Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Rabu, 22 Maret 2017

Terima Kasih Tuhan

Kalau saja memang saya diberikan kesempatan untuk hidup kembali. mungkin saya akan tetap memilih kembali seperti ini. Kalau saya diberikan kesempatan untuk memperoleh sebuah keinginan, mungkin saya hanya ingin bersyukur dan berterima kasih. Terima Kasih Tuhan.



Ketika setiap orang sibuk untuk menyalahkan keadaan. Ketika setiap orang harus gaduh dengan setiap kenyataan dan hanya bisa menyalahkan. Dan ketika cerita hidup tak sesuai keinginan, manusia tak bisa terdiam menerima kenyataan. Ketika dunia ini berisik hanya karena seorang pimpinan yang tak pernah memuaskan dahaga rakyatnya. Disini aku hanya ingin menuliskan rasa syukurku secara sederhana.

Di usia 12 tahun, disaat aku akhirnya menjadi anak bungsu (selama 12 tahun), sama seperti kebanyakan anak bungsu lainnya, aku juga merasakan kasihsayang yang lebih dari kedua orang tua. Standar lah. tepat 12 tahun jalan saat aku duduk di kelas 1 SMP, aku mendengar kabar bahwa ibuku hamil, wah betapa senangnya aku saat itu, selama 12 tahun penantian untuk punya seorang adik akhirnya terkabul. Aku tak bisa membayangkan rasa syukurku dimasa itu, disaat aku tak henti2nya hari demi hari mencium perut ibuku bahkan tertidur pulas diatasnya seakan tak sabar untuk segera menunggu adikku lahir. Waktunya tiba, tanggal 25 Januari 2000 perut ibuku mulai mulas menandakan tanda akan melahirkan. Segera aku beritahu ayah saat itu untuk membawa ke bidan dengan perasaan senang luar biasa. Detik demi detik aku nanti hari itu hingga aku mendengar suara tangisan bayi perempuan, yah perempuan yang merengek manja di hari itu. Aku sangat menanti adik perempuan, dan Tuhan berikan, nikmat Tuhanmu mana yang kamu dustakan? Aku tidak bisa menjelaskan secara detil dalam tulisan ini betapa aku bangganya memiliki adik perempuan hingga akhirnya dia beranjak dewasa dan aku masih mengganpnya anak kecil yang lucu seperti dulu aku melihatnya lahir. hehehe... Bahkan diacara ulang tahunnya setiap tahun aku selalu menyisihkan uang jajan hanya sekedar membelikannya kue ulang tahun.

Disaat aku sudah berusia 17 tahun, saya kira sudah saja cukup hanya memiliki 1 orang adik. setidaknya kalau ditanya oleh orang lain, akupunya adik. Namun, diusia 45 tahun ibuku "kecolongan" karena hamil lagi dan lagi2 melahirkan anak perempuan. Aku memiliki adik perempuan lagi. Berbeda saat waktu adikku yang pertama bernama Yuli Hasanah lahir, aku sangat bangga dan menantikannya. Namun saat adikku yang kedua bernama Siti Solehah lahir aku menolak kelahiran itu. Kenapa? Karena menurutku aku sudah terlalu dewasa untuk punya adik bayi. Semua kejadian berbanding terbalik, akhirnya aku memutuskan untuk tidak ikut ibu kerumah sakit dan diam dirumah. Aku sangat berharap kalaupun terpaksa punya adik, aku berharap adikku yang satu ini lelaki, namun kenyataannya yang lahir adalah perempuan. 6 April 2007 adalah waktu yang sekarang aku sesalkan, kenapa aku dulu begitu? Tapi tetap sajalah aku syukuri, toh kedua adikku saat ini sudah menjadi adik2 yang luar biasa. (Semoga Adik Siti gak tau cerita ini) hehehee


Ok cerita dimulai saat aku akhirnya melaksanakan prosesi wisuda tahun 2013. Ayahku pasti sangat bangga karena dari seluruh keluargaku, beliau lah yang paling berharap minimal ada 1 anaknya yang merah gelar sarjana karena dari kedua kakakku hanya lulus SD lalu menikah. Kenapa begitu? karena, kata ayahku saat itu, sarjananya saya saat itu bisa jadi tanda kesuksesan ayah saya menjadi seorang kepala keluarga. Namun cerita berdalih lain, 3 bulan menjelang wisuda. Tuhan ternyata sangat mencintai ayahku dengan cara menjemputnya kepangkuanNya. 9 September 2013 ayahku meninggal dunia.
Sedih, marah, kecewa, kesal atau ntah apalagi namanya saat itu yang aku rasakan. Hari yang paling dinanti2 oleh ayahku dimana saat melihat aku sebagai anak satu2nya yang sarjana di pasang toga akhirnya lenyap. Dan ayah tidak bisa melihat moment itu. Eits, tapi ingat saya tetap bersyukur dengan keadaan saat itu.

Sempat sih aku merenung dan bersedih untuk beberapa saat, kenapa? selain alasan sebelumnya tapi juga alasan mengenai nasib kedua adikku tercinta. Mereka masih sangat kecil2 saat itu. Bagaimana nasib mereka berdua, mengenai pendidikannya, mengenai masa depan dan hidup kedepannya. Mengingat kedua kakakku juga tak bisa diandalkan untuk membiayai kedua adikku karena kakak2ku pun dalam kondisi yang kekurangan dan sudah berkeluarga yang beranak banyak.
Berhari-hari aku membayangkan akan sedihnya hari demi hari aku lalui saat itu.
Eits,,, nanti dulu, jangan salah, akupun tetap mensyukuri kejadian saat itu. kenapa?
Karena gayung bersambut akhirnya aku diterima kerja disebuah perusahaan di Lampung yang dekat rumah saat itu. Selama 2 tahun aku bekerja disana dan memutuskan untuk menjadi kepala keluarga untuk mendampingi ibu dan bertanggung jawab terhadap kedua adikku dengan penghasilanku yang pas2an. Ah sudahlah, untuk bercerita bagaimana perjuanganku selama 4 tahun ini menjadi tanggung jawab penuh terhadap kedua adik dan ibuku akan ada sesi khusus. Mungkin saya akan berbagi pengalaman bagaimana menjadi kepala keluarga diusia yang seharusnya saya masih menikmati masa muda dan gaji kerja saya untuk senang2 dan diri saya sendiri. Diusia dimana seharusnya saya menabung untuk masa depan saya sendiri. Diusia dimana seharusnya saya tidak mengalami kejadian seperti ini. Nantikan ceritanya di blog ini ya.


Disini temanya bukan tangis, tapi bersyukur. Bersyukur tentang apa? tentang sosok kedua adik perempuanku bernama Yuli (17 th) dan Siti (10 th). menyambung cerita pada paragraf sebelumnya, sejak aku lulus kuliah. Disaat keputusan yang -mungkin sebagian orang tidak bisa terima- adalah menjadi seorang bapak untuk kedua adikku disaat ayahku meninggal. Dulu, aku berfikir, ayah meninggalkan tidak meninggalkan harta sedikitpun malah meninggalkan beban hidup 2 adik yang masa depannya masih panjang (itu dulu) -musnahkan-.


Nah kali ini saya akan mencoba memulai rasa syukur saya di Tahun 2017. Terima kasih Tuhan sudah memberikan saya pelajaran hidup lebih dulu dari manusia2 lain, sudah menganggap saya lebih kuat dari yang lain dan memantaskan diri saya atas tanggung jawab ini. Saya sangat beryukur. Sekarang adik2 saya sudah kelas 4 SD dan 1 SMA. sementara mereka berdua saya masukkan dipesantren dan mencoba menabung untuk mempersiapkan kuliah mereka sampai mereka S2. Karena mereka berdua harus lebih dari kakaknya. Saya sih membuat jalan hidup saya simpel. Masa depan saya ya kesuksesan kedua adik saya nanti. Jangan tanya soal kapan saya menikah ya? Pikiran saya seakan tidak punya lokasi kosong lagi untuk mikirin itu. Yang ada saya cuma bisa menikmati hidup saja. Prinsip saya sama seperti prinsip ayah saya dulu, Kesuksesan saya sebagai kakak dan kepala rumah tangga adalah Menyaksikan Yuli dan Siti meraih gelar Magister.

Nah mau tau cerita selengkapnya? tunggu tulisan saya selanjutnya ya... hehehe. banyak bersambung2nya nih.

Makasih dan semoga inspiratif.







Selasa, 07 Maret 2017

Guest Lecture "Belajar Biologi Aplikatif"

Program studi S1 Food Business Technology membuat sebuah program belajar yang menyenangkan dan aplikatif untuk siswa kelas XI.IPA SMA di Provinsi Lampung. Pada tanggal, 4 dan 6 Maret 2017 tim Faculty Member S1 Food Business Technology melakukan kunjungan kebeberapa sekolah yaitu SMA Xaverius, SMA Fransiskus, SMA Tunas Mekar Indonesia, dan SMA BPK Penabur.

Pembelajaran interaktif dan aplikatif yang dikemas dari materi biologi "Sistem Ekskresi", siswa diajak untuk berdiskusi dan menyelasaikan studi kasus mengenai materi "Dietary Protein in Renal Function". Pada materi ini siswa memahami kelebihan dan kekurangan protein dalam melakukan diet sehingga tidak merusak sistem ekskresi manusia, penyakit yang terjadi jika kesalahan dalam melakukan diet protein, proses sistem sekresi manusia, fungsi dari bagian-bagian organ pada ginjal, pengaruh warna dan kecepatan urin pada fungsi ginjal dan kesehatan manusia, serta identifikasi dan mengenal "SMART FOOD" (makanan dengan nutrisi yang tepat pada individu yang memiliki kondisi tubuh dan kebutuhan nutrisi yang berbeda). Selain itu, tim FM Prasmul yang terdiri dari Bapak Dr. Yalun Arifin, M. Sc., dan Ibu Rike Tri Kusuma Dewi M. Si., juga memberikan informasi mengenai apa saja yang dipelajari di S1 Food Business Technology serta karir yang didapat kedepannya.

Selain itu, untuk membuat suasana pembelajaran semakin menarik, tim FM memberikan contoh video mengenai proses mengalirnya nutrien dalam darah pada ginjal, bagaimana pembentukan sel darah merah, ion positif dan negatif serta arti dari warna urin, serta contoh makanan SMART FOOD. Siswa sangat antusias dalam pembelajaran ini dikarenakan materi yang diberikan sesuai dengan apa yang mereka rasakan dan alami setiap hari, sehingga pembelajaran ini mampu memberikan sebuah wawasan baru pada keilmuan Biologi yang mereka pelajari selama ini.


Selain diskusi, studi kasus dan menonton video, siswa-siswi juga dibekali dengan kegiatan praktik mengenai ekskresi pigmen. Tujuannya agar mereka paham mengapa urin berwarna kuning atau bahkan jernih. Kegiatan praktik ini dilakukan menggunakan uji coba pada alga yang dikeringkan menjadi bubuk. Awalnya bubuk tersebut berwarna hijau. Namun setelah siswa memasukkan bubuk itu kedalam tabung serta dicampur air, siswa yang terbagi menjadi 4 kelompok itu ditugaskan untuk menyaring cairan tersebut sehingga cairan berubah warna menjadi biru. Setiap kelompok harus berkompetisi untuk membuat cairan tersebut menjadi biru. Semakin muda warna biru pada cairan, maka kelompok itulah yang memenangi kompetisi tersebut. Terlihat keceriaan pada saat kegiatan berlangsung karena beberapa kelompok harus mengulang penyaringan sehingga warna birunya menjadi lebih muda. Tak heran jika ada kelompok yang gagal dalam melakukan percobaan ini, karena mereka hanya diberikan tissue sebagai alat penyaring yang sangat terbatas.

Pada akhir kegiatan, dilakukan sesi tanya jawab serta penjelasan mengenai kesimpulan pada materi yang disampaikan agar siswa tetap mengingat materi tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, tim FM Prasmul memberikan simbolis kenang-kenangan kepada pihak sekolah dan berharap bahwa pembelajaran seperti ini akan pula diterapkan disekolah. Kegiatan pembelajaran seperti ini sangat diterima oleh sekolah dan siswa sehingga rencananya akan dilakukan di setiap sekolah di kota-kota lainnya.

Terseok-Seok


Manusia memiliki porsi dalam hidup
Melihat dalam setiap jalan panjang
ketika jatuh, waktu menjauh memusuhi
Gamang dalam setiap pertanyaan
Tak berani lagi melangkah hanya terdiam

Takdir tak menentukan jalan pikiran
Seolah tak mampu membaca setiap rencana
Lagi-lagi aku diam menikmati semilir angin
Disudut kota, merasa terabaikan

Biarkan saja adzan terus berkumandang
Memanggil jutaan umat untuk bertobat
Mungkin yg tujuan ibadah hanya segelintir saja
karena pion-pion dunia banyak yg hina.

Aku harus bangkit,
Membasuh setiap luka yang menjadi borok
Meski harus berjalan terseok-seok
Karena jalanku masih jauh
Aku belum membiarkan diriku
Menikmati Alamku sendiri
Menjajaki Jalan pikiranku sendiri
Dan godaan ini mangapung dalam anganku