Eksistensi status RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
GAN! Belakangan ini RSBI menjadi trend
status di beberapa sekolah, baik
tingkat dasar, menengah pertama, ataupun menengah atas yang ada di wilayah
Yogyakarta. Sebut saja SMAN 8 Jogja, SMAN Teladan Jogja, SMPN 8 Jogja,
serta SDN I Jogja?.
Beberapa sekolah memberikan alasan bahwa program RSBI diberlakukan sebagai
wujud membangun diri dalam menghadapi proses globalisasi, meningkatkan skill
bahasa inggris siswa. Alasan lebih lanjut, dengan diberlakukannya program RSBI siswa
memiliki bekal atau dasar, apabila kedepannya akan melanjutkan sekolah ke luar
negeri.
Pada kenyatannya, program yang memiliki
visi untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia belum relevan dengan misi yang
dilakukan. Menurut keterangan dari beberapa siswa yang sedang belajar di program
RSBI ataupun yang sudah menjadi mantan dari program RSBI, khususnya di wilayah
Yogyakarta berpendapat bahwa sarana dan prasarana
pembelajaran masih sangat kurang. Kurikulum yang diberikan memberatkan para
siswa, karena mereka harus mempelajari kurikulum nasional serta kurikulum
internasional. Meskipun mengikuti program RSBI, tetap saja persyaratan
kelulusan masih menggunakan kurikulum nasional. Sekolah lebih memfokuskan siswanya
untuk menguasai bahasa pengantar dalam pembelajaran, bukan materinya. Biaya
yang dikeluarkan untuk program ini sangat mahal, padahal fasilitas yang
didapatkan masih belum memenuhi syarat. Siswa merasa program dari sekolah sebagai media pengekspresian diri tidak
diperhatikan, karena sekolah hanya menekankan pada pencapaian nilai akademis saja. Sedangkan untuk
kesuksesan belajar siswa di sekolah, sebaiknya memperhatikan aspek kognitif,
afektif, serta psikomotorik yang seharusnya dikembangkan bersama-sama secara
seimbang.
Manurut beberapa dosen dari
Universitas Gadjah Mada, lulusan dari RSBI tidak semuanya memiliki standar
kompetensi yang baik. Hal itu dapat dibuktikan melalui penjaringan mahasiswa
baru melalui jalur SNMPTN kemarin. Bahwa mahasiswa baru yang masuk kedalam
perguruan tinggi neggeri didominasi oleh siswa yang berasal dari program
reguler. RSBI tidak selalu menjamin kwalitas para siswa. Semua siswa dari
program apapun apabila pribadinya berkeinginan untuk belajar serta berusaha dengan baik tentu akan
memiliki kwalitas serta standar kompetensi yang bagus. Untuk kedepannya program
RSBI tidak masalah untuk terus dilaksanakan. Asalkan pelaksananya relevan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jangan sampai hal-hal yang telah dikorbankan
oleh berbagai pihak menjadi sesuatu yang hanya sia-sia. Karena untuk program
ini orangtua siswa mengeluarkan banyak uang demi kwalitas pendidikan
putra-putrinya. Pihak lain yang lebih vital berhubungan secara langsung adalah
siswa itu sendiri. Siswa yang tidak diberikan ruang gerak dalam berekspresi,
akan menimbulkan tekanan untuk dirinya sendiri. Jangan sampai demi mengejar
sebuah nilai, kekreatifan siswa terhambat. Sekolah harus bisa menyeimbangkan
antara porsi belajar, serta porsi kegiatan lain yang tujuannya untuk
mengembangkan bakat serta minat para siswa. Sekolah akan menjadi sangat egois
serta otoriter apabila hanya mengejar indeks nilai , serta mengesampingkan
hal-hal lainnya. Ada hal yang perlu diwaspadai menyangkut penggunaan bahasa
inggris sebagai pengantar dalam penyampaian materi pembelajaran. Korelasinya
adalah, bahwa bahasa identik dengan budaya. Apabila bahasa pengantar yang
digunakan menggunakan bahasa inggris, otomatis siswa akan mulai mempelajari
serta mengenal budaya barat. Sedangkan dapat kita ketahui bahwa budaya barat
ada yang mengandung unsur negatif serta unsur positif, tinggal bagaimana siswa
akan menyerapnya. Disinilah peran guru serta sekolah sangat penting untuk dilakukan. Siswa perlu dibimbing serta
diberi pengawasan secara intensif.
Tidak terlepas dari
kerugian-kerugian yang timbul dengan adanya program RSBI, pasti ada keuntungan
yang diperoleh. Menurut beberapa siswa alumni dari program RSBI, khususnya yang
berada di wilayah Yogyakarta, berpendapat bahwa dengan program ini membuat
skill bahasa inggris mereka semakin bagus. Mereka lebih matang dalam memanajemen
waktu, karena saat sekolah dulu sudah terbiasa dengan kesibukan-kesibukan dari
program serta kebijakan dari RSBI. Materi yang didapatkan tidak hanya terbatas
pada standar nasional, namun juga standar internasional. Sehingga ada
pengetahuan baru mengenai materi yang
dipelajari oleh siswa dari luar negeri. Beberapa siswa menjadi perwakilan dari
sekolah untuk melakukan pertukaran pelajar. Negara yang biasanya dituju adalah
Jepang dan Singapura. Kuota siswa dalam masing-masing kelas tidak terlalu
banyak, sehingga belajar di sekolah menjadi lebih efektif dan kondusif. Selain
itu siswa dari program RSBI diberikan kesempatan khusus untuk mengikuti SNMPTN
jalur undangan.
Apapun tujuan dari diterapkannya
progaram RSBI, jangan sampai program itu memperbudak kita semua dengan mengeser nilai-nilai
budaya luhur, salah satunya adalah dari segi bahasa. Jangan biarkan siswa
menjadi korban dari ambisi sekolah, sebagai wujud eksistensi yang ingin
dicapai. Seharusnya program RSBI menjadi suatu wadah yang mampu meningkatkan
standar pendidikan, dengan segala kerelevanan yang mampu dilaksanakannya.
Bagaimanapun juga, siswa adalah seseorang yang memiliki rasa, karsa, serta
lara, dimana segala hal yang menyangkut perkembangan emosional siswa tidak
boleh diabaikan begitu saja. Sudah semestinya siswa diberikan ruang gerak untuk
mengekspresikan segala kemampuannya. Sekolah harus mengemas keterampilan siswa
dalam wadah yang selayak mungkin. Jangan sampai alih-alih untuk meningkatkan
standar pendidikan dengan menggunakan program-program internasional , menimbulkan
kerugian untuk banyak pihak. Alangkah lebih baik kita meningkatkan kwalitas pendidikan di Indonesia dengan cara membangun
serta memperkuat kurikulum nasional, supaya kwalitas
pendidikan dalam negeri setara dengan kwalitas pendidikan dari luar negeri.
RSBI akan menjadi program yang percuma, apabila kwalitas pendidikan yang dimiliki
oleh sekolah nasional dengan program RSBI tidak mampu menyamai standar pendidikan internasional. Lalu apa gunanya
sekolah mengikuti program RSBI??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar mu sangat berarti :