cadangan aja. minimal saya menjadi HRD di sebuah perusahaan, saya menjadi tau apa yang seharusnya HRD lakukan bahwa kesejahteraan karyawan itu tidak hanya dari segi materi, tapi immateril. perusahaan seharusnya tidak hanya memperhatikan konsumen tapi juga pekerja. jadi biar imbang.

#move on and go a head

Pentingnya Zakat


SUDAHKAH ANDA MEMBAYAR ZAKAT PEGHASILAN???



Bro, kata zakat emang udah sering kita dengar, apalagi zakat setiap mau lebaran. Setiap orang pasti sudah biasa melakukannya. Tapi ternyata zakat gak cuma itu aja bro, ada lagi nih satu jenis zakat yang kita memang sering lupakan. ZAKAT PENGHASILAN. memang si buat ane yang tidak terlalu agamais, masih belum ngerti tentang zakat yang satu ini. Ternyata zakat ini gak jauh beda dengan sedekah, cuma besarnya aja sudah ditentukan.

Buat bro and sist yang sudah pernah bekerja baik full atau partrime, pasti sudah punya penghasilan kan meskipun cuma bisa beli es doang (kidding). Tapi meskipun penghasilan cuma bisa beli es (1 kuintal), itu namanya tetap aja penghasilan. Apalagi kalo gajinya lumayan. Bukan bermaksud mengurui si, tapi memang bener loh kalo rezeki yang kita terima itu sebenernya bukan punya kita seutuhnya. Terdapat hak-hak mereka atas rezeki yang udah kita dapet. Mungkin bisa aja mikir 'lah kan kita yang capek2 kerja, jadi hak kita dong mau buat apa uang ini'. eiits! stop dulu, percaya gak klo kita kerja itu dikasih kemampuan dalam hal fisik dan non fisik? itu yang ngasih Allah, karena kita sehat kita bisa kerja. Trus yang perintahin buat zakat siapa? Allah juga kan? itung2 wujud terima kasih ke Allah lah (kok itung2? parah!). Jangan cuma ngasih uang terimakasih ke Pak RT doang saat pembuatan KTP (curhat). Hehehe,,, lagian jumlah zakatnya juga gak gede kok, cuma 2,5 persen dari penghasilan kita. Kecil bianget kan? ga ada apa-apanya lah. Tapi terkadang kita itu lupa sama hal kecil begituan. Makannya setiap kita nerima gaji. Langsung aja disisihkan uang senilai 2,5persennya buat zakat. Masukin kotak amal atau apalah, dengan diniatkan zakat penghasilan bukan sedekah. gampang kan. Tapi lagi-lagi faktanya memang yang agak susah. Yok sama-sama belajar.

Buat yang ga kerja, atau cuma dapet jatah dari suami atau orang tua. Boleh loh belajar zakat. 2,5 persen dari uang kiriman. siapa tau aja karena kita zakat, tiba-tiba ortu bakal ngirim uang lagi. EIIIITS!!! stop! tapi jangan diniatkan kalo zakat buat hal begituan yah. Niatnya cuma membantu yang berhak dan melaksanakan kewajiban. urusan bonus kedepannya kan urusan ALLAH, ya gak? hasil zakatnya bisa disalurkan ke ane juga bisa (ups), TIDAAAAAAAK!!! Maksudnya orang yang berhak. atau lebih simpel. kasih aja pengemis atau masukin kotak amal. Ane dan segelintir orang si mau buat program utk ngumpulin uang zakat kita trus kan jadi gede trus kita ke panti asuhan atau kemana gitu beli sebako utk kebutuhan mereka. Tapi gak pernah kesampaian, jumlah orang terlalu sedikit jadi uang yang terkumpul juga gak banyak. Yah kalo kalian mau gabung juga gak papa, gak maksa... eiiiitsss,,, tapi kalo bisa si kotak amal juga udah cukup... yang penting zakat.

CERITA:
Dulu sebelum ane jadi workaholic, ane gak tau masalah beginian. jadi tiap kerja, dapet gaji n hemat uang sehemat mungkin. Tapi mikir, kok perasaan habis gak tau kemana ya uangnya, gak jelas. besar kecil yg didapet, tetap aja habis duitnya. Ternyata teman menampar saya (lebai) menegur saya yang mungkin lupa utk zakat. Beuuuuuuuh! dahsyat bro! ketika itu saya lakukan dalam beberapa bulan. uang yang saya dapatkan dari bekerja keras itu meskipun tetap aja habis, tapi minimal jelas habisnya kemana dan terarah. Penggunaanya terkesan di ridhai ALLAH bro... Dahsyat kan? cuma 2,5 persen loh, gak ada apa-apanya...

