Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Senin, 23 April 2012

Manusia Sampah


Saat ini aku kembali berdiri menapaki hari demi hari. Seakan pucat dan bias oleh sinar mentari yang ternyata kembali bersinar lagi. Aku baru sadar ternyata pagi telah kembali lagi dan aku hanya berdiri tegak menapaki mimpi. Maafkan aku atas hidup yang selama ini aku terpaki karena aku rasa itu kemampuanku dan ternyata aku hanya bisa diam tak berbuat apa-apa dalam hidupku ini. Saat aku mencoba kembali melihat manusia yang tersenyum dengan keadaanya yang bahagia, dan aku Cuma bisa diam bediri manis sambil memberikan senyum terindahku. Tapi lagi-lagi aku hanya diam. Salahkah aku jika aku selalu memuji dan terpaku melihat keindahan manusia sementara aku tertawa dalam keterpurukanku yang tak berdaya tak bisa apa-apa. Aku kembali lagi tersenyum melihat sebuah keanekaragaman mimpi indah pada semua manusia. Mencoba menebak bahwa akhir pada hidup mereka semua adalah garis yang telah mereka ukir saat ini dan aku kembali merenungi bahwa aku tak berbuat apa-apa. Bagaimana cara untuk membuat hidup ini berharga dan mempunyai nilai jika aku terus saja menilai akan kebaikan tiap orang dan aku selalu merasa hina. Menanti mati disini seakan lelah menatap masa depan karena aku berfikir diriku sampah yang sengaja ditimbulkan karena memang aku harus ada bukan karena aku memiliki arti yang hingga kini aku tak mengerti. Hmmm, terlalu termangu hingga aku terlelap melihat indahnya semua manusia dan aku hanya bisa terpuruk disini. Aku ini siapa? Berlagak heboh dan gaduh pada semua keramaian tapi sebenarnya aku bisu dalam sebuah kesendirian. Aku sepi, aku sendiri dan aku sudah terpuruk pada dunia ini. Aku disini hanya terdiam lalu menyalahi masalalu sehingga aku murka pada tiap manusia di masalalu yang menjadikan aku sampah saat ini. Aku kembali memaki diriku sendiri. Mereka semua bisa membuat menara indah pada sebuah mimpi sedangkan aku menjadi bias akan sebuah prestasi lalu apa yang bisa aku banggakan pada hidupku saat ini? Aku merasa sunyi dan sendiri seakan tak pernah ada orang yang mengerti. Karena aku lagi-lagi sendiri. Mereka berlari tapi aku hanya bisa merangkak, mereka tertawa namun aku hanya bisa tersenyum, mereka memukul aku hanya bisa menyentuh, lalu apa yang bisa menjelaskan bahwa hidupku adalah manusia? Aku merenungi seakan memang benar bahwa aku disini terlambat untuk bermimpi. Aku takut pada diriku sendiri, aku takut pada mimpi-mimpi ini. Aku takut pada semua orang yang semua sudah berlari dan aku masih memegang tongkat untuk berjalan. Karena kebenaran yang hakiki untuk hidupku sudah tak ada lagi.
Tuhan. Aku merasa engkau telah berlari dan membiarkan aku disini? Dan apakah kau telah jemu melihat sampah ini tak berani dalam kehidupan ini? Atau kau telah muak memberikan kesempatan pada hambamu yang rindu akan mimpi ini? Tuhan. Aku merasa sulit untuk berlari padamu dan mengapa semua ini terjadi Tuhan. Aku hanya ingin kau tetap disisiku menjadi teman terbaikku tapi iblis dalam diri ini selalu menjadi akrab saat Kau mulai mendekat dan menjadi musuh saat Kau pergi jauh. Aku bingung pada hidupku sendiri Tuhan. Setidaknya aku mendapatkan sebuah pelajaran bahwa aku harus berani melawan semua hidup ini, aku harus menerjang akan mimpi yang sudah lalu lalang bahkan menghilang. Kakiku sudah patah Tuhan untuk mengejarmu. Hatiku sudah beku saat aku ingin menangis menyembahmu. Bahkan otakku sudah gila bahwa Kau sudah tak ada. Aku sepi Tuhan. Aku sendiri Tuhan, manusia pergi karena aku keji. Mereka segan karena aku bertemankan setan. Tuhan. Hanya ini yang dapat aku lakukan. Dekaplah aku saat aku tak memiliki siapapun. Biarkan semua orang pergi meninggalkanku tapi kumohon Tuhan. Jangan Engkau berlari dariku karena aku merasa sempurna didekatmu meskipun manusia menganggap aku tak bisa apa-apa. Tuhan salahkah jika aku mengeluh pada rinduku pada masalalu. Lalu kenapa kau membiarkan aku dewasa tapi Kau tak memberikanku apa-apa. Seakan aku tak punya bekal dihidupku saat ini. Aku kosong dan merasa tertinggal bahkan merasa hina pada setiap manusia yang ada. Mereka semua sempurna dan Engkau berikan mereka kapur tulis untuk mereka membuat garis hidup mereka masing-masing sementara mengapa Kau tak memberikan apapun padaku? Dimana letak unsur-unsur manusia pada hidupku yang kini telah dewasa. Tuhan. Kembalikan hidupku kemasalalu karena aku takut dan ngeri jika harus bertempur pada mimpi dengan manusia yang semuanya memiliki amunisi. Dan aku dipaksa untuk jadi seorang pendekar yang bertangan kosong. Aku pasi Tuhan. Semua manusia disekelilingku hanya memberikan kebohongan padaku seolah mereka adalah belahan jiwaku. Tapi aku masih merasa kosong dan tak punya siapa-siapa. Berikan aku petunjuk Tuhan agar aku menemukan diriku di manusia lain agar aku punya teman dalam melangkah dan dapat membopong hidupku karena aku patah. Aku patah. Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :