Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Senin, 06 Juni 2011

LIFE MAPPING

Berdasarkan klasifikasi diatas, saya akan merencanakan kehidupan dengan menggunakan langkah-langkah yang menggambarkan keadaan sekarang. Myelesaikaan kuliah selama 5 tahun dan mengabdikan diri dalam sebuah organisasi yang menjadikan hidup saya lebih memiliki arti. Sampai kapanpun umur ada, akan ada organisasi yang menemani. Selesai kuliah 5 tahun dengan Indeks prestasi diatas 3 mungkin tidak mudah jika diraih mahasiswa yang berkomitmen menjadi aktifis. Namun berkat bantuan dan kerjasama seluruh orang yang berpengaruh dalam hidup, saya yakin akan dapat menjalankannya dengan mudah.
Dua tahun sebelum menyelesaikan kuliah, mengisi kegiatan yang menghasilkan uang dengan cara berbisnis kecil-kecilan atau bekerja yang tidak terlalu mengganggu kuliah dan organisasi yang telah di amanahkan kepada saya, adalah hal yang telah dilakukan. Dengan bekerja sebelum akhir kuliah, kita bisa belajar bagaimanakah sulitnya meraih sesuap nasi untuk melangkahkan hidup selangkah kedepan. Susahnya mencari oksigen untuk bernafas dalam satu kali hembusan. Dan belajar untuk susahnya hidup sebelum menjalani hidup yang sebenarnya setelah sarjana atau menikah nanti.
Dipikiran kebanyakan orang setelah mendapat gelah sarjana mungkin langsung menuju kearah menikah atau mencari kerja atau malah pulang kampung dengan membawa gelar yang dibanggakan oleh kedua orang tua selama beberapa tahun kuliah. Namun saya yang seharusnya dituntut memiliki pemikiran yang sama akan mengubah mindset hidup dengan akan melanjutkan pascasarjana yang tidak sesuai dengan bidang pendidikan saya kini. Politik. Bidang yang terdahulu saya impikan, akan saya buat kedalam sebuah perjalanan hidup saat pasca sarjana. Mungkin sedikit konyol seorang tamatan sarjana peternakan sebuah universitas besar, tidak konsisten pada bidang ilmu yang diambilnya. Namun saya akan berusaha keras menjawab pertanyaan itu dengan menyatukan dunia peternakan dengan politik. Karena saya yakin politik bisa berpengaruh kedalam seluruh bidang ilmu. Begitu juga peternakan.
Sasaran utama perguruan tinggi yang saya minati masih belum jelas. Tapi Negara Australia dan Perancis akan menjadi tujuan utama. Amin. Tentunya kuliah diluar negeri butuh dana yang tidak sedikit. Saya akan bekerja dan menikah sebelum tamat pascasarjana. Dengan siapa? Masih rahasia Tuhan. Setelah dari luar negeri lantas menikah, saya akan kembali ke Indonesia (sebagai pemuda yang nasionalis) membopong ilmu yang telah dipelajari di negeri orang. Lalu mencari tau bagaimana kah membangun bangsa ini di bidang peternakan dengan langkah politik agro yang telah saya miliki. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta sejarahnya. Pemuda yang besar adalah pemuda yang ingat negaranya dimanapun ia berada. “Jangan pernah menuntut apa yang bisa Negara berikan untuk kita. Tapi lakukan apa yang bisa kita berikan untuk Negara kita” meski harus belajar dari negara orang.
Sejak kecil saya terlalu banyak merangkai sebuah mimpi. Normal-normal saja jika terlalu banyak mengisi mimpi sebelum semua itu berjalan menghasilkan sebuah langkah di jenjang perkuliahan. Namun kini saya telah menemukan titik terang dalam sebuah cita-cita yang diolah sejak kecil. Menjadi seorang yang berperan penting untuk bangsa ini adalah menjadi seorang birokrat. Kenapa? Menjadi orang yang terlibat dalam birokrasi Negara yang miskin hati ini mungkin sulit mempertahankkan sebuah idealism yang saya miliki saat ini. Karena Negara kita sudah memiliki seribu contoh orang yang gagal mempertahankan idealismenya. Saat jenjang kuliah begitu keras menantang agama, namun saat terjun dalam sebuah birokrasi kenegaraan seakan lupa dengan fitnah-fitnah yang terlontar dari bibir penuh dustanya. Karena dinegara kita, hanya seribu satu orang yang dapat mempertahankan idealisme saat terjun dalam birokrasi. Itu akan menjadi tantangan tersendiri buat saya. Dapatkah saya menjadi satu orang yang lolos dari seribu?
Oleh karena itu saya lebih memilih kuliah di     Perancis atau Australia, karena kita harus mengambil banyak contoh dari kedua Negara tersebut. Lihat saja di perancis, karena terlalu nasionalisnya bangsa mereka, hampir keseluruhan dari mereka tidak menggunakan bahasa inggris. Namun mereka tetap menjadikan bahasa perancis sebagai bahasa sehari-hari mereka. Tidak seperti di Indonesia yang terlalu hina dengan bahasanya sendiri. Australia adalah Negara penghasil peternakan terbaik didunia. Karena mereka tau bahwa disitulah titik trepenting dalam kehidupan Negara mereka. Tidak seperti yang terlalu muak dengan hasil pertanian (penghasilan utama Indonesia) malah beralih ke bidang teknologi yang jelas-jelas bukan dasar dari Negara kita. Mungkin Negara kita terlalu malu untuk mengakui bertani adalah Indonesia. Indonesia adalah pertanian atau peternakan. Saya rasa, Indonesia terlalu bermimpi dengan prinsip hedonisme yang tak tersadar telah dimiliki oleh masing-masing warganya.

HIDUP PERLU DIUKUR DARI SEBUAH MIMPI. SEMAKIN KITA BERANI BERMIMPI AKAN MENCERMINKAN BAHWA KITA ADALAH PEMUDA PEMBERANI. RENCANAKANLAH SEBUAH HIDUP SEBELUM MIMPI ITU ADA BATASNYA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :