Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Senin, 25 Agustus 2014

Kesendirianku


Manusia memang membutuhkan waktu sendiri untuk menemukan sebuah jawaban yang matang. Kadang hidup sudah menggerus setiap detik waktu yang membuat hidupnya semakin berarti. Keriputpun mulai menyapa penuh dengan cerita panjang pahitnya kehidupan. Dan saat itulah kita mulai dapat berbicara pada diri sendiri tentang sebuah kejujuran akan arti kehidupan.
Kesendirian kadangkala mengandung arti ketenangan dan kesucian tapi tidak semua orang dapat bertahan dalam hidup sendiri. Aku mencari kesendirianku untuk menemukan kenyataan apa yang sebenarnya ingin aku temukan dalam hidup ini. Ini bukan lagi tentang sebuah jawaban. Tapi tentang alasan mengapa dan bagaimana cerita hidup ini mulai bercerita.
Hidup memiliki nada tersendiri untuk membentuk sebuah birama yang kemudian menghasilkan suara terindah. begitupun aku. saat ini hidup sedang bercerita tentang arti sebuah pengorbanan, arti sebuah ketegasan, arti sebuah keyakinan, arti dari sebuah ketegaran, serta arti dari sebuah jalan panjang yang disebut masa depan.
Kesendirian tak simetris dengan kita tidak berbuat apa-apa. kesendirian menghasilkan sebuah rencana yang menghasilkan sebuah peluru untuk senjata melawan kehidupan. Manusia memang butuh untuk sendiri.
Aneh memang ketika ada manusia mengartikan bahwa masalah yang ada pada hidup akan membuat kita semakin menjadi dewasa, tapi malah membuat orang terlihat lebih tua. setidaknya kita memiliki jawaban atas ketegaran dan kepuasan. Sadarlah bahwa tidak ada manusia yang ingin dilahirkan dalam keadaan hidup seburuk apapun. Dan kisah saat ini tidak terlahir hanya dari sebuah kesalahan. Kisah saat ini hadir dari cerita panjang sebab akibat sebuah kehidupan. dan manusia hanya menjawab teka teki bersandiwara.

Kesendirian memaknai arti kita bisa berbicara dengan tegak lurus antara Tuhan dan diri sendiri. Kesendirian menghasilkan kejujuran dari hati nurani. Ketika kita sedang berdiskusi pada Tuhan, maka hati akan sibuk tak hentinya mengeluh. Dan jika hati mulai memberontak tentang kehidupan. Maka Tuhan sejuk mendengarkan. Itulah bedanya antara hati dan Tuhan. Hati bisa saja dinodai atas ketidak bersyukuran umat manusia. Namun Tuhan tetap memaafkan. Kata demi kata yang terlontar dari hati sanubari tak ubahnya seperti bayi yang merengek meminta mainan. Apakah itu arti beserah diri? atau aku sebenarnya sedang tidak bersyukur? Tuhan akan menjawab dengan senyum dari bintang-bintang yang mengedipkan matanya. Akupun akan menatap langit.
Air mata menetes pada kelopak mata pada wajah yang mendongak kurang ajar. dan semilir angin memeluk tangisku menjadi sebuah harapan. Malam itu, sebuah jawaban terlontar bertemu disatu titik antara Tuhan dan hati dalam sebuah kesendirian. Aku pun tertunduk mendesu. menikmati bebasnya udara seakan puas dengan keganasan hidup. Jawaban Tuhan ada pada sebuah pilihan. Bukan benar atau salah atas langkah yang akan kita ambil. namun, seberapa besarkah kita berani mengambil sebuah pilihan?

Tuhan dan hatiku masih berdiskusi mengenai itu. dan inilah kesendirianku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :