Idul Qurban adalah waktu dimana Asas Kemahasiswaan Fakultas Peternakan dipertaruhkan
Aku bangkit, sadar dan mulai mempelajari semua materi yang berhubungan dengan idul qurban. Dan dihari selanjutnya, aku bak menjadi seorang profesor peternakan termuda yang pernah ada. Aku menggelegar diantara masyarakat yang haus akan keilmuan. dan aku bisa memperkaya pendidikan yang mahal. menyesal kulupakan ilmu ku bertahun-tahun hanya karena tekanan mental skripsi yang hanya hitungan bulan.
Kesadaran itu tidak hanya sampai diteori dan kata-kata. 1 hari menjelang idul qurban datang. Ketika teori dan kata-kata tak lagi dibutuhkan. Aku mulai ingin menunjukkan aksiku dengan lebel mahasiswa senior PETERNAKAN. Ku ajarkan masyarakat bagaimana caranya menentukan berat badan sapi hanya dengan mengukur lingkar dada dan panjang badan, Ku tunjukkan pada mereka semua bagaimana ternak yang sehat dan sakit. kuajarkan mereka bagaimana menentukan jumlah kg daging yang dihasilkan dengan berat sapi tertentu, ku berikan pengetahuan tentang perawatan ternak untuk kurban yg seharusnya. Aku satria dikala masyarakat sudah lupa akan pentingnya kata-kata. Masalah kembali datang ketika aku dihadapkan pada ciri masyarakat yang merasa lebih tau dan merendahkan seorang mahasiswa. "Mahasiswa itu kan teori, prakteknya belum tentu tau dan benar hasilnya". Perdebatan yang sangat menyayat hati terjadi pada orang yang mengaku pernah ikut pelatihan tentang "jogrok" sapi. Aku kalah dan memang tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika memeriksa cacing hati, seakan kedengkian timbul dan terjadilah perang antara praktisi dan akademisi. antara pikiran dan otot yang tak menyatu dengan hati. hati seperti mengatakan bahwa 100 teori dan penelitian seakan dipatahkan dengan satu praktek dari seorang ahli lapangan. akupun tak bisa membuat tali penyambung arah diantara keduanya. Semua berjalan. dan hasil membuktikan bahwa semua teoriku benar, jumlah daging yang dihasilkan sesuai prediksi. Keadaan sapi saat pemotongan mengalami regormortis yang parah karena tidak dipuasakan. Dan banyak teori lain yang dipatahkan yang akhirnya telah terjawab dengan waktu dan akal pikiran. Semua teori ku benar dan dibeli dengan waktu yang membahagiakan.
Setidaknya pelajarannya adalah:
1. Bahwa ternyata kita telah membuang ilmu dengan berjalannya waktu yang sebenarnya dapat dirasakan semua orang. Kita mengerti bagaimana kita dapat menghargai ilmu yang sudah kita pelajari dengan cara menghibahkannya pada banyak rakyat. dan berujung pada kesadaran bahwa kita tidak mendapat apa-apa dalam pendidikan yang kita bayar dengan harga mahal. Kitalah yang menujual murah ilmu dengan cara tidak mempelajarinya.
2. hal yang paling penting adalah bukan bagaimana kita mempertahankan akan kebenaran teori dan penelitian dihadapan orang yang kita tau salah. Tapi hal paling penting adalah bagaimana kita tersenyum untuk menghargai pendapat mereka. Sakit memang yang seakan kita direndahkan. Tapi gandenglah ia bersama waktu yang akan menjawab sebuah kebenaran.
MARI HARGAI ILMU YANG SUDAH KITA PELAJARI YANG SEBENARNYA DI BUTUHKAN OLEH BANYAK ORANG. MENGHARGAI PENDAPAT ORANG LAIN YANG MERASA BENAR JAUH LEBIH PENTING DARI PADA KITA EGO PADA SUDUT PANDANG PRIBADI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar mu sangat berarti :