Yuk Zakat!

Polemik Patah Hati



Cerita ini sy ambil berdasarkan pengalaman rekan saya... Bantu saya untuk menyelesaikan polemik percintaanya...

Namanya Tuti. Dia kenal dg cowok itu di masjid di Yogyakarta, namanya Bram. Kebetulan tuti menjadi panitia kegiatan ramadhan di masjid besar di Yogyakarta. Jadi mau tidak mau rutinitas kesehariannya dilakukan di Masjid tersebut. Saat disela-sela kesibukan menjadi panitia ramadhan, entah tidak tau kenapa. Tuti tertarik sama cowok yang menjadi jamaah rutin di masjid tersebut. Cowok itu selalu hadir dimasjid tersebut setiap ada kegiatan masjid dan sholat 5 waktu. Jadi tuti semakin sering melihat cowok tersebut. Dia gagah, manis meskipun tidak terlalu tampan. yang pasti umurnya berbeda 15 tahun dengan Tuti. cowok itu memang terlihat dewasa. Tuti masih berumur 19 tahun. Namanya cinta tidak memandang apapun. Dan tuti pun terus melakuka aktifitas rutinnya untuk memperhatikan cowok itu tanpa harus berani berbuat lebih.

Suatu pagi, setelah sholat subuh usai, Tuti berbenah membereskan masjid bersama panitia lainnya, Tuti melihat ada satu jamaah disaat matahari sudah terbit tinggi masih duduk di pintu masjid. Dan Tuti mendekat memperhatikan. Ternyata dia adalah lelaki yang selama ini Tuti perhatikan. Entah ada setan apa, disaat teman2 tuti sudah selesai berberes2 dan pulang. Tuti berniat untuk mendekati lelaki tersebut. Takdir pertamapun terjadi:
"Pagi mas, ada apa yah duduk sendirian di Masjid. Teman2nya sudah pada pulang. Masjid sudah sepi". Lelaki tersebut menangis.Tuti semakin penasaran kenapa lelaki itu menangis. "sy cuma ingin menikmati angin saja, bosan dirumah". "Kenapa bosan dirumah?". "Gak papa, saya gak ganggu kan?". "Gak mas, sy cuma heran aja kenapa mas kok gak pulang". Dan takdir pertamapun berjalan dg pembicaraan yang memakan waktu 2 jam. Waktu sudah siang, Tuti ingin pulang, berbarengan dengan lelaki itu. Lelaki itu mengantar tuti hingga didepan kosnya. Takdir pertama ternyata bisa membuat Tuti tidak bisa tidur. Dan selalu membuatnya seperti orang gila, tersenyum sendiri. Tanpa ada alasan yang jelas. Mungkin dia merasa cintanya terjawab. Ada satu hal yang Tuti sesalkan, yaitu meminta nomor HP atau apapun yang bisa meghubungkan mereka lagi. Tuti menyesal, tapi tidak menjadikannya masalah. Tuti berharap pasti juga nanti malam dia tarawih dimasjid ini.

Sejak saat itu pertemuan kedua dan ketiga pun terjadi lebih hangat. Tuti berjanji akan membuatkan Mas Bram Sosial Media Facebook. dan sesuai dg janjinya. Tuti membuatkan Mas Bram Facebook. Diwarnet didaerah kampus UGM. Warnet disini, blok ruang biliknya sangat tertutup jadi Tuti sedikit yakin kalau warnet ini pasti sering dibuat mesum oleh orang2 nakal. Tuti asik membuatkan Mas Bram Facebook. Tiba-tiba, tangan Mas Bram merangkul Tuti dari belakang dan Tuti pun merasa nyaman untuk bersender di pelukannya. Hingga entah setan apa yang ada. Tuti dan Mas Bram berciuman untuk pertama kalinyadi warnet itu. Perasaan sedih, bodoh, gembira, memalukan semua bercampur aduk menjadi satu. Tapi Tuti bahagia pagi itu. sejak saat itu mereka berdua menjadi dekat layaknya seorang kekasih meskipun tidak ada satu sama lain menyatakan cinta. Ternyata Bram selalu mengikuti kegiatan masjid selama inipun karena dia memperhatikan Tuti. Setiap hari Mas Bram melukis wajah Tuti, karena profesinya memang seorang pelukis. Bram selalu memfoto Tuti dari kejauhan hanya untuk dikoleksi. Dan merekapun jatuh cinta.

Hubungan terus berjalan selama 3 tahun mereka bersama penuh cinta. Apapun yang mereka lakukan seperti selayaknya seseorang ingin berhubungan serius. Bukan berarti hubungan mereka berdua tanpa masalah. Mungkin karena usia mereka yang terlalu jauh menjadi kendala dan faktor utama. Bram tidak pernah memperkenalkan Tuti pada keluarganya, karena pasti keluarga Bram tidak akan setuju. Mereka Backstreet. Selain itu, sifat tuti yang kekanak-kanakan terkesan seperti mempermainkan hubungan yang sudah berjalan serius. Tuti sangat sering sekali membuat hubunga mereka putus nyambung karena hal-hal kecil dan sepele yang sangat kekanak-kanakan. Tapi karena kematangan umur Bram yang lebih dewasa dan mengayomi Tuti, Bram pun sabar menghadapi Tuti. Toh juga Bram sangat mencintai Tuti. Tak jarang Tuti mempermalukan, menyiksa batin, serta menyakiti Bram bahkan Tuti pernah menyelingkuhi Bra dengan teman kampus yang seusia dengannya. Tuti juga pernah meninggalkan Bram untuk lelaku lain, Tuti juga pernah membuang Bram dijalan. Meninggalkannya bahkan lebih parah dar itu. Tapi lagi-lagi Bram tabah dan tetap menerima Tuti dengan alasan cinta. Sudah tidak bisa terhitung berapa kali mereka putus nyambung hanya karena masalah sepele dan kekanak-kanakan dari Tuti yang mempermainkan hubungan. Mungkin itu cara Tuti yang kekanak-kanakan menunjukkan rasa cintanya pada Bram, selain itu pula Bram memang cinta pertama Tuti, karena tuti tidak pernah berpacaran


Masalah timbul ketika Tuti memberitahukan kepada Bram kalau dia ingin dijodohkan dan segera menikah dengan lelaki yang di ta'arufkan oleh orangtuanya. Selain itu juga Tuti terkena penyakit kelamin yang juga menularkan Bram. Ternyata Tuti pernah berhubungan intim dengan lelaki lain dan tertular penyakit. Tuti pernah menyelingkuhi Bram dengan berbagai pria. Tapi cintanya tetap pada Bram. Masalah ketiga, Tuti mengalami depresi karena masalah keluarganya. Kedua orang tuanya meninggal. sehingga Tuti harus berjuang sendiri dengan hidupnya kini. Atau mungkin masih ada masalah lain yang menjadi rahasia Bram dihatinya. Karena ketiga alasan itu akhirnya Bram sudah mulai illfeel dan kecewa dengan Tuti. Bram tersadar bahwa selama ini dia bodoh sudah mencintai orang yang salah. Yang selama ini menyakitinya. Bram pun ternyata memiliki masalah lain selain dengan Tuti. Keluarga Bram suda mengetahui hubungan mereka dan jelas menolak hubungan kami. Bram bahkan diancam dkeluarkan dari keluarga jika ia masih tetap berhubungan dengan Tuti. Jabatannya yang menjadi ketua RT dikampungnya membuat Bram semakin tertekan dengan cemoohan warganya sendiri bahwa Bram sudah mencintai anak dibawah umur yang usianya jauh darinya. Semua masalah itu menjadi kompleks dan membuat hubungan kita kacau balau, dan sepakat mengakhiri hubungan yang sudah kita jalani tepat di tahun ke 4. Kali ini masalahnya berbeda, tidak seperti masalah yang membuat mereka putus nyambung dulu. Ini lebih kompleks. Aku sungguh tidak terima dengan keputusan Bram. 4 tahun hubungan kita, baru kali ini dia menyatakan putus karena biasanya aku yang mengatakan putus lalu nyambung lagi. Berbeda dengan bram, yang ingin putus yah tetap akan putus selamanya tidak nyambung.
Bram beralasan merasa bodoh telah kokoh mencintaiku meskipun aku sakiti, sampai dia tertular penyakit kelamin. Bram juga beralasan bahwa aku sudah berubah, bukan Tuti yang dulu, mungkin karena pengaruh keadaan keluargaku yang membuat aku stress. Dan tekanan keluarga Bram yang semakin parah sampai aku diancam untuk menjauhi Bram demi nama baik keluarga.

Aku tidak ikhlas dan tidak terima, kenapa semua ini terjadi disaat aku benar-benar mencintai Bram 100% dan yakin akan hidup selamanya dengan Dia. Tapi Bram tidak sepemikiran dengan ku saat ini atas apa yang sudah aku lakukan padanya. Aku sudah melakukan segala cara agar Bram mencintaiku kembali dan memohon-mohon pada Bram untuk menerimaku lagi dan menjalani hubungan seperti dulu. Saat kita merasakan cinta, sudah segala cara ditempuh dan tidak bisa. Sikap Bram sudah berbeda 100%, dia aneh dan menjaga jarak sedikit demi sedikit menjauhiku. Dan aku semakin agresif untuk tidak mau ditinggal olehnya. Aku yakin dari hati kecilku yang paling dalam bahwa Bram mencintaiku, masih mencintai Tuti. Hidup tuti benar-benar hancur. Dan segala cara dari yang baik-baik dan tidak baik Tuti lakukan untuk melupakan Bram. Namun tidak bisa. Kisah 4 tahun sudah sangat melekat di hati, otak dan raganya.

Suatu ketika, Tuti menguhubgi Bram kembali, dan kali ini Bram ingin bertemu Tuti. Dan terjadi kembali hubungan intim diantara mereka. Dan pagi hari setelah kejadian malam itu, mereka kembali bertengkar. "Kenapa selama ini kamu membuat aku menderita, kamu bilang kamu udah gak cinta, tp kamu masih mau berhubungan intim denganku? aku tau sebenernya kamu mash mencintaiku dari lubuk hatimu yang paling dalam. Cuma kamu sekarang masih tertekan dengan keadaanmu sendiri dan tidak bisa berani mengambil sikap tegas tentang hubungan kita". Hubungan mereka kembali baik meskipun tidak seperti dulu. Kemudia kembali bertengkar kembali. Sampai detik inipun Tuti tidak tau masalah apa yang terjadi.

"Harus dengan cara apa Tuhan memberi tahumu kalau aku benar-benar mencintaimu tulus dari lubuk hatiku. Harus dengan cara apa Tuhan memberi tahumu kalau aku tersakiti, Harus dengan cara apa Tuhan memberitahuku bahwa aku benar-benar ingin mendampingimu dalam sisa-sisa umurmu". Tuti harus minta bantuan siapa untuk tau apa yang sebenarnya terjadi pada hubungan mereka. Dan detik ini Tuti masih dengan keraguannya dan kegalauannya. Tuti hanya punya Tuhan dan menanti Tuhan untuk menjawab semuanya. Sudah pernah Tuti menjalani hubungan dan membukanya untuk lelaki lain. Tapi tidak bisa. Cintanya mentok pada Bram. dan hanya Bram dihatinya.

Keluarga Bram tak henti-hentinya meneror Tuti untuk menjauhi Bram. Sampai detik ini Tuti masih yakin dengan hati kecilnya yang paling dalam bahwa Bram mencintainya. tapi ada beberapa kendala yang membuat Bram membohongi dirinya sendiri dan tetap menjadi misteri dan rahasia milik Bram pribadi. Has\nya Bram yang tau apa yang terjadi pada dirinya sendiri yang dia tidak sadar telah menghancurkan hidup Tuti karena masih mencintainya. Tuti masih sendiri dg kesendirian menunggu jawaban Tuhan, menanti Bram kepelukannya. Meski Tuhan memiliki pendapat lain. Tuti akan berjanji tetap memelihara cintanya. Jika cinta itu memang milik orang yang mencintai. Tapi kenapa orang yang mencintai tidak diberi hak untuk sepenuhnya memiliki? Malaikat tau siapa juaranya.

Tuhan, jika tidak bersamanya adalah kebaikanku. Maka buat aku ikhlas melepasnya, dan tak mencintainya. Tapi mengapa Kau masih memelihara cinta ini. Akankah ini teka teki tersembunyi untuk orang yang yakin saling mencintai? Aku duduk dalam sujudku menanti jawabku atas perasaanku. Takdir cinta memang milikMu seutuhnya Tuhan. kembalikan aku padanya di waktu yang meurutMu tepat. Atau benamkan rasa cintaku di waktu yang Menurutmu tepat. Aku menunggu dibalik sujudku dengan perasaan cintaku.

#menurut kalian bagaimana seharusnya yang dilakukan TUTI kedepannya?