Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Kamis, 04 April 2013

Mahasiswa "yg" Malang



Saya berbagi pengalaman yg saya alami di kampus saya tercinta, Fakultas Peternakan UGM.

Saya sangat menyadari sekali bahwa memang karakter sy sangat tidak baik, tidak sopan, kurang ajar, atau less behavior. Saya sangat sadar itu. Saya mungkin hanya dapat menyalahkan diri saya sendiri mengenai hal ini. Karena secara psikologis, mungkin hanya saya dan diri saya yang tau mengapa dapat begini dan sampai seperti ini dan bagaimana cara menanggulanginya. Karena hanya saya yang tau diri saya.

Saya mengambil Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan (Agribisnis Peternakan) karena saya merasa di sanalah saya memiliki keahlian dibanding 3 program studi lain di fakultas saya. Di ProgStud saya memiliki 2 laboratorium dimana dalam setiap laboratorium memilik 5 dosen pengampu. Yaitu lab. Agribisnis Peternakan atau ekonomi dan Lab. Komunikasi dan Pembangunan Peternakan atau sosial. saya merasa memiliki kemampuan dibidang ekonomi. Oleh karena itulah saya mengambil judul skripsi berbau desus ekonomi yang untuk beberapa orang sangat menyimpang dari Fakultas PETERNAKAN. "Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan nasabah (peternak) dalam meminjam kredit modal kerja di BPD DIY". Saya sangat tetarik dengan penelitian/skripsi mengena itu. Alasannya karena saya suka. Akhirnya Bu Tri Anggraini Kusumastuti (Bu Tutuk) yang jadi pembimbing 1 saya dan saya memilih pembimbing 2 dari Lab. Komunikasi dengan alasan rekomendasi dari pembimbing satu, lebih teliti dan agar dapat menambah pemikiran baru karena berbeda lab. Siti Andarwati. Saya senang, pembimbing pun senang dg judul skripsi saya. Skripsi saya sangat bagus dan pembimbing akan mempublish skripsi saya di buletin UGM karena skripsi saya yang luar biasa. Sayapun bangga. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas disini.

Pembimbing 1 sudah ACC skripsi saya setelah sekian lama dan cukup membawa kegalauan yg hebat, namun saya bangga lagi. Beralih kepembimbing kedua, beliau mengajak diskusi untuk koreksi yg kedua kalinya. dan beliau mengatakan:
"Ibu sudah koreksi secara garis besar skripsi mu. Benang merahnya masih belum nyambung. Karena ibu berbeda pemikiran dengan bu Tutuk, jd klo dipaksakan akan sangat lama, jd kamu siap2 langsung ujian saja. Bu Tutuk (Tri Anggraeni) pun sudah cukup sabar. Semua dosen Ekonomi, gak ada yg suka dengan kamu, ibu yakin kamu tau itu. Mereka semua sudah ngomong dengan ibu. Jadi ibu yakin kalau kamu ujian nanti, kamu bisa saja gak dapet A. atau bahkan gak lulus, karena mereka sudah gak subjektif dengan kamu. Jadi pressure kamu lebih tinggi dari mahasiswa lainnya. Kamu harus ujian dg baik, baik aja belum tentu A. apalagi gak baik. Sekarang ibu langsung tanya, menurut anton, skripsimu gimana? kalo kamu sudah siap ujian tinggal bilang aja dg ibu. nanti ibu langsung ACC dan kamu ujian. terserah kamu aja maunya kapan. Ibu dan bu tutuk ini dosen yg paling sabar di Fakultas ini pun sudah gemes sama behaviour kamu. Kamu ngerasa ada yang salah gak dengan sikap kamu. Kamu tu kurang ajar dengan semua dosen. Sekarang kamu buat draft saja utk persiapan ujian. Ini ibu kasih draftnya, dan kamu harus menguasai ini/ kalau kamu udah menguasai ini, baru ibu acc. Ibu ini sudah baik kekamu. Mungkin klo dosen lain akan cuek ke kamu. dan ibu pun bilang ke bu tutuk yg sudah mau nyerah dg kamu "sabar aja bu, kalau kita pun nyerah, trus siapa lagi yg mau bimbing dia".
Satu jam setengah saya diskusi dg bu andar. Kalimat diatas hanya ringkasan. Banyak hal lain yg beliau ungkapkan. Beliau lebi menasihati akan memang kepribadian saya yang harus di perbaiki. dan sayapun tertunduk dan mengakui itu. Nasihat beliau luar biasa. Dan kalimat terakhir yg keluar
"Anggap saja hari ini hari terburukmu, tp ibu yakin kalau kamu gak akan bisa melupakan hari ini ketika kamu sukses nanti. Jadikan sikap burukmu itu pelajaran utk perubahan kamu".
Kalau dibilang down, jelas down. Rasanya mau berenti kuliah. seperti yg sy bilang diawal. perjuangan utk bisa di ACC dengan bu tutuk aja butuh perjuangan yang sangat membuat aku stres. Aku keluar dr ruangan dan menyendiri.

Satu hal yang aku lakukan saat itu adalah insropeksi tentang diriku, tentang skripsiku, tentang kuliahku, tentang masa depanku, tentang keluargaku, dan tentang tentang.

Aku mencoba analisis apa yg membuat 5 dosen ekonomi tdk suka dg ku, ini hanya dugaanku saja yg mungkin membuat mereka marah sama saya, karena kita harus menyadari kesalahan utk dapat memperbaikinya. Semoga sy bisa instropeksi, dapat dapat merubah diri saya:

1. Prof. Sudi : Awalnya saya memilih beliau untuk jadi pembimbing 1 dan bu tutuk pembimbing 2. Sudah 2 bulan berjalan dan menginjak tahap ACC proposal penelitian, ada masalah. pemikiran beliau berbanding terbalik dg bu tutuk. dan saya rasa ini membahayakan. Beliau ingin A, bututuk ingin Z. Mungkin beliau merasa kesal karena saya ini orgnya ngeyelan dan susah utk diberitahu. tp setelah sy menimbang menurut saya bu tutuk lebih sesuai dengan penelitian yang saya mau. lebih satu pikiran. konsep kitapun sama. sampai akhirnya Bu Sudi berkata sampai sudah kesalnya
"Kalau ibu maunya begitu, ibu ini udh puluhan tahun ngajar, jd ibu tau nya begitu. kalau kamu pertahankan itu, itu akan salah. Kita ini Fakultas Peterakan, bukan Fakultas Ekonomi. Ibu ini sudah pengalaman dengan penelitian seperti ini. Kalau kamu masih mau dg ibu, yah begitu konsepnya. Kalau ngeyel punya aturan sendiri, silahkan cari dosen lain. Ibu sudah gemes ngasih tau kamu".
dengan tegas dan sedikit kesal aku jawab
"terima kasih bu, kalau ibu sudah nyerah, sy minta maaf bu, nanti sy cari dosen lain saja".
Aku keluar ruangan dengan rasa kecewa. sampai detik ini beliau kalau ketemu saya seperti acuh, mungkin sy sudah terlalu menyakiti hati beliau. sy minta maaf ya bu

2. Dr. Rini : Dosen ini dosen dewa, gak mungkin marah dengan saya. Keibuan banget, baik banget. lagian saya juga gak akrab dengan beliau. saya gak dibimbing beliau. karena beliau gak mau. sudah penuh bimbingan mahasiswa. Sudah Full.

3. Dr Suci : Beliau mantan pembimbing PKL saya, dan beliau memang tidak suka dengan saya karena menurut beliau saya kurang ajar dengan beliau. Beliau sempat minta ganti penulisan nama lengkapnya di Laporan PKL, saya sudah rubah dan yakin sudah merubahnya. tp kenapa yg tertempel di laporan tetap nama yg salah "paramitha" dengan "paramita". mungkin saya teledor. padahal beliau sudah mengultimatum saya betapa pentingnya kebenaran nama dalam sebuah dokumen penting. Yah setelah kerja keras. PKL sayapun di ACC. Sama seperti bu sudi. setiap ketemu saya pun, saya senyum, beliau acuh. kata bu andar beliau pernah bilang
"gimana skripsi anton? saya penasaran sebagus apa skripsi dia. kalau udah selesai saya mau jd penguji skripsi dia".
DAMN! Dulu saya juga sempat meminta beliau jd pembimbing skripsi saya karena saya ditolak dengan bu Sudi. Beliau malah mengalihkan ke dosen lain dg alasan dosen lain lebih menguasai materi. beberapa hari kemudian beliau bilang
"alasan sy menolak sebenarnya bukan karena sy tidak paham tentang skripsimu. karena saya males jd pembimbingmu dan menurut sy bu ani lebih tepat menghadapi orang seperti kamu".
Lagi-lagi sy tertampar dan instropeksi diri. sudah ada 2 dosen menilai sy ini buruk. dan saya tidak mau memilih bu ani, karena bu sudi bilang, bu ani belum boleh menjadi pembimbing karena masih baru. Bu Suci tau kalau saya gak pilih bu Ani. MUNGKIN beliau tidak suka dan beranggapan saya merendahkan bu Ani. Bu Suci dan Bu Ani ini sudah Soul Mate banget.

4. Dr Tutuk : Ini dosen sama kayak bu Rini. Sabar dan Jawa Banget. Love her. saya pilih beliau dari pada bu Rini, karena beliau lebih mengerti tentang Bank menurut saya. Love her against. Saking baiknya, saya merasa bahwa skripsi saya beliau yang buat, bukan saya. memang tidak mendidik sih. ya ada untung dan ruginya. Dosen paling sabar seperti inipun pernah kesal dg sy. Sy pun sampe mikir kenapa yah.

5. Ani, Ph.D : Beliau dosen muda dari yg lain. saya tidak mau milih beliau karena bu Sudi pernah bilang klo beliau belum bisa jd pembimbing, Ternyata sudah bisa. Padahal menurut saya meskipun muda, beliau keren dan saya cocok dg kepribadian beliau. Bu Suci benar pernah bilang kalo saya cocok di bimbing beliau. saya juga punya masalah dengan beliau. waktu matakuliah seminar, saya mempresentasikan proposal skripsi dengan apa adanya karena bebentrok waktu yg tidak memadai. beliau pun menganggap penelitianku bagus tp aku gak ngerti apa-apa. Namanya persiapannya asal-asalan. dr pada gak presentasi. ternyata dibelakang saya, beliau menghadap Bu Suci yang merupakan mantan calon pembimbing saya. Tujuan beliau utk tanya ke Bu Suci perihal ke kacau an proposal penelitian saya yg sy seminarkan. Bu Suci Kecewa. Karena Bu Suci jelas menolak saya, tapi malah saya nekat mengumumkan di audience kalo Bu Suci pembimbing saya saat seminar proposal skripsi. lagi-lagi karena saya gak bisa berbuat apa-apa. Terpaksa. Ternyata Bu Suci Bilang
"saya belum menyatakan setuju utk jd pembimbing anton, kok dia gak sopan mencantumkan nama saya sebagai pembimbing di saat presentasi seminar skripsi". Lagi-lagi saya instropeksi diri.

Saya mengambil langkah keluar ruangan bu Andar setelah diskusi ke dua. Dan saya mulai fokus dan mencerna kata2 Bu Andar yg luar Biasa. Jadi saya mengoreksi skripsi saya sendiri dan meminta bantuan teman2 yang mau koreksi skripsi saya. Saya belajar sendiri dan mandiri sampai saya merasa ke diri saya, saya siap ujian. dan saya akan ke Bu Andar untuk minta ACC dan saya terpaksa ujian dengan keadaan yang mengkhawatirkan. yang hanya bisa menyelamatkan saya, semoga penguji saya keduanya tidak dari lab ekonomi dan bukan dari bagian dari dosen yang tidak suka dengan saya. Tuhan tau kok kalau saya bersungguh-sugguh. Dan saya hanya minta yang terbaik dari Tuhan. Dan Tuhan tau bahwa saya sangat belajar dari semua ini.

Itulah cerita dari analisis saya, lagi-lagi itu hanya pemikiran sy pribadi yg mungkin menyebabkan mereka gak suka saya. sy mau tidak mau akan instropeksi bukan hanya utk skrips ini. tp untuk hidup kedepan. bagaimana kalau kalian jadi saya? Stres? Mau bunuh diri? Atau apa yang kalian lakukan? Yang menjadi pemikiran saya hingga saat ini adalah. Kok dampak nya sampai sebegini hebat yah? Saya juga mahasiswa yang tidak hanya butuh di ajari tapi butuh di didik. Bu Tutuk dan Bu Andar memang the best buat saya. Karena memang orang terbaik yang dipilih Tuhan untuk Saya. Saya memang tidak bisa membalas apa-apa. Tuhan yang tau betapa saya mencintai Ibu. Terima kasih untuk menjadi yang terbaik buat mahasiswa terburuk seperti saya.

Saya menulis ini hanya curhat tanpa bemaksud apapun. Ada kepuasan pribadi. Silahkan komentarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :