Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Kamis, 25 Agustus 2016

Jatuh

Tuhan, hari ini aku kembali mengadu bersimpuh. Luluh lantah tergeletak lemah di daratan terendah.
Menengadahkan kepala hingga pipi menyentuh daratan terdalam. Tubuhku lunglai dan remuk, hancur dan rapuh. Tak ada lagi tenaga apalagi energi untuk aku bangkit.

Dalam kebisuan ini aku bercerita dalam setiap makna kehidupan. Kesedihan terperih yang membuat hati selalu merintih. Aku bersedih dalam setiap senyumku. Aku rapuh seakan tak ada jalan. Bingar pada setiap cerita kehidupan yang menjadi momok pekam. Aku seperti terbebas lepas tanpa aturan. linglung dan bingung hilang arah tujuan. Kembali meniiti arti hidupku lagi? Apakah ini kutukan? atau cacian yang membuat aku lebih hebat?

Tak ada rangkaian kata yang dapat terucap indah pada setiap cerita, aku gagal dalam hidupku sendiri. aku tak tau harus bercerita apa.

Aku hanya ingin merapuhkan tubuh. menjatuhkannya ke dataran terendah. memejamkan mata dengan keheningan, lalu menghentikkan jari-jari mungilku. Lalu bercerita pada pasir dengan bahasanya sendiri.

Saat ini aku kalah dengan cerita hidupku sendiri.

Jumat, 27 Mei 2016

Jenuh

Anton Hidayah Speak :

Bila kertas putih dapat aku robek
Maka akan aku rangkai setiap perjalanan bersamamu
Bila waktu dapat terjual
Akan aku gadaikan setiap kisah bersamamu

Bila setiap cerita boleh tak memiliki makna
Mencintaimu adalah kisah yang tulus
Bila setiap rindu tak meninggalkan kenangan
Pergi darimu menjadi sebuah impian

Kasih
Dalam setiap cerita memiliki judul, intisari
dan tujuan akhirnya
Dalam setiap kisah memiliki drama, makna,
dan endingnya
Dalam setiap rindu ada cerita membuat tangis
dan tawa.

Ternyata hati, tak bisa berdusta. Meski ku coba, tetap tak bisa
Lama sudah kupendam. Tertahan dibibirku
Merasakah kau, ku lain padamu...


Minggu, 15 Mei 2016

MAAF

Anton Hidayah Speak :

Berikan aku pena, maka akan aku tulis semua guratan hatiku di masa lalu. Yang masih menyayat dan membekas sampai kini aku memilikimu. Tiap senja telah berlalu. Tiap waktu kita habiskan dengan canda, tawa, sedih dan luka. Beribu waktu telah menghabiskan lembar demi lembar kisahku bersamamu. Setiap masa dan kenangan kita untai bersama. Meski kadang cacat terus saja terasa. Dalam setiap waktu kau selalu menjaga senyumku. Meski aku terasa menyakitimu.

Kau membuat diriku merasa tenang. Pada cerita hidupku yang kelam. Kau menjadi air dalam oase setiap penderitaan hidupku. Kau telah mengajarkanku menjadi dewasa. Karena kau selalu memberi arti dalam setiap perjuangan dalam setiap cerita hidupku. Tanpamu aku bisa, namun bersamamu membuatku jauh bahagia. Adanya dirimu membuatku memiliki arti hadir didunia ini. Dirimu memberikan banyak makna pada setiap cerita. Namun aku tidak begitu menurutmu.

Kasih, maafkan aku telah menguraikan tetes demi tetes air matamu. Maafkan aku yang telah menggelapkam kisah cinta kita. Maafkan aku telah membuatmu lelah dan kecewa. Nyatanya, aku tak pernah menjadi obat luka dalam setiap keluh kesahmu. Nyatanya, kekuatanku tak pernah mampu membuat senyummu terjaga. Nyatanya, terlalu banyak coretan yang aku buat pada setiap cerita kisah cinta kita. Maafkan aku atas rasa lelahmu saat ini.

Senja sore ini menjadi saksi dalam setiap bilur kesedihan yang memuncak dan mengakar dalam, direlung hatimu. Bahwa aku tak kan pernah mampu jadi yang terhebat dalam sejarah cintamu. Senja hari ini punya cerita yang berbeda tentang luka. Percayalah kasih, dalam setiap penilaian dan rasa kecewamu. Masih tersimpan usaha dan perjuangan yang keras dariku untuk mencintaimu. Dan kata maaf yang tulus untukmu. Seluruh energiku tak kan pernah habis berfikir keras tentang cara membuatmu bahagia.

Senja ini aku telah memiliki kisah baru dalam perjalanan ini. Menjalani hidup yang tak punya arti, tanpamu lagi. Aku terima keputusan ini saat kau memilih pergi dengan alasan kebahagiaanmu sendiri. Dan rasa kecewa yang menggurat tajam di hati. Meski kini aku terlontar, sepi, sendiri untuk mencari makna dan cerita hidupku lagi. Percayalah kasih. Aku bisa tanpamu, walau aku tak menemukan kebahagiaanku.

Satu kata yang aku harap akan terus kau ingat. "MAAF"
Dan satu hal yang aku harap akan selalu kau jaga. Dan terus kau jaga.
"AKU MENCINTAIMU"

Kosong

Anton Hidayah Speak :

Kosong
Berteriak
Orang malah bersuara keras
Aku diam
Mereka menatap tajam
menakutkan
aku robek kertas
hilang sudah janji suci
tinta merah pada pulpen masih terisi
Berarti waktu masih berhak
menyakiti setiap janji
Komitmen kehilangan pasukannya
Yang ada,
Hanya cinta yang terus saling menyakiti
Berteriak atau diam
Aku tetap dicaci orang
Jika tinta hitam benar-benar hilang
simpan robekan kertas ini
sebagai bukti
Aku tak mau menulis lagi
mencatat setiap perjalanan bersamamu
Masih dengan tinta merah ini

Gusar

Anton Hidayah Speak :

Aku kembali diam
mempertanyakan bimbang
pada sulam yang kusut
malah terjual mahal
kadang putih disiakan
Dan hitam di agungkan
Polemik tanda tanya
Gusar
Pada jalanku sendiri
Terus mempertanyakan keadaan
keberadaan, cacian, dan kesadaran diri
kadang menjadi PR sejarah
kepalaku masih berat
Dan kau terus saja
memenuhi pelupuk mataku
Biarkan bel di gereja ini
yang akan menjawab
setiap tanyaku.

Jengah

Anton Hidayah Speak :

Jengah
Bingar aku
Pada tuanmu yang baru
menukik tiap sendu menjadi beludru
Najis pada tilam
Tirakat merobek kebahagiaan
dalam ikatan
dalam kenangan
Berlari saja aku
menyelami samudra
agar tinta kotor dalam otak luntur
terseret arus

Jumat, 08 April 2016

Gundah

Ingin ku minum saja racun ini
Biar muntah, biar lega dan puaslah ia
Kidung ini menohok merogoh sesak
kelambu ini kotor lintah jijik
Semuak itu aku

Ilalang tersambit dunia pekam
kukejar berlari kencang, tak ada tujuan
lelah berkeringat sudah
Apa yang aku gapai
Aku berhenti disatu titik dengan menoleh kekanan dan kekiri
Ling lung dengan lelah ku sendiri
nafasku menohok
mati sudah.


Pasrah saja pada baginda
jika dia rajanya
aku merenung lelah
karena tersambit malu

Aku bingung pada langkahku
pada setiap guratan lecet koreng
membusuk menyeruak ganas
aku tertidur menunggu gelisahku

Saduranku mengilhami
setiap kata demi kata dalam perjalanan
bahwa aku akan melayang pada jiwa yang tenang
disisimu
Aku lelah.

Kamis, 07 April 2016

Sepotong Hati

Dalam tawa aku bercanda
Dalam kisah masa lalu yang menjadi setia
tiap waktu telah kita rajut demi kisah
nyinyirku melukis rindu
Kanvas putih tercoreng seribu makna
Arti dari itu kita yang tau


Kasih
Terima kasih telah menjaga senyumku
Menopang setiap peluh
detik ini kita tak lagi bicara tentang raga
tentang hasrat dalam arti nikmat yang sesat
Seluruh rindumu telah aku rengkuh
Keyakinan cintamu lebih dari setiap kata syahdu
Seluruh makna terangkum jadi satu
Sedih dan tawa melambangkan kisah
Sebuah perjalanan cinta
Antara aku dan sepotong hatiku yang ada padamu
Kutitipkan sejuta inginku
Pada janin suci itu
sepotong hatiku yang baru

Rabu, 06 April 2016

Benamkan Rindu


Aku benamkan rindu
Biaskan kisah sendu
Dirimu terlukis merdu
Dalam alunan kanvas masa lalu

Kini aku nyata dalam duka
Menyesal menguras samudera
Hanya untuk dikenang
Sendirian memeluk harapan

Sapamu hayalku
candamu rinduku
Hayalmu harapanku
Rindumu mimpiku

Jangan kembali untuk menambah luka
Biarkan perih ini tertawa sendiri
Dan musnah
Dengan saatnya

Senin, 04 April 2016

Memilikimu

ketika memilikimu adalah anugerah. Kemudian sendu bertanya dalam buih lalu menghilang dalam derap angin. Ketika bersamamu adalah jiwa. Lalu raga kegirangan menunjukkan kekuatannya. Ketika mimpi tak lagi menunjukkan jawabnya. Hadirmu seperti menjawab beribu tanya.
Ketika dahaga menohok kerongkongan. Lalu liur menjadi siluet bermakna dirimu.
Ketika aku menawab diriku. Lalu seribu tanya menunggu dirimu.

Kasih, dapatkah aku menuai padi yang telah lama mengering kesiangan di terik yang pekam.
Tak mengertikah kau betapa bersyukurnya aku memilikimu.
Anugerah apa dalam hidupku yang dapat menggantikanmu.
Oase dalam dahaga penderitaan hidupku

Kasih,
Dapatkah kini aku maju selangkah lagi? jika kau adalah tujuan akhir hidupku.
Dapatkah aku mundur demi kebahagiaanku di masalalu jika dirimu akan menyajikan banyak rindu untukku.
Dirimu menusuk sanubariku. Hilang dalam tiap dercik air yang pitam lalu cahaya membuatku tertidur nikmat dipelukmu.
Akankah ada rindu lagi yang pantas ku nanti? jika dirimu menjawab seribu arti.

Hai manusia bersandiwara.
teruslah berlaku menimangku dalam setiap lelapku
teruslah menjadi angin yang menopang setiap debu
biarlah habis waktuku karena sabda syukurku
Memilikimu adalah jawaban terakhirku
Hidupku adalah penantian panjang penuh sandiwara
Menjadi nyata saat kupejamkan mata lalu terlelap bersamamu
Lalu ke kedipkan kornea ini untuk menjagamu terjaga
dalam dekapanku

Bersandiwarakah aku dalam kebahagiaanku?
Jika dirimu terlalu nyata untukku.
Terima kasih
pada sepotong hatiku yang ada padamu.


Rabu, 17 Februari 2016

Ragu

Ragu itu apa?
Kelimut pelangi dalam sendu
Ragu itu jubah dimusim hujan
Ragu itu debu dimusim kemarau
Ragu itu kotak rahasia bersandiwara

Gejolak hati semakin mencakar-cakar kemaluanku akan rindu. ketika cinta masih menjadi alasannya. Ragu itu sesuatu yang menunjukkan ketidak laki2 an seseorang. Ragu itu kelimut buram.
Tuhan memberikan setiap umatnya rasa cinta tanpa sebab dan akibat. bahkan kadang diluar nalar dan logika manusia. Cinta itu pelangi setelah hujan, dinantikan indah kemudian hilang lalu dikenang.
Apa hanya sebatas itu perasaanku padamu?

Rasa syukur mengelayut ragaku, mencibir setiap sukma kemudian teriak akan kebebasan. karena bersamamu aku menemukan arti dari hidupku. Banyak problema yang mencoba membuat kita hilang. membuat rasa cinta dan setiap kenangan tak ada harganya. Tapi kita memilih untuk tetap berjalan. Apa alasannya? sederhana. karena cinta.

Cemburu yang meliar dalam jiwaku bergejolak melambangkan arti kesungguhan cinta. Itu usang jawabnya. Karena kadang manusia harus berjuang melawan dirinya sendiri ketika cemburu dan rindu bermuara di satu peraduan kisah dan pengalaman masa lalu. Tidak semua cerita cinta itu sama dan harus dipersamakan. Tidak semua perjalanan itu berakhir dengan kisah tragis yang sama. Masalahnya hanya karena kita bisa atau tidak untuk bisa percaya dan merelakannya.



Kekasihku, 
Maafkan aku atas segala ragu
Percayalah karena aku rindu
Itu caraku menjagamu
Untuk terhempas dr kisah masa lalu
Berjalan pd waktu tak menentu
Karena ini proses kesungguhan cintaku
Untuk menjadi beludru
Lembut, tenang menghangatkanmu
dalam sendu
dalam rindu
dan tak ada masa lalu.
Inilah prosesku
menuju penantianmu