Mempertahankan kepercayaan seseorang ternyata jauh lebih sulit dari
meraihnya. Upaya dan tindakan apapun yang kita lakukan, kerja keras agar
dipercaya oleh orang lain akan terasa sia-sia ketika ada satu hal
konyol yang kita perbuat kemudian membuatnya kecewa.
Rasa
kecewa timbul karena ada sebab akibat sebuah kejadian. Meskipun hati
berteriak tentang sebuah penyesalan. Meskipun ketidaksengajaan menjadi
penyebab dan alasan untuk dimaafkan. Sebuah perjalanan panjang terasa
sia-sia dan hampa. Kita memohon pada Tuhan untuk mengembalikan waktu.
Memperbaiki kesalahan yang bisa menyebabkan kepercayaan seseorang hilang
dan mengalahkan berjuta kenangan akan kebaikan diri.
Tuhan.
Terima kasih atas rasa kecewa ini. Bahan instropeksi diri yang penuh arti. Pendewasaan sikap menuju perjalanan panjang.
Manusia
tidak bisa menuntut apa-apa selain mengambil hikmah. Itu yang saya
lakukan demi sisa-sisa perjalanan. Manusia tidak bisa meninggalkan
apa-apa dalam kematiannya. Selain menyisakan setiap kisah baik.
Untuk Dikenang.
Maafkan
aku telah menggoreskan tinta hitam dihati. Dalam renunganku, aku tak
bisa mentasbihkan segala rindu selain rasa sesalku. Jika ribuan tetes
air mata bisa menyembuhkan rasa kecewamu ataupun setidaknya
mengembalikan waktu. Aku rela mengisi hari ini dengan derai sendu.
Tuhan akan menjadi hakim atas ketidakadilan waktu. Aku pulang kali ini. Dengan sejuta kenangan kelabu.
Seribu waktu kebaikanku yang tertanam dalam hati dan ingatanmu. Akan hilang karena kesalahanku dalam lelahku.
Aku pulang. Pergi meninggalkan segala penyesalan. Menancapkan luka dan kehampaan.
Untuk dikenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar mu sangat berarti :