Indah

Memulai cerita hari ini dengan sebuah kata terindah. "Perjuangan"

Senin, 02 April 2012

Nasib/ Takdir


Pagi ini aku kembali bangkit merasa kesakitan dan ingin aku berteriak melihat bunga tidak lagi ada ditangan. Sering aku murka pada Tuhan atas apa yang aku harapkan. Kejanggalan dan kebodohan yang selama ini aku rasakan. Rasa. Kenapa aku memiliki rasa yang bebeda. Mencintai dan dicintai tidak pada semestinya. Ingin dimengerti tapi diriku ini objek atau lebih tepatnya pesuruh untuk mengerti semua benda. Memang sangat lucu ketika semua benda kita bilang sebuah percobaan.

 Tapi kenapa kali ini nasib yang menjadi taruhannya. Nasib dipermainkan dan nasib diperjualbelikan dalam kehidupan. Berontak. Seringkali aku berontak di pagi hari. Namun mengapa ketika si kumbang hilang tanpa ada di asuhan kini aku merintih. Apa aku bisa dibilang pecinta? Pecinta yang tak merindu surga. Karena surga menginginkan kebenaran, tapi kali ini hidupku salah. Hidupku salah dalam menghidupi. Hidupku salah dalam mengarti semua ini. Kecerobohan. Mungkin kata yang tepat dalam mengungkap semua ini. Kecerobohan di pagi hari yang telah aku jalani semenjak ada kumbang berdua disampingku. Disamping tidurku. Ingin aku menghirup nafas yang keluar dari nafas sang kumbang. Ingin aku memeluk, merasakan bahkan menikmatinya. Tapi aku yakin semua ini kesalahan, aku saat ini sedang tidak jalan pada rel yang dulu pernah aku injak. Dan ini kembali lagi sebuah kecerobohan. Kecerobohan memaknai cinta.

Lalu dimana posisi Tuhan berada? Apakah Tuhan hanya hadir sebagai pengamat lalu murka saat kematian datang menjemput kumbang? Atau Tuhan saat ini memberikan sebuah azab atas nama kenikmatan. Sungguh, sungguh aku buta dalam mengartikan semua ini. Buram dalam kenikmatan dan mengetahui dimana posisi Tuhan… Dasar bodoh. Tuhan itu selalu dihati tapi tak menyatu dalam raga ini. Sehingga diri kita selau dibuat terombang ambing dan dipaksa untuk tau keberadaan-Nya. Namun mengapa harapanku hilang pada hidup ini. Ketika melihat sesosok kumbang menjelma seakan Tuhan. Sungguh sangat sempit sekali aku memaknai arti kumbang di hatiku. Mungkin si Bunga ini hanya diciptakan untuk merintih dan dibiarkan untuk berharap pada sebuah cinta yang tak mungkin. Cinta bukan karena Tuhan ketika aku melihat kumbang dihadapanku. Oh Tuhan….. dia mendekatiku. Hati ini mati atau bodoh. Aroma tubuhnya seakan menjelma menjadi setan bukan Tuhan. Aku masih mencari apakah kumbang itu Tuhan atau setan untukku. Karena aku yakin T U H A N dihatiku bukan padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar mu sangat berarti :