Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Senin, 06 Juni 2011

TUHAN 1

Mencoba untuk menanti hidup yang tenang di esok hari, mungkin sebuah hayalan yang sia-sia buat hidup. Karena sebuah kebahagiaan diciptakan karena kita ingin bahagia. Takdir. Susah membedakan yang mana takdir dan yang mana sebuah keinginan. Kadang takdir merealisasikan kehidupan dalam sebuah kebahagiaan. Namun keinginan, keinginan yang bersumber dari hati nurani mungkin adalah sebuah takdir yang nyata. Apa itu takdir? Sebuah mainan dalam kehidupankah? Sebuah realitas yang mungkin kurang kita terima dalam menjalani hidup… dan akan meninggalkan sebuah keserbasalahan yang membuat kita berontak dan menyesali sebuah takdir. Aku kadang merintih akan sebuah keinginan atau menangis pada sebuah tujuan… karena terkadang semua itu bersifat abstrak… Tuhan. Apa itu Tuhan? Sebuah symbol untuk kita berbuat kearah utara atau membuat hidup kita agar tidak keselatan. Mungkin semua itu adalah sebuah proses antara Takdir dan Tuhan. Simbiosis mutualisme… Terkadang Tuhan membuat sebuah takdir yang tidak kita inginkan dan memaksa kita untuk mencari kebenaran akan semua itu. Keinginan memang tak berpihak pada Tuhan… kata siapa? Kata aku sebagai manusia yang terus berkeinginan atau kata dia sebagai manusia yang selalu mengemis akan kebahagiaan. Hai bung… sebuah kebahagiaan itu perlu direncanakan… dan kebahagian tidak berdiri pada keinginan, Tuhan atau Takdir… Tapi kebahagiaan itu sebuah proses yang kita inginkan pada Tuhan dalam ikatan Takdir. Berbicaralah pada Tuhan… Selalulah menjadi orang yang berkeinginan… agar takdir berjalan pada sebuah jalan yang benar. Benar yang selalu kita inginkan, keinginan pada Tuhan.
Tapi kenapa saat ini aku masih memperdulikan takdir? Kalau memang itu adalah sebuah ketentuan… ada satu kata yang aku lupa yaitu bahwa aku adalah manusia  yang biasa… aku tak sadar kalau aku manusia yang selalu nafsu akan keinginan tapi bernyali kecil pada Tuhan. Aku lupa bahwa terkadang aku mengaku cinta pada Tuhan tapi tak percaya pada takdirnya yang akan datang. Dan saat kini aku percaya pada takdir tapi tak memiliki sebuah hayalan sebagai tanda sebuah keinginan. Apa yang ingin aku capai pada hidup sebenarnya? Kebahagian? Kepuasan? Atau hanya kebodohan yang aku lakukan tapi aku seolah sembunyi lalu berlari menutupi itu. Aku harus bangkit memerangi semua… memerangi ketidaktahuanku pada Tuhan… Karena Dia lah sosok yang nyata dalam kebahagiaan. T U H A N.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :