Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Kamis, 18 September 2014

Proses Kesuksesan

Siapa yang tidak mau kerja ditempat yang bergaji besar. dengan jabatan tinggi dan diperusahaan yang mempunyai nama besar. Itu menjadi impian dari semua orang. Siapa yang tidak mau kaya, punya istri dua, dengan segala sesuatu serba ada. Itu harapan semua orang. Siapa yang tidak ingin masuk surga, dengan sisa nama dibicarakan baik semua orang dan meninggalkan bekas harum sepanjang masa. Itu keinginan yang di inginkan. Siapa yang tidak mau masuk perguruan tinggi negeri favorit dengan jurusan yang diinginkan, apalagi dijanjikan pekerjaan.  Itu kemauan setiap orang.



Kesuksesan. Disaat diri dihadapkan pada sebuah ketidakadilan kenyataan hidup, dengki merasuk merajai hati. mengendari lisan serta pikiran kearah hidup penuh dengan fatamorgana. Pertanyaan yang paling sering timbul adalah. mengapa saya sampai begini? apa yang sebenarnya tidak saya miliki? sy sudah melakukan semuanya? kenapa saya begitu terpuruk diatas semua kebagahagiaan para sahabat, saudara dan rekan disisi saya. ... Apa yang sebenarnya sy butuhkan saat ini? apalagi pelajaran yang tidak saya dapatkan dari rintihan kejadian. Kadang saya merasa ketidak adilan begitu nyata. terhimpit semakin terjepit.

Saya diluluskan dari universitas ternama di indonesia, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan dibumbui dengan sejuta pengalaman pekerjaan serta pengalaman organisasi. Tak usah jauh-jauh melihat kakak tingkat dengan tebar senyum pesona kesuksesannya. rekan satu angkatanmu sudah ada yang berdasi emas berjas sutra dan berumah istana. Apakah saya masih pantas untuk menyalahkan nasib?
Saya mencoba melangkah sedikit kedepan melihat kedengkian. Kenapa orang yang berpendidikan lebih rendah dari saya lebih sukses dari saya. Punya mobil mewah dan sering untuk jalan-jalan keluar kota?

Itulah manusia ternyata. begitu diselimuti dengan sifat dengki atas kesuksesan orang lain. dan cenderung membahagiakan kesuksesan pribadi. kadang fikiran, waktu dan tenaga telah habis karena kita sibuk untuk membandingkan. segala upaya sudah dilakukan termasuk bersyukur. bersyukur mungkin sudah terdengar klise dan kehilangan makna lagi dan termakan oleh zaman.

Sadarkah kawan. bahwa manusia itu penuh dengan penilaian, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Ego kita begitu merajai segala opini dan pendapat yang membunuh mental menjadi mentah. kita hanya bisa menghakimi diri sendiri atas upaya serta rencana juga kita lakukan sendiri. timbulnya adalah bahwa kita lupa bahwa diri kita pun patut untuk dihargai. Apa yang sebenarnya kita lihat dari sisi rendahnya diri atas ketinggian orang? kita ini sombong yang hanya melihat manusia dari apa yang dicapainya saat ini.
Teman yang kaya dan sukses. sementara kita miskin dan terperangah nasib. Adilkah kita? jika kita membandingkan diri kita di awal muda dengan mereka yang sudah menikmati hasil dari sebuah jerih payah? Selama ini kita melihat kesuksesan orang lain dari hasil yang sudah diraihnya. kedengkian kita lupa dan menutup hati jika sebenarnya kesuksesan setiap orang itu dibentuk dari sebuah proses yang sangat panjang. Itulah egonya manusia. Membandingkan hasil dari sebuah proses panjang orang lain, dengan diri pribadi yang belum memulai apa2. Kita, manusia yang hanya mau enaknya saja. melihat hasil enak dari orang lain. tanpa perduli proses perjalanan perihnya untuk menggapai kesuksesannya saat ini.

daripada kita sibuk dengki terhadap hasil yang dicapai orang lain. lebih baik kita sibukkan diri untuk memulai sebuah proses, serta mempersiapkan kegagalan yang mungkin terjadi pada diri sendiri. jangan kau tanya seberapa besar kesuksesan yang sudah diraih oleh setiap orang. tapi tanyalah, bagaimana proses yang terjadi hingga kesuksesan itu terbentuk. Maknailah kisahnya, renungilah apa yang ad pada setiap keras perjuangannya, dan nilai lah ia dari setiap perjuangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :