Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Senin, 23 April 2012

Menanti CINTA


Kupersiapkan diri menanti mentari pagi. Memberikan harapan yang sebenarnya sudah lama hilang. Ku buka pintu dan duduk penuh impian. Genteng-genteng rumah bergoyangan, angin kencang datang tak pernah senang. Pintu menabrakku luput sudah masa depan. Aku masih terbayang-bayang wajah yang kian menggerayang malam. Aku terbangun di pagi ini bukan tanpa alasan. Hati kembali bergumam. “sosok mana yang membuat kau lupa akan tenangnya malam? Jantung ikut berontak semakin berdetak tak punya otak. Darah mengalir deras melindas-lindas organ dalam tanda tidak tenang. Waktu mana lagi yang akan aku hancurkan untuk menindas-nindas kenangan yang tak berangan. Prosa cinta hanya bermain-main saja. Pandangan masih gelap tapi bayangan masih benderang. Apa mungkin wajahmu sulit untuk dilupakan. Selalu mengganggu dan semakin lama akan merusak pikiran. Kuhadapkan tembok persis didepan wajah, kubenturkan kepala namun wajahmu tak juga reda. Perlukah ku jatuhkan lonceng diatas kepala lalu kepalaku pecah? Otak berceceran dan di syaraf yang mana wajahmu tersimpan. Kupandangi pelan-pelan garis lurus mata, membentur kaca rumah sebelah. Aku melihat kembali wajahku. Kau melihatku dari balik kaca jendela, apakah itu rumahmu? Ilusi. Kusenderkan pikiran pada sebuah tiang, kupeluk dan kudekap ia mesra.  Kucumbu sampai melenguh. Uh. Cinta menuntut kenyataan. Ada sinar tiba-tiba datang dari sudut mata memandang, mentari muncul memberikan harapan. Tapi akankah membuat aku lupa pada lukisan wajah yang tersangkut dikepala. Panas bara matahari aku rasa tak akan mampu menghapuskan bayanganmu dalam pikiranku. Tiba-tiba muncul sebuah harapan, mencoba berjalan kedepan menabrak perbukitan yang sejak tadi kupandang. Karena mentari terletak dibaliknya. Ku harap kudekat semakin membara panas yang aku rasa. Agar pikiran ini melepuh. Sia-sia. Kubalikkan badan dan kuterjang semua hayalan. Kudobrak pintu demi pintu rumahku demi sebuah kenyataan bahwa dibalik pintu kesepuluh akan ada masa depan yang lebih indah dari pada memikirkannya. Aku masih terduduk dipintu pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :